Mahasiswa Terduga Pelaku Serangan Granat Universitas Bolivia Ditangkap

Serangan granat tewaskan 4 orang dan puluhan terluka

Jakarta, IDN Times - Sebuah ledakan granat gas terjadi di Universidad Autónoma Tomas Frías, Potosí, Bolivia pada Senin (9/5/2022). Peristiwa ini sempat mengejutkan berbagai pihak lantaran terjadi di saat berlangsungnya pertemuan antar mahasiswa di sebuah aula kampus. 

Kepolisian Bolivia sudah menangkap seorang mahasiswa yang berinisial C.A.M.M yang diduga terlibat dalam ledakan granat gas di UATF. Selain itu, terdapat dua orang terduga pelaku lainnya yang diduga memiliki andil dalam peristiwa ini.

Penangkapan pelaku peledakan granat dilakukan pada pada pagi hari oleh Fuerza Especial de Lucha Contra el Crimen (FELCC) di Potosi yang mendapatkan bantuan dari pihak intelijen. Ketiga terduga pelaku sudah diamankan oleh aparat keamanan untuk nantinya menjalani persidangan, dikutip dari Telesur. 

Baca Juga: Granat Meledak di Kampus Bolivia, 4 Mahasiswa Tewas 

1. Serangan granat gas terjadi di saat pemilihan pengurus universitas

Serangan granat gas di Universidad Autónoma Tomas Frías itu telah mengakibatkan empat orang tewas. Menteri Dalam Negeri Eduardo del Castillo menyebut bahwa sudah ada 86 korban luka-luka akibat insiden ledakan granat tersebut.

Insiden ini terjadi di gedung aula yang digunakan sebagai tempat penyelenggaraan pemilihan umum Local University Federation (FUL) atau kepengurusan universitas untuk periode 2022-2025 UATF. 

Demi mempercepat proses investigasi dan menangkap terduga pelaku lain dari insiden ini, pihak Kantor Kejaksaan Potosi sudah membentuk komisi khusus untuk menginvestigasi secara mendalam penyebab dan motif dalam peristiwa ini.

Baca Juga: Bolivia: Eks Kepala Polisi Ditangkap Dugaan Pembunuhan Massal

2. Korban tewas dan luka disebabkan kepanikan dan orang-orang saling berdesakan

Penyebab utama timbulnya korban tewas dan luka-luka diduga dikarenakan kepanikan mahasiswa yang berdesakan keluar dari gedung. Dilansir Associated Press, rektor Universidad Autónoma Tomas Frías, Pedro Lopez menyebut bahwa setelah granat yang berisikan gas itu meledak, mahasiswa langsung panik berlarian untuk keluar dari gedung. 

"Di tengah acara pertemuan itu, granat gas air mata dipasang dan meledak, sehingga menimbulkan kepulan asap. Hal itu yang mengakibatkan timbulnya kepanikan mahasiswa untuk keluar dari gedung" tutur Lopez. 

Dilaporkan Mercopress, pintu ruang aula pertemuan itu tertutup ketika ledakan granat gas terjadi di dalam gedung. Maka, terdapat dugaan para korban tewas akibat menahan lukanya ketika berusaha mengevakuasi diri dari dalam ruangan. 

Akan tetapi, pihak Kantor Kejaksaan mengindikasikan penyebab awal korban tewas dan terluka disebabkan oleh luka akibat berdesak-desakan dan kekurangan oksigen. Namun, penyebab pastinya masih dalam diselidiki lebih lanjut oleh petugas. 

Baca Juga: Bolivia Minta Brasil Ekstradisi Eks Menteri Pertahanan

3. Korban masih diidentifikasi

Sementara itu, Kepala Polisi, Bernardo Isnado mengatakan bahwa setidaknya terdapat 40 orang terluka yang dilarikan ke University Social Security. Sedangkan 20 korban lainnya dibawa ke RS Daniel Bracamonte di Kota Potosi.

Berdasarkan kabar terbaru pada Senin petang, diketahui terdapat lima mahasiswa Universidad Autónoma Tomás Frías (UATF) yang masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit lantaran dalam kondisi kritis. 

Sesuai keterangan Lopez, para korban masih belum diidentifikasi dan pihak universitas mendelarasikan belasungkawa atas insiden ini. 

"Saya percaya bahwa semua warga di Potosi sedang berduka saat ini atas kejadian tidak bertanggung jawab dan tindak kriminal. Maka dari itu, hukum harus ditegakkan dengan segala keakuratannya" tambah Lopez. 

Brahm Photo Verified Writer Brahm

-

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya