Sosialisasi Pendidikan Seks, BKKBN Terbantu Film Dua Garis Biru

Dampak pernikahan dini bisa menjadi beban negara lho, guys

Malang, IDN Times - Deputi Bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) BKKBN, Dwi Listyawardani mengungkapkan, pihaknya merasa terbantu dengan adanya film Dua Garis Biru dalam mensosialisasikan pendidikan seks sejak dini.

"Artinya, cara kita mensosialisasikan itu supaya bisa diterima oleh sasaran kita. Terutama remaja dan keluarganya itu. Harus variasi, di antaranya melalui film ini," ujarnya saat ditemui di Swiss-Belinn Hotel, Malang, Jawa Timur, Selasa (16/7).

1. Film Dua Garis Biru bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang

Sosialisasi Pendidikan Seks, BKKBN Terbantu Film Dua Garis BiruIDN Times/Axel Jo Harianja

Menurut Dani, film Dua Garis Biru bisa menjadi pembelajaran bagi semua orang dalam menerapkan pendidikan seks sejak dini. Ia mengatakan, banyak aspek yang dapat digali dalam film tersebut seperti halnya aspek putus sekolah, aspek kesehatan reproduksi dan sebagainya.

"Nah, saya melihat (film) ini bagus sekali karena sifatnya itu nggak menggurui. Tapi, itu menjadi pembelajaran bagi semua orang yg menghadapi persoalan itu," jelasnya.

Lebih lanjut, Dani menuturkan, pihaknya terus berupaya agar semua masyarakat di Indonesia untuk menonton film Dua Garis Biru.

"Justru menonton orang semua, biar tahu," tuturnya.

Baca Juga: 7 Risiko Kesehatan dari Pernikahan Dini, Tolong Pikirkan Baik-baik Ya!

2. Dampak pernikahan dini bisa menjadi beban negara

Sosialisasi Pendidikan Seks, BKKBN Terbantu Film Dua Garis Biru(Ilustrasi pernikahan) IDN Times/Sukma Shakti

Pendidikan seks sejak dini penting diberikan agar anak terhindar dari dampak pergaulan bebas. Psikolog Roslina Verauli mengatakan, film Dua Garis Biru menggambarkan budaya masyarakat Indonesia yang tertutup soal seks. Menurut dia, remaja juga perlu diedukasi mengenai arti tanggung jawab membentuk keluarga.

"Tayangan film ini menggambarkan drama keluarga. Ketika anak dan orangtua tinggal serumah, tapi secara emosional terpisah. Di Indonesia, kita gak pernah membahas seks secara terbuka. Budayanya malu. Akibatnya, banyak remaja yang terperosok karena minimnya pengetahuan," kata Verauli usai nonton bareng film Dua Garis Biru, Kamis (12/7).

Menurut Verauli, mendekati anak-anak dan remaja saat ini tak bisa sekadar by text book saja. Mereka perlu diajak diskusi mengenai pentingnya menjaga organ reproduksi, pendidikan seks, dampak seks di usia dini, dan sebagainya.

"Tayangan seperti ini sudah lama saya nantikan di tanah air. Mendekati remaja gak bisa hanya by book saja. Perlu video yang menyentuh, kasih lihat dampaknya kalau tidak hati-hati dan gak ada tujuan yang jelas," ungkapnya.

Verauli mengatakan, pernikahan dini bisa jadi beban negara. Anak-anak yang terjebak pernikahan dini, kata dia, justru anak-anak dari kelas sosial ekonomi ke bawah. Jika sudah putus sekolah, akan berdampak pada ekonomi dan menjadi lingkaran setan.

"Nikah itu ada usianya. Kenapa? Usia anak itu gak siap (menikah). Pra remaja perlu pahami ini. Pendidikan seks perlu diberikan sejak dini," kata Vera.

3. Pendidikan seks harus diberikan sejak dini

Sosialisasi Pendidikan Seks, BKKBN Terbantu Film Dua Garis BiruIDN Times/Indiana Malia

Sebelumnya, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (Deputi KSPK) BKKBN, M. Yani mengatakan, menjadi orangtua sama sekali tidak mudah. Kehidupan pascamenikah tak seindah yang dibayangkan.

"Film ini mengetengahkan persoalan pascapernikahan. Punya anak itu gak wajib, tetapi menjadi orangtua adalah kewajiban. Ketika pasangan muda yang belum siap, harusnya remaja secara fisik bisa jadi sudah siap, tapi secara mental berat. Bukan hanya bagi ibu, tapi juga ayah," kata Yani.

Yani mengatakan, film Dua Garis Biru bisa menjadi media diskusi antara orangtua dan anak. Menurut dia, seharusnya orangtua mengajak dialog anak sejak dini. Dalam film tersebut, keluarga tokoh Bima digambarkan agamis.

Namun, kata Yani, agamis saja tidak cukup. Jika pendidikan seks diberikan secara komprehensif sejak dini, pergaulan bebas bisa dicegah.

Baca Juga: BKKBN: Angka Pernikahan Dini di Indonesia Masih Tinggi

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya