IGD RSUD Blitar Penuh, Pasien COVID-19 Rela Antre di Mobil
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Blitar, IDN Times - Terus bertambahnya angka kasus COVID-19 di Kabupaten Blitar, membuat ruang IGD RSUD Ngudi Waluyo Wlingi penuh. Bahkan, belasan pasien harus rela antre menunggu di dalam mobil. Petugas medis mendatangi pasien dalam mobil tersebut, dan melakukan pemeriksaan awal. Jika ruang IGD terdapat bed yang kosong mereka baru dipindahkan ke dalam. Sambil menunggu ketersediaan bed, para pasien ini memilih tetap berada dalam mobil.
1. Jumlah Bed di IGD telah ditambah, masih terjadi antrean
Direktur Utama RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, Endah Woro Utami, menerangkan kondisi seperti ini sudah terjadi sejak sebulan terakhir ini. Ruang IGD saat ini dikhususkan bagi pasien COVID-19. Sedangkan untuk pasien non COVID, ruang IGD telah dipindah ke laboratorium lama. Total terdapat 30 bed yang diperuntukkan bagi pasien COVID-19 di ruang IGD tersebut.
"Kalau tadi pagi antrian pasien yang di mobil relatif menurun, sekitar 15 pasien saja, pernah dulu sampe 30 pasien antri di dalam mobil," ujarnya, Minggu (01/8/2021).
2. Arahkan pasien yang bergejala ringan ke rumah sakit pengampu
Editor’s picks
Untuk mengurangi antrian pasien ini, pihak rumah sakit telah menerapkan sejumlah kebijakan. Diantaranya pasien tidak perlu langsung datang ke IGD, dan bisa antri dari rumah. Pihak keluarga pasien cukup meninggalkan nomor telepon, dan akan dihubungi petugas untuk upadate pergeseran antrian. Dengan pasien menunggu di rumah diharapkan bisa melakukan proning dalam kondisi lebih tenang. Selain itu, jika gejalanya tidak begitu mengkhawatirkan dengan saturasi aman, diharapkan bisa mendapatkan rumah sakit lain.
"Selain 3 rumah sakit rujukan, di wilayah Kabupaten Blitar juga terdapat 8 rumah sakit pengampu, jika gejalanya tidak parah mereka kita arahkan ke rumah sakit tersebut," terangnya.
3. Pasien enggan tempati tenda darurat yang dipasang
Pihak rumah sakit juga akan membeli tambahan bed untuk kebutuhan di ruang IGD. Bulan ini mereka akan menambah 20 bed lagi. Selain itu mereka juga menambah tenaga kesehatan untuk bertugas di ruang IGD. Penambahan ini menyesuaikan dengan ketersediaan bed nantinya. Sebenarnya mereka telah memasang tenda darurat. Namun hal tersebut tidak bisa mejadi solusi cepat. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, pasien tidak mau menempati bed di dalam tenda. Alasannya, mereka tidak mau kedinginan atau kehujanan dan bed dari BPBD tidak memenuhi standar bagi pasien yang mengalami sesak napas.
"Bed untuk pasien seharusnya bisa diposisikan duduk, tapi bed yang ada di tenda darurat hanya posisi datar saja, saat ini fungsinya sebagai tempat transit sementara pasien," tuturnya.
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.