Pemprov Jabar Duga Klaster Secapa AD Terjadi Akibat Transmisi Lokal
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bandung,IDN Times - Kepala Dinas Kesehatan Pemprov Jabar Berli Hamdani menduga kasus penyebaran virus corona di klaster Secapa AD terjadi karena transmisi lokal. Hal tersebut berdasarkan kajian epidemiologi yang sudah dilakukan pada 29 Juni dan 7 Juli 2020.
"Tanggal 7 Juli kemarin, kita sudah bisa menyimpulkan bahwa di luar itu clear tidak ada masalah. Jadi kemungkinan dari dalam. Nah ini yang masih kita selidiki," ujar Berli di Gedung Sate Bandung, Jumat (10/7/2020).
1. Penyebaran terjadi dengan cepat
Berli menuturkan, beberapa dugaan transmisi lokal juga dilihat dari penyebaran yang terjadi dengan cepat. Namun hal tersebut menurutnya baru dugaan tidak bisa langsung disimpulkan kebenarannya. Ia mengatakan, penjelasan tentang penyebaran virus itu baru akan dijelaskan secara ilmiah saat konferensi pers besok, Sabtu (10/7).
"Tidak ada potensi-potensi yang tadi, karena kalau dilihat dari cepatnya penyebaran tersebut, memang ini dimungkinkan adalah adanya penyebaran internal atau local transmision. Kita kan gak tau aktivitas dari masing-masing peserta didik," tuturnya.
"Kan di situ tuh banyak sekali peserta didiknya. Di atas seribu. Tentunya kita harus menanyakan satu-satu dan ini perlu waktu," tambahnya.
2. Siswa datang dari berbagai macam daerah
Peserta didik Secapa AD sendiri memang berasal dari seluruh Kodam yang ada di Indonesia. Di sana, mereka tinggal selama kurang lebih lima bulan lamanya.
"Selain peserta didik, pendamping itu semuanya termasuk yang organik atau istilahnya anggota aktif itu juga ada dari berbagai daerah," jelasnya.
3. Masyarakat sekitar Secapa AD diminta rapid test
Berli menambahkan, pasca-dinyatakan masuk dalam klaster COVID-19, Pemprov Jabar beserta Pemkot Bandung melakukan rapid test pada warga sekitar. Saat ini, hasil dari tes massal itu belum terbit.
"Kalau memang ada warga reaktif itu kita lanjut dengan swab yang kemarin dilakukan. Sampai hari ini kita belum menerima laporan adanya yang reaktif," ungkapnya.
Adapun terkait pusat transaksi jual beli di wilayah sekitar, Berli mengatakan masih akan melakukan penelusuran. "Jadi yang sudah kita lakukan, kita mencari ke mana saja peserta didik itu melakukan aktivitas," kata dia.
Baca Juga: 5 dari 191 Tenaga Kesehatan di Jabar yang Positif COVID-19 Meninggal
Baca Juga: Secapa Jadi Klaster Corona Terbesar, Ini Respons Gubernur Ridwan Kamil
Baca Juga: [BREAKING] Kodam III Ajak Wartawan Kunjungi Klaster Corona Secapa AD