Banyak Pelajar di Aksi 212 Tidak Tahu Duduk Perkara yang Disuarakan

Pelajar mengaku ikut karena tidak bisa ikut aksi sebelumnya

Jakarta, IDN Times - Aksi demonstrasi yang digelar Mujahid 212, Sabtu (28/9) siang, tidak hanya melibatkan kalangan dewasa, tapi juga pelajar SMA/SMK dan SMP. Bahkan banyak balita yang dibawa serta dalam aksi dari Bundaran Hotel Indonesia (HI) sampai depan Istana Negara, Jakarta Pusat ini.

Para pelajar tersebut mengaku ikut aksi karena diajak teman dan juga pesan berantai di media sosial (medsos). Tidak sampai di situ, mereka juga nekat bolos sekolah. Padahal kenyataannya, mereka tidak paham duduk persoalan yang menjadi dasar dari aksi itu.

1. Banyak pelajar ikut aksi 212 tanpa tahu substansi yang disuarakan

Banyak Pelajar di Aksi 212 Tidak Tahu Duduk Perkara yang DisuarakanIDN Times/Candra Irawan

Seperti pelajar dari SMK Kesehatan Banten, Cipondoh, Kota Tangerang, Banten, bernama Ratih, yang turut hadir di aksi Mujahid 212 bersama adiknya.

Pelajar kelas 3 SMK Kesehatan Banten itu mengaku tahu ada rencana aksi 212 dari medsos. Kemudian ia sengaja membawa adiknya yang masih kelas 3 SMP untuk mengikuti aksi itu.

"Hari ini lagi libur sekolah, saya mengikuti aksi ini karena kurang setuju sama undang-undang sekarang. Peraturan itu bukan kita (manusia) yang buat, tetapi seharusnya Allah yang buat dan manusia itu tidak berhak," jelasnya saat ditemui IDN Times, di depan gedung Bank Indonesia, Jakarta.

2. Nekat ikut aksi meski tidak diizinkan sekolah

Banyak Pelajar di Aksi 212 Tidak Tahu Duduk Perkara yang Disuarakan

Ratih mengatakan dirinya juga menyoroti aturan yang mengikat perempuan saat pulang malam. Aturan itu dinilainya sangat kontroversial karena bagi profesi perawat, bidan, dan apoteker, aturan itu tidak dapat dikenakan.

"Terus kalau pulang malam, apa kabar tim kesehatan yang pulang malam atau shift malam. Apa anggota DPR mau sembuhin pasien malam-malam, mau gantiin kita bantuin lahiran, dan saya datang ke sini modal nekat," ujarnya.

Dia menambahkan, "sudah gitu pulang malam didenda Rp 1 juta, kalau perawat itu kan pulang malam, sangat sulit untuk profesi ini."

Menurut Ratih, dia sudah diizinkan orang tuanya untuk ikut aksi. Namun, dia mengaku sekolah tidak mengizinkan. Kendati demikian, Ratih tetap berangkat bersama adiknya menggunakan kereta api dan masih menggunakan seragam sekolah.

3. Tidak tahu duduk perkara aksi tapi menolak PKI

Banyak Pelajar di Aksi 212 Tidak Tahu Duduk Perkara yang DisuarakanIDN Times/Candra Irawan

Senada dengan Ratih, salah satu pelajar SMA Al-Hikmah, Pulogadung, Jakarta Timur, Azwar mengungkapkan, dirinya datang bersama rekan sekelasnya. Azwar juga mengaku tidak mengetahui persis duduk persoalan digelarnya aksi itu.

"Saya kelas 3 SMA, datang ke sini untuk menegakan keadilan. Karena ada undang-undang yang kontroversial dan menolak Partai Komunis Indonesia (PKI), saya juga menuntut Jokowi mundur," ucap Azwar.

4. Ikut aksi 212 karena sebelumnya tidak bisa ikut aksi pelajar dan mahasiswa

Banyak Pelajar di Aksi 212 Tidak Tahu Duduk Perkara yang DisuarakanIDN Times/Candra Irawan

Anjar, seorang pelajar SMP Al-Hamidiyah, Jakarta Barat, juga nekat membolos untuk mengikuti aksi 212. Anjar menambahkan, ia dan tiga rekannya hanya mengikuti aksi itu karena pada aksi pelajar sebelumnya tidak bisa ikut serta.

"Kita bertiga bolos, pulang sekolah seharusnya jam 12 dan sore baru pulang," jelas Anjar.

Baca Juga: Mujahid 212 Turun Aksi, KPAI Imbau Anak Tidak Terprovokasi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya