Tulis Surat Diselamatkan DKM Al-Falaah, Ninoy: Kalau Tak Saya Dibunuh

Sebanyak 13 orang jadi tersangka kasus penganiayaan Ninoy

Jakarta, IDN Times - Pegiat media sosial sekaligus relawan Presiden Joko "Jokowi" Widodo, Ninoy Karundeng, mengaku menjadi korban penculikan dan penganiayaan. Ia mengaku dianiaya beberapa orang di Masjid Al-Falaah, Pejompongan, Jakarta Pusat, Minggu (30/9) lalu. Proses hukum kasus penganiayaan ini masih berjalan di Polda Metro Jaya.

Belum tuntas kasus ini diungkap, beredar surat pernyataan dari Ninoy, yang meminta maaf kepada pihak Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Falaah. Lantas, benarkah surat pernyataan itu?

Baca Juga: DKM Masjid Al-Falaah Bantah Adanya Penyekapan, Ninoy: Itu Tidak Benar!

1. Ninoy: Saya tidak bisa berbuat apapun kecuali mengikuti mereka

Tulis Surat Diselamatkan DKM Al-Falaah, Ninoy: Kalau Tak Saya DibunuhDok. Istimewa

Ninoy mengaku, surat pernyataan itu memang dibuat dirinya. Dia menulis surat itu agar nyawanya bisa diselamatkan.

"Kalau saya tidak menulis, saya akan dibunuh. Saya tidak bisa berbuat apapun kecuali mengikuti mereka. Bahkan, sampai di situ mereka sudah mempersiapkan macam-macam," ungkap Ninoy di Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Kamis (10/10) malam.

Berikut ini surat pernyataan Ninoy selengkapnya:

Jakarta,01-10-2

"SURAT PERNYATAAN"

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ninoy N Karundeng
TTL : Jakarta, 04-05-1976
Alamat : (tidak kami tuliskan)

Menyatakan bahwa saya telah ditolong dan diselamatkan oleh DKM masjid Al Falah dan tim medis serta warga.

Adapun luka memar dan lebam yang saya alami adalah akibat kesalahpahaman.

Dengan ini saya tidak akan menuntut dan mempermasalahkan kejadian ini dan semua sudah diselesaikan dengan baik.

Demikian surat pernyataan ini saya buat berdasarkan kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun.

Saya juga menyatakan terima kasih kepada DKM masjid Al Falah dan tim medis serta masyarakat.

yang membuat pernyataan

Jakarta 01-10-2019

Ninoy N K

2. Polisi menetapkan 13 tersangka terkait kasus penganiayaan Ninoy

Tulis Surat Diselamatkan DKM Al-Falaah, Ninoy: Kalau Tak Saya Dibunuh(Ilustrasi) IDN Times/Sukma Shakti

Polisi sebelumnya menetapkan 11 tersangka terkait dugaan penganiayaan Ninoy. Antara lain AA, ARS, YY, RF, Baros, S, TR, SU, ABK, IA, dan AR. Pada Selasa (8/10) lalu, Sekjen Persaudaraan Alumni (PA) 212 Bernard Abdul Jabbar alias Doni, dan satu orang lainnya berinisial F alias Ferry, juga telah ditetapkan menjadi tersangka.

Untuk tersangka TR, tidak ditahan lantaran alasan kesehatan. Kemudian, dari 13 orang tersangka itu, tiga di antaranya adalah perempuan. Mereka dijerat Pasal UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), sedangkan yang terlibat penganiayaan dijerat Pasal 170 dan 335 KUHP.

Polisi pada Rabu (10/9) lalu juga telah memintai keterangan Sekretaris Umum Front Pembela Islam (FPI) Munarman. Untuk mendalami kasus ini, polisi pada Kamis (10/10) kemarin, menjadwalkan pemeriksaan terhadap Pembina DKM Al-Falaah, Iskandar dan Ketua Media Center PA 212 Novel Chaidir Hasan Bamukmin.

3. Ninoy mengaku diculik hingga dianiaya

Tulis Surat Diselamatkan DKM Al-Falaah, Ninoy: Kalau Tak Saya DibunuhIDN Times/Axel Jo Harianja

Ninoy Sebelumnya mengungkapkan peristiwa penculikan dan penganiayaan yang dialaminya. Awalnya dia mengambil gambar saat peristiwa demo pada Senin (30/9) lalu. Kala itu, dia mengikuti demonstran atau orang yang berlarian karena terkena gas air mata.

"Di situlah saya mengambil foto terus saya diperiksa. Begitu dia tau bahwa saya adalah relawan Jokowi, langsung saya dipukul dan diseret ke dalam Masjid," kata Ninoy di Resmob Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (7/10).

Ninoy menjelaskan, setibanya di Masjid Al-Falah, Pejompongan, Jakarta Pusat, dia diinterogasi beragam pertanyaan. Namun, setiap dia menjawab, ia malah dipukuli puluhan orang. Ninoy juga meminta agar dikeluarkan dari masjid tetapi tidak diizinkan.

Saat itu, lanjut Ninoy, ada seseorang yang dipanggil habib, memberi ultimatum kepadanya. Habib itu menyebut waktu yang dimiliki Ninoy sangat singkat, sebab kepalanya akan segera dibelah. Habib tersebut juga menginterogasi Ninoy dan memukulinya.

Ninoy melanjutkan, ketika itu sang habib menanyakan apakah ada ambulans yang akan datang ke masjid tersebut. Sebab, Ninoy diancam akan segera dieksekusi sebelum subuh, dan mayatnya dibuang ke wilayah terdampak kerusuhan.

"Sekarang setiap saya keluar kemana-mana saya takut. Karena ada seseorang yang menanyakan tentang nama istri dan anak saya dan seterusnya dan dimasukkan ke dalam HP," kata Ninoy.

"Rumah saya juga, banyak beberapa orang asing yang ke situ pada hari kedua. Jadi hari ini saya sudah tidak berada di rumah lagi, tidak mungkin tinggal di rumah bersama anak dan istri saya," sambung Ninoy.

Baca Juga: Diperiksa soal Kasus Ninoy Karundeng, Begini Penjelasan Novel Bamukmin

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya