BEM SI Jabodetabek Sebut Ada Upaya Penggembosan Aksi Mahasiswa

Sebelum aksi BEM UNJ ditawari buat kegiatan agar tidak demo 

Jakarta, IDN Times - Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) wilayah se-Jabodetabek-Banten, Muhammad Abdul Basit mengakui ada upaya penggembosan di sejumlah kampus untuk meredam aksi demo. Bahkan massa dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ), kata Abdul Basit, sempat ditawari berbagai kegiatan dengan sokongan anggaran yang cukup, agar tidak melakukan aksi demo.

"Ini jadi poin kita juga, kita sedikit kecewa dengan pihak aparat atau pihak pemerintah yang tidak menjamin, terkait dengan hak kebebasan berdemokrasi khususnya hak kebebasan berpendapat di muka umum," jelas Abdul Basit kepada IDN Times di Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).

Baca Juga: Dihadang Barisan Polwan, Mahasiswa Tak Bisa Demo Depan Istana

1. Diduga mahasiswa takut demo karena ada ancaman

BEM SI Jabodetabek Sebut Ada Upaya Penggembosan Aksi MahasiswaIDN Times/Candra Irawan

Karena itu, dia menduga, aksi yang berlangsung Kamis kemarin di depan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, tidak seramai atau tidak diikuti oleh banyak mahasiswa karena ada ancaman atau hal yang ditakutkan mahasiswa.

"Itu sih yang saya rasakan, bahkan tadi ada ancaman. Laporan sudah, soalnya di kita pun di Jabodetabek tadi ada yg menawarkan sesuatu untuk membuat agenda di kampus dan tidak aksi hari ini. Hal-hal seperti itu sudah jadi mungkin tidak kaget untuk kita digerakkan," ujarnya.

2. UNJ sempat dapat tawaran untuk tidak melaksanakan aksi

BEM SI Jabodetabek Sebut Ada Upaya Penggembosan Aksi MahasiswaIDN Times/Candra Irawan

Menurut Basit, UNJ sempat mendapatkan tawaran serupa untuk tidak melaksanakan aksi dan mengalihkannya ke dalam kegiatan di kampus UNJ dengan janji akan didukung anggaran. Selain itu, ia juga menyoroti Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) yang memanggil Rektor Universitas.

"Kita kan sudah bersikap terkait dengan Pak Menteri, kita menyayangkan juga Pak Menteri itu tidak atau di luar dari koridor kehidupan kampus sebagai akademisi. Seharusnya kebebasan berpendapat, diskusi atau yang lainnya itu menjadi kegiatan dan menjadi ciri khas kampus," ungkapnya.

3. Mahasiswa sebagai oposisi untuk kebijakan pemerintah yang tidak sesuai aspirasi

BEM SI Jabodetabek Sebut Ada Upaya Penggembosan Aksi MahasiswaIDN Times/Candra Irawan

Aksi menteri memanggil rektor agar mahasiswa tidak demo, ujar Basit, sudah menyalahi atau mengebiri kebebasan berpendapat yang seharusnya menjadi budaya kampus. Dia pun mengungkapkan bahwa aksi mahasiswa untuk mengawal pemerintahan.

"Pertama ini hak kita sebagai antitesis atau sebagai penjagaan pada seseorang yang ingin berkuasa pada saat ini. Siapa pun pemerintahannya kita akan menjadi oposisi kalau ada kebijakan yang tidak sesuai dengan aspirasi," ucap Basit.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya