Keluarga Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 di Bali Menggelar Ibadah

Turut berduka cita kepada keluarga Mia #SJY182

Denpasar, IDN Times - Mia Tre Setiyani Wadu (23) menjadi pramugari Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh di Perairan Kepulauan Seribu, pada Sabtu (9/12/2021) sekitar pukul 14.40 WIB. Mia merupakan warga Kota Denpasar yang tinggal di Jalan Tukad Gangga, Gang Tirta Gangga Nomor 3, Renon, Denpasar.

Ketua I Paguyuban Sabu Raijua Nusa Tenggara Timur (NTT) sekaligus Paman Mia, Jhoni Lay, menyampaikan pihak keluarga menggelar Ibadah Penguatan di rumah duka saat ini.

1. Keluarga masih mempersiapkan data-data yang diminta oleh Mabes Polri

Keluarga Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 di Bali Menggelar IbadahSituasi di lokasi jatuhnya Pesawat Sriwijaya Air SJ182 pada Minggu (10/1/2021) (IDN Times/Muhammad Iqbal)

Mia merupakan satu dari 12 kru Sriwijaya Air SJY-182 yang hilang kontak. Menurut keterangan Jhoni, keluarga korban masih mempersiapkan data-data yang diperlukan sesuai dengan arahan dari Markas Besar (Mabes) Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Pihak keluarganya belum terbang ke Jakarta ketika dihubungi IDN Times sore hari.

"Keluarga sementara mempersiapkan data-data atau dokumen dari ananda Mia yang dibutuhkan sesuai arahan Mabes Polri berkaitan identifikasi korban," kata Jhoni kepada IDN Times, Minggu (10/1/2021) sore.

Baca Juga: Basarnas Gunakan 3 Metode Pencarian Pesawat Sriwijaya SJY 182

2. Keluarga melakukan Ibadah Penguatan

Keluarga Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 di Bali Menggelar IbadahMia Tre Setiyani Wadu semasa hidupnya. (Dok.IDN Times/Jhoni Lay)

Pihak keluarga menerima kabar terakhir dari bungsu dua bersaudara itu pada pukul 15.00 Wita, Sabtu (9/1/2021). Pada hari kejadian itu, Mia berpamitan ada tugas keluar.

Sejak pesawat yang ditumpanginya hilang kontak Sabtu kemarin, keluarga Mia menggelar Ibadah Penguatan di rumahnya.

"Hari ini Minggu (10 Januari 2021) pukul 17.00 Wita, Ibadah Penguatan untuk keluarga di rumah," jelas Jhoni.

Baca Juga: [LINIMASA] Jatuhnya dan Pencarian Pesawat Sriwijaya Air SJY 182

3. Mia aktif di Gerakan Pemuda GPIB Jemaat Maranatha Denpasar

Keluarga Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 di Bali Menggelar IbadahMia Tre Setiyani Wadu semasa hidupnya. (Dok.IDN Times/Jhoni Lay)

Jhoni bercerita, semasa hidupnya Mia adalah orang yang penurut dan santun kepada semua orang. Bila ada waktu senggang, ia menemui rekan-rekannya di Gerakan Pemuda GPIB Jemaat Maranatha Denpasar.

"Aktivis GP. Mau dibilang tulang punggung juga tidak, namun harapan keluarga anak-anak bisa mandiri termasuk Mia. Hanya dua bersaudara, kakak laki-laki," ungkapnya.

Jhoni sendiri baru sekali saja bertemu Mia sejak ia menjadi pramugari. Namun sikap yang ramah dan mencintai orangtuanya, sangat membekas di hati Jhoni.

"Yang pasti anak ramah. Ketika take off dan landing pasti selalu hubungi orangtua. Yang pasti anaknya hidup takut akan Tuhan."

4. Mia ada rencana mau pulang ke Denpasar pada Januari ini

Keluarga Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 di Bali Menggelar IbadahMia Tre Setiyani Wadu semasa hidupnya. (Dok.IDN Times/Jhoni Lay)

Dua pekan sebelum pesawat itu jatuh, Mia meminta ayahnya, Zet Wadu, untuk membersihkan rumah di Denpasar. Karena rencananya ia akan pulang Januari 2021. Menurut Jhoni, Mia sebenarnya mau pulang pada saat Natal kemarin. Tetapi karena tidak mendapat cuti dari perusahaannya, Mia kemudian berencana mengambil jatah cutinya bulan Januari ini.

"Dua minggu lalu, dia telepon ke Bapaknya minta bersihkan rumah karena dia mau pulang cuti dengan temannya, tetapi tanggalnya belum tahu. Bapaknya sudah memenuhi permintaannya dia, sudah melakukan renovasi kamarnya," cerita Jhoni.

5. Kronologi singkat hilangnya Pesawat Sriwijaya Air SJY 182 di Kepulauan Seribu:

Keluarga Pramugari Sriwijaya Air SJY 182 di Bali Menggelar IbadahInstagram.com/idntimes

Sekadar diketahui, Pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJY 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak di Perairan Kepulauan Seribu sekitar pukul 14.40 WIB, Sabtu (9/12/2021). Pesawat itu mengangkut 62 orang. Masing-masing 40 orang dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi, dan 12 awak kabin.

Tim Gabungan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), Badan SAR Nasional (Basarnas), dan pihak terkait lainnya berjibaku untuk mencari badan pesawat dan mengevakuasi para korban sampai sekarang.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya