[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen 

KAI pastikan tidak ada pegawai yang di-PHK

Jakarta, IDN Times - Pandemik virus corona atau COVID-19 sangat berpengaruh bagi setiap sektor perekonomian. Bagaimana tidak, pendapatan beberapa pekerja harian atau usaha mandiri semakin berkurang. Hal ini juga disebabkan imbauan pemerintah untuk bekerja dari rumah, hingga penerapan aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di sejumlah wilayah.

PT Kereta Api Indonesia (KAI) juga menjadi salah satu perusahaan yang terdampak COVID-19. Masyarakat yang menggunakan jasa layanan KAI, juga tak sebanyak lebaran tahun 2019. Hal ini juga disebabkan aturan larangan mudik dari pemerintah.

Meski begitu, pemerintah sudah mengizinkan KAI, khususnya kereta jarak jauh beroperasi lagi. Sejak 12 Mei lalu, KAI menerapkan layanan Kereta Luar Biasa (KLB). Namun, hanya masyarakat dan syarat-syarat tertentu yang bisa menggunakan layanan ini.

Lantas bagaimana situasi KAI di tengah pandemik COVID-19 ini? Berikut ulasan selengkapnya dalam wawancara khusus (wansus) IDN Times dengan Vice President (VP) Public Relations KAI, Joni Martinus, pada Kamis (21/5). 

Sudah berapa banyak penumpang yang menggunakan layanan KLB?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Tunda mudik (Instagram/keretaapikita)

Memang sejak tanggal 12 Mei dan ini kita rencanakan sampai dengan tanggal 31 Mei. Nanti akan ada evaluasi apakah operasional KLB ini tetap dilanjutkan atau mungkin ada penambahan atau pengurangan, itu nanti bergantung pada hasil evaluasi kita. Dari mulai beroperasinya KLB ini dari Gambir menuju Surabaya kemudian dari Bandung menuju Surabaya atau sebaliknya kita sudah melayani lebih kurang 1.400 penumpang dengan berbagai macam kriteria.

Mulai dari karena kepentingan tugas, baik itu ASN, TNI, Polri maupun karena kebutuhan keluarga yang mendesak. Ada yang karena keluarganya meninggal dunia atau keluarga intinya, keluarga inti adalah suami atau istri, orangtua, anak atau saudara kandung yang sakit.

Nah sekali lagi bahwa kita tetap melayani masyarakat pada masa pandemik ini. Kita komitmen untuk tetap memberikan layanan, tapi tentu dengan masyarakat yang dikecualikan yang sesuai dengan surat edaran gugus tugas COVID-19 dengan syarat-syarat yang sangat ketat.

Maka dari itu, sampai dengan saat ini hampir lebih dari 500 orang calon penumpang yang kita tolak, yang tidak bisa menggunakan kereta api luar biasa ini dengan berbagai macam sebab dan kondisi. Sebagian besar karena persyaratan yang mereka bawa ketika dilakukan verifikasi oleh tim satgas gabungan di stasiun itu tidak lengkap. Seperti contoh banyak yang tidak melampirkan surat keterangan bebas COVID-19, ada juga yang terindikasi mudik.

Maka saya ingin sampaikan kepada kita semua yang kebetulan mungkin mengikuti siaran ini bahwa angkutan kereta api luar biasa adalah bukan angkutan mudik. Sehingga tentu ini menjadi sesuatu yang kami terapkan dengan ketat, ketika ada calon penumpang yang ingin menggunakan kereta api ini.

Ada peningkatan penumpang menjelang idulfitri?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Tunda mudik (Instagram/keretapikita)

Ya kalau kita lihat statistik lebih kurang 9 hari KLB ini beroperasi, ada peningkatan walaupun peningkatannya tidak signifikan, karena sekali lagi ini bukan angkutan mudik. Ada peningkatan yang tidak terlalu signifikan dan memang KLB ini dioperasikan dengan syarat tertentu untuk orang yang tertentu pula. Ketika kami mulai dari awal mempersiapkan rangkaiannya delapan gerbong.

Ternyata pada prosesnya hanya bisa maksimal dua gerbong saja yang kami sesuaikan untuk kebutuhan masyarakat. Nah memang sampai saat ini kita tetap mengoperasikan dua gerbong pada KLB ini setiap rangkaiannya, satu kelas eksekutif dan satu kelas ekonomi.

Surat keterangan kesehatan bebas COVID-19 itu sebenarnya dari rapid test atau PCR test?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Stasiun Gambir (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Ya untuk persyaratan surat bebas COVID-19 itu bisa dari rapid test maupun dari PCR, jadi pilih salah satu. Hanya kami sampaikan, semua kriteria baik untuk urusan keluarga atau tugas karena adanya pemenuhan kebutuhan dasar orang-orang yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan pokok dan logistik, surat keterangan bebas COVID-19 ini melekat pada semua persyaratan. Maka itu wajib ada ketika akan melakukan pemesanan maupun pembelian tiket.

Penumpang yang menggunakan jasa layanan KLB untuk tujuan apa?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen VP Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Kalau kita bicara tujuan, pertama kami ingin sampaikan dulu, setelah kami analisa bahwa rute yang paling diminati oleh pengguna KLB ini adalah rute dari Gambir menuju Surabaya Pasar Turi. Kemudian, dari pengamatan kami di tim satgas dan loket, yang paling banyak itu untuk kepentingan tugas. Maka banyak sekali yang mengajukan berkas tersebut dengan melampirkan surat tugas dari kantor atau dari instasinya.

Kemudian setelah itu, ada juga karena untuk tujuan kepentingan melihat keluarga baik itu sakit maupun musibah lainnya. Nah ini semua sangat bergantung kepada bagaimana tim satgas itu memverifikasikan. Jadi, kami dari PT KAI pada prinsipnya hanya menyediakan sarana angkutan berupa rangkaian kereta apinya kemudian sistem ticketingnya. Artinya, penjualan maupun pemesanan tiket. Yang memiliki kewenangan penuh apakah nanti calon penumpang atau masyarakat itu di persyaratkan atau diperbolehkan untuk membeli tiket, itu adalah tim gabungan satgas yang ada di stasiun.

Kami amati di beberapa stasiun, tim gabungan tersebut ada dari unsur Kemenhub, ada juga dari Satpol PP, kemudian dari TNI, dari polri, kemudian ada juga dari dinas kesehatan, kemudian ada juga teman-teman dari balai teknik perkeretaapian. Nah, ini semua yang tergabung dalam tim inilah yang akan menentukan apakah calon penumpang itu memenuhi syarat untuk membeli tiket atau tidak.

Bagaimana sistem pemesanan tiket KLB?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Customer Service untuk proses pengembalian tiket kereta. Dok Humas KAI Daop 8

Ya bagi masyarakat yang tentunya yang memenuhi syarat untuk menggunakan KLB ini maka sistemnya bahwa KLB ini (tiket) tidak bisa dibeli melalui online. Jadi, KLB ini calon penumpang harus datang sendiri ke stasiun tidak boleh diwakili kemudian wajib menggunakan masker ke stasiun, membawa berkas-berkas yang dipersyaratkan kemudian sampai di stasiun akan diverifikasi oleh tim gabungan satgas.

Jika dinyatakan memenuhi syarat maka baru bisa melakukan transaksi pembelian maupun pemesanan tiket. Nah tiket untuk KLB ini bisa dipesan sampai pada H-7 sebelum keberangkatan. Jadi 7 hari sebelum keberangkatan, tiket sudah bisa dipesan untuk KLB ini.

Apa alasan 500 calon penumpang KLB ditolak?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Ilustrasi penumpang kereta api. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Ya dari pantauan kami sudah lebih dari 500 penumpang yang kita tolak, tepatnya 534 calon penumpang yang ditolak oleh tim satgas ketika melakukan verifikasi. Nah, kami berdisuksi bertanya kepada tim satgas bahwa kebanyakan dari penolakan tersebut itu karena adanya kekurangan berkas, adanya ketidaklengkapan dan ketidak validan berkas yang diajukan oleh calon penumpang.

Misalnya begini, untuk yang akan melaksanakan tugas, nah untuk bisa mendapatkan izin membeli tiket tentu itu harus dilengkapi itu tadi, seperti surat bebas COVID-19 kemudian harus bisa menunjukkan kartu identitas diri, kemudian harus bisa menunjukkan surat tugas dari kepala kantornya, dari atasannya, atau bagi ASN itu setingkat eselon II.

Kemudian bagi masyarakat yang karena ingin menjenguk keluarganya yang sakit keras, nah itu juga harus dilengkapi selain syarat-syarat tadi itu juga harus dilengkapi dengan surat keterangan rujukan rumah sakit apabila anggota keluarganya itu akan dirujuk pindah ke tempat lainnya dengan kereta api. Atau dengan menunjukkan surat keterangan domisili kematian apabila misalkan ada masyarakat yang mengajukan izin untuk membeli tiket dengan alasan ada keluarganya yang meninggal dunia.

Nah itu harus melengkapi surat keterangan kematian dari almarhum atau almarhumah tersebut. Ini beberapa syarat yang harus dilengkapi sesuai dengan kriteria masing-masing. Kemudian juga ada sebagian yang kita tolak karena memang terindikasi mudik. Jadi datangnya secara ramai-ramai kemudian juga tidak menunjukkan surat-surat yang lengkap, kemudian alasannya juga bukan untuk alasan yang tadi dipersyaratkan. Nah ini pun oleh tim satgas gabungan yang ada di stasiun itu ditolak.

Bagaimana cara KAI memastikan surat bebas COVID-19 itu?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen VP Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Ya kita mempercayakan sepenuhnya kepada tim satgas untuk memverifikasi karena kami yakin sekali bahwa tim gabungan ini terdiri dari orang-orang yang memiliki kompetensi di bidangnya untuk bisa memastikan. Seperti tadi yang saya sampaikan ada unsur dari dinas kesehatan, nah ini tentu bagian dari kompetensi teman-teman tersebut untuk bisa memastikan itu. Kemudian juga kalo kita berbicara tentang surat dinas atau surat tugas dari atasan, kita juga ada tim satgas itu dari unsur pemerintah setempat.

Ini juga kami memiliki keyakinan bahwa bisa memverifikasi hal-hal yang kemungkinan tidak benar itu. Jadi pada prinsipnya kami menyerahkan sepenuhnya hasil verifikasi tersebut kepada tim satgas yang ada di stasiun. Selama tidak ada surat izin untuk membeli tiket dari tim satgas tersebut, maka selama itu pula kita tidak akan melayani penjualan tiket.

Bagaimana keadaan ekonomi KAI akibat dampak COVID-19?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen instagram.com/keretaapikita

Kalau kita bicara dampak COVID-19 ya bahwa seperti kita ketahui bersama, hampir semua sendi kehidupan dan sendi usaha itu mengalami dampak, apalagi kalo kita bicara dampak terhadap sektor transportasi. Di mana, yang tahun kemarin biasanya yang hiruk pikuk ramai sekali di stasiun, tahun ini menjadi sepi.

Tahun kemarin kita menjalankan banyak sekali kereta, baik kereta api jarak jauh, kereta api lokal, maupun kereta tambahan. Di tahun ini kita hampir semua kereta api jarak jauh itu kita batalkan perjalanannya untuk sementara waktu.

Nah, dampaknya tentu terjadinya penurunan volume penumpang yang sangat drastis. Kalo tadi ditanyakan seberapa besar perbandingannya, kami menghitung ada lebih kurang 93 persen turunnya kalau dibandingkan dengan hari kemarin (tahun 2019) di sektor penumpang.

Namun kami tetap survive, kita tetap berusaha untuk survive karena sekali lagi core business PT KAI ini bukan hanya pada angkutan penumpang, kita memiliki sektor lain atau bisnis lainnya yang juga sangat signifikan, yaitu angkutan barang seperti kita ketahui wilayah PT KAI ini tidak hanya di pulau Jawa, tapi juga sampai di pulau Sumatera.

Dan 90 persen angkutan yang ada di pulau Sumatera itu adalah angkutan barang, nah tentu angkutan barang yang ada di pulau Sumatera yang bagian dari wilayah kerja PT KAI itu tidak begitu berpengaruh dengan adanya COVID-19 ini.

Jadi, kami mencoba untuk terus memaksimalkan di satu sisi ada penurunan di angkutan penumpang, tapi di sisi lain kita akan menaikkan memaksimalkan angkutan barang dan itu tidak hanya di Sumatera, di Pulau Jawa pun kita maksimalkan angkutan barang ini.

Maka ada yang namanya angkutan rail express ada yang namanya baru-baru ini kami rilis angkutan barang melalui KLB. Yang bisa mengangkut bahan pokok, bisa mengangkut parsel, bisa mengangkut sepeda motor, bisa mengangkut atau menghantarkan dokumen-dokumen ke seluruh wilayah-wilayah yang ada di pulau Jawa ini.

Nah ini bagian dari strategi kita untuk tetap survive pada masa pandemik. Di samping itu juga, PT KAI ini memiliki sektor lainnya yang cukup signifikan untuk menunjang kinerja yaitu pengusahaan aset. Seperti kita ketahui bahwa banyak sekali aset yang dimiliki oleh PT KAI, baik itu berupa tanah maupun berupa bangunan yang itu semua dikelola oleh unit perusahaan aset untuk bisa menghasilkan income bagi perusahaan.

Adakah pegawai KAI yang terkena PHK?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen IDN Times/Holy Kartika

Kemarin direksi kita sudah mempublish bahwa dampak COVID-19 ini kita memiliki skema atau strategi untuk tetap survive, untuk tetap melindungi pegawai kita, maka ada yang namanya protect our people.

Protect our people ini bagaimana perusahaan melindungi semua pegawainya. Direksi sudah memastikan itu manajemen bahwa tidak akan ada PHK bagi pegawai. Itu langsung disampaikan oleh Pak Dirut ketika beliau melakukan dengar pendapat dengan DPR.

Pertama itu protect our people, melindungi semua pekerja. Kemudian kita berupaya untuk melakukan efisiensi atau cost reduction, jadi melalui efisiensi berdasarkan pengurangan biaya atau cost yang masih wajar untuk kita efisiensikan. Misalnya, dengan mengendalikan perjalanan dinas, kemudian dengan mengendalikan pengendalian pembelian inventaris.

Kemudian juga dengan mengendalikan pengeluaran umum seperti rapat-rapat atau sewa-sewa gedung dan sebagainya. Ini bagian dari strategi kita untuk tetap survive pada masa pandemik ini.

Kemudian yang tak kalah pentingnya yang tadi saya sampaikan yang sempat saya singgung, kita mencoba untuk stabilize our revenue untuk tetap menstabilkan revenue atau pendapatan kita.

Dengan cara mungkin di satu sisi angkutan penumpang kita boleh turun, tapi di sisi lain angkutan barang atau pengelolaan aset atau pengusahaan aset itu bisa naik. Sehingga kita harapkan ada stabilize our reveue disini.

Pemprov DKI menyatakan tanggal 5 Juni mal akan dibuka. Apakah KAI akan mengikuti dan mengaktifkan kembali operasional kereta jarak jauh?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen IDN Times/Galih Persiana

PT KAI adalah operator yang menjalankan sarana perkeretaapian. Nah, ketika kita bicara operasional kereta api apakah nantinya akan dibuka, apakah nantinya perjalanannya akan dibuat skema yang lain, itu tentu kita akan menunggu konfirmasi dari Kementerian Perhubungan selaku regulator. Jadi, kita tidak bisa serta merta langsung menjalankan kereta api atau serta merta mengoperasikan kereta api.

Tapi harus ada rapat koordinasi dahulu dengan pihak-pihak terkait. Mulai dari kementerian perhubungan selaku regulator, teman-teman dari Direktorat Jenderal Perkereta Apian, kemudian setiap holder lainnya.

Nah, tentunya ini akan ada penyesuaian. Kita akan melihat seperti apa nanti kondisi yang berkembang pada tanggal 5 Juni nanti itu tentu akan kita lihat. Seperti apa nanti langkah yang akan kita ambil dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pada saat pengoperasian kereta api tersebut.

Seandainya akan beroperasi seperti sedia kala, apakah akan ada new normal dari sisi penempatan penumpang?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Ilustrasi penumpang kereta api. ANTARA FOTO/Budi Candra Setya

Ya, kita sudah menyusun konsep sesuai dengan arahan dari pak Menteri BUMN melalui surat edaran beliau bahwa setiap moda transportasi itu harus memiliki konsep new normal. Nah kami saat ini sedang dalam tahap finalisasi untuk konsep tersebut.

Di antara konsep yang akan kita terapkan itu pertama memang konsep tersebut tidak akan terlalu jauh berbeda dengan PHBS. PHBS itu adalah perilaku hidup bersih dan sehat, kemudian juga kita tetap mengakomodir protokol kesehatan COVID-19.

Misalnya nantinya tetap akan ada pengukuran suhu pada calon penumpang ketika akan melakukan boarding di stasiun, adanya kewajiban menggunakan masker pada calon penumpang atau penumpang, kemudian kami tetap menerapkan pengaturan jarak atau social distancing di dalam kereta.

Sampai hari ini pun kita masih melaksanakan itu. Artinya kami hanya menjual 50 persen tiket dari kapasitas yang ada. Ini bagian dari konsep the new normal tersebut. Konsep lainnya adalah nanti petugas-petugas kita akan kita lengkapi dengan face mask, jadi kalo saat ini petugas kita belum dilengkapi dengan face mask, nantinya akan kita lengkapi pada konsep new normal ini, sarung tangan kemudian hand sanitizer tentunya.

Kemudian juga akan dilakukan lebih gencar lagi dan ini akan menjadi suatu habit, suatu kebiasaan untuk melakukan penyemprotan disinfektan baik pada interior maupun pada eksterior gerbong-gerbong yang akan dioperasikan.

Dan tidak hanya itu saja termasuk penyemprotan pada ruang-ruang pelayanan penumpang, seperti ruang tunggu, loket stasiun, ruang kerja pengatur perjalanan kereta api, ruang crew kereta api, itu semua akan kita lakukan proses penyemprotan dengan disinfektan pada konsep new normal tadi.

Untuk gerbong-gerbong yang tidak aktif ini nasibnya gimana, Pak?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen IDN Times/Galih Persiana

Ya memang kita setiap rangkaian KLB yang sedang kita operasikan ini memang hanya kita sediakan dua gerbong, setiap rangkaian itu untuk angkutan penumpang ini. Nah memang kita memiliki banyak gerbong yang gerbong-gerbong itu karena kondisi saat ini belum beroperasi tetap kita rawat di dipo kereta atau di dipo gerbong. Kita rawat kemudian tetap kita lakukan prosedur perawatan seperti halnya ketika kereta tersebut masih berjalan.

Maka di kita ada yang namanya perawatan monthly check jadi cek bulanan. Ada yang daily check, cek harian. Daily check ini terutama kita lakukan pada saat gerbong-gerbong itu ketika beroperasi datang masuk ke stasiun, itu daily check. Ada juga perawatan enam bulanan, sixly monthy check. Ada juga yang tahunan. Nah gerbong-gerbong yang tidak terpakai ini yang belum kita operasikan ini, yang masih saat ini parkir di dipo-dipo gerbong tersebut.

Itu tetap kita rawat tetap kita semprot juga disinfektan. Ini kita maksudkan untuk tetap menjaga gerbong-gerbong ini steril ketika nanti akan siap dioperasikan. Dan sesungguhnya, ketika kami membatalkan semua perjalanan kereta api untuk sementara waktu ini, itu sebetulnya bagian dari langkah efisiensi kami, jadi ketika kami menstop perjalanan kereta api saat ini itu bagian dari efisiensi yang kami lakukan.

Kenapa? Karena pada kondisi saat ini kalo pun kereta api itu tetap kita jalankan itu penumpangnya akan sangat rendah, masyarakat saat ini lebih suka ada di rumah berdiam diri di rumah daripada bepergian karena takut dengan pandemik COVID-19.

Nah, langkah untuk membatalkan atau menyetop dulu perjalanan kereta api itu sebenarnya bagian dari langkah efisiensi kita karena ketika kereta api itu kita paksakan juga untuk beroperasi dengan tidak ada penumpang, itu akan berdampak lebih besar kerugiannya dibandingkan kalo kita stop operasinya.

Konsep new normal di dalam stasiun sendiri seperti kafe, atau toko-toko itu seperti apa?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Stasiun Pasar Senen (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Konsep new normal ini tidak hanya kita terapkan pada penumpang kereta api, tidak hanya kita terapkan pada saat kereta api berjalan. Tapi juga konsep new normal yang saat ini sedang dalam proses finalisasi itu akan kita terapkan juga pada tenant-tenant atau mitra kerja kita termasuk yang tadi disampaikan misalnya kios-kios yang ada di stasiun. Atau toko-toko yang ada di stasiun yang melakukan kerjasama dengan kereta api, itu sedang kita susun konsepnya.

Artinya, konsep physical distancing, social distancing kemudian konsep PHBS tadi, perilaku hidup bersih dan sehat, menggunakan masker, sarung tangan, melakukan penyemprotan disinfektan itu pasti akan kita terapkan di tenant-tenant atau di mitra kerja kita yang bekerja sama dengan kereta api terutama yang ada di lingkungan stasiun.

Termasuk juga tidak hanya itu, konsep new normal bagaimana kita proses administrasi bagaimana yang tadinya pengiriman surat hanya dilakukan dengan amplop tapi nantinya tidak sekadar amplop atau map juga tapi dibungkus dengan plastik.

Kemudian pengiriman barang yang tadinya tidak disemprot saat ini, nanti ketika konsep tersebut kita terapkan, itu harus disemprot dulu dengan disinfektan kemudian di packing kemudian disemprot lagi. Nah ini bagian dari upaya kita menerapkan konsep new normal.

Layanan angkutan barang sampai saat ini sudah berapa banyak yang diantar dan rata-rata barangnya apa saja?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Jelang Idulfitri, KAI siapkan Layanan Khusus Angkutan Barang (Dok. Humas KAI)

Kita tetap komitmen bahwa kita ingin apalagi menjelang idulfitri, kita ingin bahwa masyarakat walaupun tidak bisa bersilahturahmi tapi mereka tetap bisa melakukan aktivitas lainnya misalnya mengirimkan barang pada sanak keluarganya.

Kemudian juga bisa melakukan transaksi pembelian barang atau juga delivery. Ini kita maksudkan untuk menjangkau pelayanan yang lebih luas lagi pada masyarakat, di samping akuntan penumpang KLB tadi. Maka dari itu, konsep yang kami tawarkan baru-baru ini adalah KLB yang kita operasikan selain bisa membawa penumpang, juga kami gandengkan dengan bagasi.

Bagasi itu adalah gerbong yang bisa membawa barang dengan kapasitas angkut 20 ton. Nah, dari hasil data yang kami miliki bahwa sejak KLB angkutan barang ini kita operasikan, kita sudah mengangkut lebih kurang 25 ton barang. Baik itu berupa parsel, baik itu barang berupa kebutuhan pokok seperti telur, kemarin kita sudah ngangkut telur lebih kurang 4,2 ton dari Blitar menuju Cipinang Jakarta. Kemudian ada bahan pokok lainnya.

Kemudian dokumen-dokumen juga kita angkut, kita layani dan kalau untuk yang untuk lebih besar lagi kita mengangkut motor angkutan baik itu sepeda maupun sepeda motor. Nah, secara umum bahwa kita saat ini sudah mengangkut sebagian besar kebutuhan-kebutuhan logistik untuk angkutan barang ini. Dan tentunya, ini akan menjadi sesuatu yang kami harapkan bisa menambah komitmen kami untuk terus melayani masyarakat.

KLB hanya melayani perjalanan Jakarta-Surabaya dan Bandung-Surabaya. Alasannya apa?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen VP Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Memang saat ini kita menjalankan enam perjalanan ya dengan rincian dua dari Gambir menuju Surabaya sebaliknya juga begitu. Dua dari Surabaya menuju Gambir. Satu dari Bandung menuju Surabaya-Pasar Turi, satu lagi dari Surabaya-Pasar Turi menuju Bandung.

Ini ada enam perjalanan. Kenapa KLB ini kita jalankan ke operasionalnya dari pagi hingga sore hari? Karena kami menjalankan KLB ini dengan menyesuaikan kondisi penerapan PSBB yang dilakukan oleh masing-masing daerah.

Nah, setelah kita lakukan kajian kemudian kita sesuaikan dengan PSBB baik itu PSBB Jakarta, kemudian Jawa Barat kemudian Jawa Timur. Waktu yang paling cocok yang bisa kita pakai untuk mengoperasikan kereta api adalah waktu yang saat ini kita lakukan.

Seperti misalnya, dari Jakarta berangkatnya 07.10 WIB kemudian yang kedua jam 08.30 WIB. Nah, sekali lagi bahwa memang kita tetap menyesuaikan operasional ini dengan tidak melanggar aturan seperti aturan PSBB yang ditetapkan masing-masing wilayah.

Kereta menjadi salah satu tempat penularan virus corona. Bapak sendiri menanggapi hal itu gimana?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Stasiun Gambir (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Sebenarnya harus kami luruskan ya, tadi ini berawal dari ada rapid test yang dilakukan pada penumpang KRL, waktu itu ada tiga penumpang KRL yang dinyatakan positif pada saat rapid test. Kami bergerak cepat ketika itu artinya kami langsung merespon apa yang terjadi pada kereta api kami.

Sehingga, ketika kita melakukan swab atau pengujian ulang melalui metode swab, dua kali kami melakukan itu ternyata tidak ada yang positif. Nah, ini yang perlu kami luruskan. Jadi memang akurasi dari rapid test itu sebenarnya masih perlu dikaji ulang.

Yang kedua, penularan COVID-19, itu di mana pun bisa terjadi jika masyarakat tidak disiplin dalam melakukan pola hidup sehat. Tidak hanya di kereta, di mana pun itu bisa terjadi.

Kami pastikan bahwa dari sisi kita, kita sudah melakukan upaya yang maksimal sekali, seperti pada KRL kita hanya melayani penjualan satu gerbong itu 60 penumpang saja. Padahal pada kondisi normal satu gerbong KRL bisa menampung 200-an orang. Nah, kemudian penyemprotan itu hampir setiap KRL itu akan beroperasi maupun setelah beroperasi, itu disemprot dengan disinfektan.

Jadi, sesungguhnya kami tadi barusan presscon di BNPB, dan ini perlu kami sampaikan bahwa salah satu transportasi yang paling aman saat ini dari COVID-19 itu justru kereta api. Jadi tadi itu disampaikan oleh teman-teman di BNPB.

Bagaimana kita menerapkan protokol yang ketat sekali di kereta api ini. Seperti yang tadi saya sampaikan kita sudah menolak hampir 500 calon penumpang lebih yang kita tolak, karena saking ketatnya verifikasi yang kita lakukan.

Jadi sekali lagi kami sampaikan bahwa saat ini pencegahan COVID-19 itu tidak hanya bisa menggantungkan dari kereta api saja yang melakukan disinfektan, yang melakukan social distancing, yang melakukan wajib menggunakan masker. Tapi juga, pola perilaku masyarakat pengguna kereta api.

Nah, itu yang kami perlu edukasi di sini, sehingga mereka tidak memaksakan diri untuk berdesak-desakan ketika berada di stasiun. Misalnya atau ketika berada di dalam kereta, mereka tidak melanggar aturan marka yang sudah kita siapkan. Karena di dalam gerbong KRL itu sudah kita beri marka-marka di mana mereka harus duduk, di mana mereka tidak boleh duduk, di mana mereka harus berdiri, itu semua sudah kita lakukan.

Untuk masinis atau pegawai-pegawai lainnya apakah tetap bertugas?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Stasiun Pasar Senen (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Memang konsekuensi dari adanya pembatalan sementara kereta api-kereta api terutama kereta api jarak jauh itu, berdampak pada adanya crew kereta kita atau masinis kita yang memiliki jam kerja lebih sedikit dari biasanya.

Nah, pola yang kita terapkan adalah dengan mengatur WFH mereka, jadi mereka bekerja secara gantian kemudian secara WFH. Kemudian hal lain yang bisa kita lakukan adalah dengan terus mematangkan kemampuan mereka yang selama ini mungkin belum begitu kita explore secara maksimal.

Misalnya, adanya proses pembelajaran jarak jauh ketika mereka WFH yang kita berikan. Sehingga, walaupun mereka tidak dalam berdinas karena keretanya sudah sedikit yang berjalan, tapi mereka tidak lupa mereka tetap fresh mengetahui regulasi-regulasi atau memahami regulasi yang terkait operasional kereta api. Sehingga, kita harapkan nanti ketika semuanya berjalan kembali normal atau tadi disebutkan dengan konsep the new normal, itu mereka tetap fresh.

Di sepanjang jalur itu banyak sekali kami menyebutnya dengan istilah semboyan. Banyak sekali semboyan-semboyan yang harus dihapal dan dipahami oleh seorang masinis, mulai dari berangkatnya kereta api, di perjalanan kereta api, sampai berhentinya kereta api di suatu stasiun, sampai dia mengakhiri dinas, itu banyak sekali yang harus mereka pahami.

Nah, itu kita tetap menjaga itu. Menjaga bagaimana mereka bisa menghapal semboyan-semboyan, bagaimana mereka bisa walaupun kondisi tidak dinas kondisi fisiknya tetap bugar. Itu yang kita lakukan saat ini. Dengan sekali lagi saya sampaikan dengan tidak mengurangi gaji mereka, jadi tidak ada yang namanya pemotongan gaji dan tidak ada yang namanya PHK. Itu sudah menjadi komitmen direksi PT Kereta Api Indonesia. We protect our people.

Sebelum berkarier di KAI, Bapak sempat jadi bartender, ya?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen VP Public Relations Kereta Api Indonesia (KAI), Joni Martinus (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Ya itu kisah yang sudah sangat lama sekali. Jadi memang saya ketika dulu tamat sekolah, waktu itu sekolah menengah atas pernah bekerja di salah satu hotel, di tempat tinggal saya dulu di kota Palembang. Jadi pernah di coffee shop pernah juga menjadi bartender di salah satu hotel berbintang di kota Palembang. Nah, dari situ banyak hal yang saya dapatkan bagaimana kita berinteraksi dengan orang asing, mengasah kemampuan kita berbahasa inggris saat itu, itu tahun 89-90-91.

Kemudian saya melihat bahwa hidup ini harus berubah, hidup ini tidak boleh stagnan sampai di situ saja. Saya juga melihat ketika itu senior-senior saya yang ketika mereka tidak lagi fresh mereka diputus kontraknya. Mereka seolah-olah dibuang, yang tadinya mereka ditaruh di unit yang enak akhirnya ditaruh di tempat yang gak begitu nyaman. Kemudian saya berpikir bahwa, tidak harus selamanya di situ dan nasib mempertemukan dengan kereta api sehingga saya bergabung dengan kereta api di tahun 91.

Walaupun ketika itu saya itu sedang, kalo orang bilang lagi di puncak karier jadi bartender itu. Sampai saya berapa kali ditahan oleh saat itu atasan saya namanya kapten ya, kalo di bartender itu yang menghandle itu kapten namanya, yang menahan saya untuk tidak pergi. Sampai yang bersangkutan akan memperjuangkan kenaikan upah saya, tapi saya sudah bulat ketika itu bahwa saya harus mengubah haluan, maka akhirnya saya memutuskan untuk pergi dari bartender dan bekerja di PT KAI. Walau memang awalnya perlu proses yang panjang untuk memulai itu.

Hampir semua bidang tugas PT KAI terutama di bagian operasional itu sudah saya jalani. Mulai dari penjaga malam, kemudian menggandeng-gandengkan kereta dan gerbong, kami menyebutnya juru langsir, kemudian menjaga sinyal, kemudian mengatur operasional kereta di stasiun yang kalau dilihat yang topi merah itu yah, kemudian menjadi kondektur.

Nah, ini penting untuk saya sampaikan bahwa ada pepatah yang mengatakan dari no life without  struggle and no struggle is wasted. Artinya, tidak ada hidup yang layak tanpa perjuangan and no struggle is wasted dan tidak ada perjuangan yang sia-sia.

Nah, maka sambil bekerja saya mulai kuliah ketika itu, karena pada saat itu saya bekerja di operasional yang artinya tidak memungkinkan untuk kuliah secara normal. Karena harus bekerja siang malam pagi kemudian kadang dinas ngikut KA bermalam, maka mengambil kuliah jarak jauh dan itu akhirnya selesai. Terus mulai berproses pindah dari satu tempat ke tempat lainnya, kemudian menjadi kepala stasiun, kepala stasiun kemudian saya berpikir bahwa hidup ini harus terus berubah.

Prinsip bahwa memaksimalkan usaha dan mengkhusyukan berdoa, itu adalah dua hal yang harus kita lakukan untuk bisa sukses. Jadi, memaksimalkan usaha harus berbanding lurus dengan mengkhusyukan diri dalam berdoa. Nah, itu harus pararel.

Menurut saya kalo kita ingin sukses, maka saya di samping bekerja kemudian melanjutkan kuliah untuk mengambil S2. Saya ingin bahwa kita harus bisa berkembang dan untuk bisa berkembang itu harus mulai dari tekad diri kita sendiri.

Sehingga, seiring berjalan waktu saya mulai, perusahaan mulai mempercayakan kita untuk terus berkarir, yang tadinya di bidang operasional akhirnya pindah ke bagian humas dan memang ternyata di setiap bidang tugas itu semuanya memiliki karakteristik yang berbeda.

Kalau di operasional itu kita berhubungan dengan keselamatan berjalannya kereta api. Artinya, kita harus kaku dan tegas terhadap SOP atau aturan atau regulasi sementara di Humas kita harus ada flexibility di situ ada harmonisasi komunikasi antara kita dengan teman-teman media, antara kita dengan stakeholder lainnya.

Nah, ini yang membuat memang kita harus mengkolaborasikan itu. Antara sifat atau karakteristik kaku dan tegas menjadi flexibility tadi dan harmonisasi komunikasi. Dan alhamdullilah sampai saat ini, saya terus berada di jajaran humas. Itu untuk dipercaya menjadi vice president public relations di PT Kereta Api Indonesia.

Nah, ini tentu merupakan suatu amanah yang cukup berat dan tentu ini butuh dukungan dari semua pihak terutama dari teman-teman media. Maka salah satu upaya saya adalah saya membuka diri kapan pun dimana pun baik itu siang malam subuh atau pagi.

Selama saya bisa melayani temen-temen media itu pasti akan saya layani. Terus sampai sore hari, tengah malam pun butuh berita dari kami dan saya bisa memberikan itu. Itu akan kami layani, itu bagian dari komitmen kami untuk menjadikan komunikasi antara PT KAI dengan temen-temen media itu lebih selaras dan lebih intens.

Pesan-pesan untuk masyarakat yang akan menggunakan layanan KAI di tengah pandemik ini?

[WANSUS] Humas KAI: Dampak COVID-19, Jumlah Penumpang Turun 93 Persen Stasiun Pasar Senen (IDN Times/Dian Ayu Gustanty)

Jadi kami harap, masyarakat yang ingin menggunakan kereta api di masa pandemik ini agar melengkapi berkas yang dipersyaratkan kemudian juga pastikan protokol kesehatan yang sudah kita tetapkan bersama itu dipenuhi. Misalnya masker tadi kemudian surat keterangan, yang penting adalah untuk kita semua bahwa kita harus tetap optimis.

Kita harus tetap optimis bahwa pandemik ini akan bisa kita hadapi dengan tetap berpikir jernih dengan tetap mengedepankan sabar dan optimis. Harus sabar, optimis dan disiplin jika kita ingin melewati ini dengan baik.

Baca Juga: Aturan Lengkap Naik KRL dan Kereta Api Jarak Jauh selama PSBB

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya