Setelah Kasus Racun, Alexei Navalny akan Kembali ke Rusia

Ia mengatakan telah lama merindukan Rusia dan Moskow

Berlin, IDN Times - Pemimpin oposisi sekaligus aktivis Rusia, Alexei Navalny, dikabarkan akan kembali ke Rusia setelah diracun sekitar 5 bulan yang lalu. Ia mengatakan bahwa dirinya telah lama merindukan Rusia dan kota Moskow. Bagaimana awal ceritanya?

1. Pengumuman yang disampaikan oleh Navalny membuat pihak berwenang Rusia akan segera menangkapnya

Setelah Kasus Racun, Alexei Navalny akan Kembali ke RusiaPemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Instagram.com/navalny)

Dilansir dari The Guardian, kurang dari 5 bulan setelah keracunan novichok, Navalny dikabarkan akan segera kembali ke Rusia dan menentang ancaman oleh para pejabat Rusia yang membuat pihak berwenang akan menangkap Navalny setelah tiba di Rusia. Alasan penangkapan tersebut karena gagal hadir untuk sidang pembebasan bersyarat saat diracun. Bandara Vnukovo telah membatasi pelaporan pihak jurnalis di dalam terminal serta pihak berwenang telah memperingatkan kepada para pendukung Navalny untuk tidak berkumpul.

Kantor Kejaksaan Moskow mengatakan secara resmi telah memperingatkan 15 penyelenggara pendukung Navalny dengan mengatakan acara itu ilegal karena tidak mendapatkan persetujuan dari pihak berwenang. Artinya, para pendukung Navalny jika benar-benar hadir dalam acara tersebut akan ditangkap oleh pihak berwenang serta dijatuhi denda. Menjelang kepulangannya ke Rusia, Navalny mengucapkan terima kasih kepada orang-orang Jerman atas apa yang dia gambarkan sebagai keramahan yang merusak stereotip mereka dalam 5 bulan terakhir ini.

2. Navalny bersama lembaga investigasi mengajukan tuduhan rinci mengenai kasus pemberian racun terhadapnya

Setelah Kasus Racun, Alexei Navalny akan Kembali ke RusiaPemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Instagram.com/navalny)

Navalny bersama dengan lembaga investigasi, Bellingcat, telah mengajukan tuduhan rinci bahwa "pasukan racun", yang bekerja untuk dinas keamanan polisi federal Rusia, telah melacak politisi oposisi selama beberapa tahun dan kemudian menyerangnya. Sebagian besar pekerjaan telah dilakukan oleh seorang peneliti Bellingcat Bulgaria yang berbasis di Wina, Austria, Christo Grozev. Dia dapat membeli catatan penerbangan dan data telepon di pasar gelap, karena standar perlindungan data Rusia serta mencari penumpang dalam penerbangan ke kota yang sama tempat Navalny bepergian, mencocokkannya dengan data lain tentang operator yang diketahui.

Pada bulan November 2020 lalu, ketika Navalny sedang memulihkan diri di pedesaan Jerman, Grozev berkunjung untuk membandingkan catatan perjalanan polisi federal Rusia dengan perjalanan Navalny dan perbandingannya sangat mencolok. Ketika potongan-potongan teka-teki itu mulai terpasang pada tempatnya, Grozev mengalami aliran adrenalin yang sangat besar. Biasanya ia harus menghabiskan waktu yang lebih lama untuk menilai dan menggali serta terdapat 34 penerbangan yang berbeda dan secara statistik tidak ada peluang ini bisa menjadi kebetulan.

Sejak saat itu, ia telah mengidentifikasi 6 perjalanan lagi yang dilakukan oleh agen dari tim yang melacak Navalny menggunakan nama yang berbeda, menjadikan jumlah total perjalanan di mana Navalny memiliki petugas pendamping dari polisi federal Rusia menjadi 40 perjalanan. Dalam perjalanan kasus yang luar biasa, Navalny kemudian memanggil salah satu pria dengan berpura-pura menjadi asisten perwira polisi federal Rusia berpangkat tinggi yang melakukan penyelidikan internal mengenai alasan keracunan itu dianggap salah dan membuatnya mengakui banyak detail plot, termasuk fakta bahwa racun itu mungkin dipasang melalui pakaiannya.

Baca Juga: Bisa Jadi Racun, Jangan Memanaskan 10 Makanan Ini Secara Berulang! 

3. Sebelumnya, Navalny menuding Vladimir Putin bertanggung jawab atas keracunan yang ia alami

Setelah Kasus Racun, Alexei Navalny akan Kembali ke RusiaPemimpin oposisi Rusia, Alexei Navalny. (Instagram.com/navalny)

Beberapa bulan lalu, Navalny menuding Presiden Rusia, Vladimir Putin, sebagai dalang atas keracunan yang ia alami saat itu dengan menggunakan novichok dan penemuan zat racun tersebut telah dikonfirmasi oleh laboratorium di Prancis dan Swedia. Juru bicara dari Putin membantah tudingan yang disampaikan oleh Navalny karena tidak ada bukti serta mengatakan agen CIA bekerja sama dengan pemimpin oposisi Rusia. Saat itu, Navalny jatuh pingsan pada tanggal 20 Agustus 2020 lalu di Siberia, Rusia dan dipindahkan ke rumah sakit Charite di Berlin, Jerman.

Para pendukung Navalny merasa yakin bahwa teh yang ia minum telah dibubuhi racun tersebut di bandara Tomsk, tetapi jejak agen saraf kemudian ditemukan pada botol air di hotel tempat dia menginap malam sebelumnya. Agen saraf dari kelompok Novichok juga digunakan untuk meracuni mantan mata-mata Rusia, Sergei Skripal, dan putrinya di Salisbury, Inggris, pada tahun 2018 lalu. Pada akhirnya mereka berdua berhasil selamat meski seorang wanita setempat bernama Dawn Sturgess, meninggal setelah bersentuhan dengan racun tersebut.

Baca Juga: Rusia Tolak Laporan Investigasi Media Barat atas Kasus Navalny

Christ Bastian Waruwu Photo Verified Writer Christ Bastian Waruwu

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya