Persentase Kematian COVID-19 di Kab.Blitar Tertinggi, Ini Sebabnya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Blitar, IDN Times - Persentase kematian kasus COVID-19 di Kabupaten Blitar tertinggi se Jawa Timur selama masa pandemik ini. Berdasarkan data yang dilansir dari situs tanggapcorona.blitarkab.go.id, total jumlah kasus COVID-19 mencapai 6533 pasien. Dari jumlah ini sebanyak 806 pasien di antaranya meninggal dunia. Secara persentase, tingkat kematian atau Case Fatality Rate (CFR) Kabupaten Blitar mencapai 12,5 persen. Pemerintah Kabupaten Blitar pun buka suara.
1. Pasien meninggal mayoritas disertai komorbid
Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, dr Miftahul Huda menerangkan terdapat beberapa faktor yang menyebabkan tingginya persentase kematian ini. Mayoritas pasien COVID-19 yang meninggal ini disertai oleh komorbid.
Rata-rata penyakit penyertanya berupa jantung, diabetes dan darah tinggi. "Jadi saat mereka masuk ke rumah sakit sudah masuk kategori gejala berat, mayoritas pasien yang meninggal juga disertai oleh komorbid," ujarnya, Kamis (08/7/2021).
2. Jumlah ventilator masih sangat kurang
Editor’s picks
Selain itu, Huda juga mengakui adanya masalah pada tim kuratif penanganan COVID-19, terutama pada fasilitas kesehatan. Jumlah alat bantu pernapasan yang dimiliki fasilitas kesehatan rujukan terutama jenis ventilator masih kurang. Saat ini, hanya terdapat 10 ventilator di 10 fasilitas kesehatan yang ditunjuk untuk menangani pasien COVID-19.
"Untuk itu kami sedang mengajukan bantuan 8 unit ventilator ke Kementerian Kesehatan," terangnya.
Baca Juga: Ambulans Pengangkut Vaksin AstraZeneca di Blitar Terguling
3. Muncul stigma "dicovidkan", masyarakat enggan memeriksakan kesehatan
Rendahnya faktor kesadaran masyarakat untuk segera memeriksakan diri begitu mendapati gejala terkena COVID-19 juga menjadi kendala tersendiri. Kondisi ini turut menyumbang tingginya angka kasus kematian.
Menurut Huda, seharusnya masyatakat tidak perlu takut untuk segera melakukan pemeriksaan. Bahkan, saat ini pemeriksaan bisa dilakukan di setiap Puskesmas. Adanya stigma "dicovidkan" membuat banyak pasien yang datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi berat. "Untuk itu kami selalu mengimbau ke masyarakat jangan takut memeriksakan diri," pungkasnya.
Baca Juga: Pasien Suspect COVID-19 di Blitar Kabur dari RS
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.