Jadi Orang Afrika Pertama Positif Corona, Remaja Ini Tak Ingin Pulang
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Seorang pelajar asal Kamerun bernama Kem Senoua Pavel Daryl menjadi orang Afrika pertama yang terjangkit virus corona di Tiongkok. Remaja berusia 21 tahun itu tinggal di Jiangzhou. Meski terjangkit virus yang belakangan bernama Coved-19, ia tak berniat meninggalkan Tiongkok.
"Saya tidak ingin pulang sebelum menyelesaikan masa belajar saya. Saya pikir tidak perlu kembali ke rumah, karena semua biaya rumah sakit sudah diurus oleh pemerintah Tiongkok," ujar Senoua.
Kasus Senoua adalah kasus virus corona pertama yang melibatkan orang Afrika yang ada di Tiongkok, hingga akhirnya dinyatakan sembuh dan bebas dari virus mematikan tersebut.
1. Meski positif terjangkit virus corona, Senoua enggan kembali ke negara asalnya
Meski wabah virus corona sudah menyebabkan kematian lebih dari 1.700 orang dan menginfeksi 68.000 orang, tidak membuat Senoua meninggalkan Tiongkok. Ia akan menjalani perawatan di negeri tirai bambu, bukan di Kamerun, negara asalnya.
"Tidak peduli apa yang terjadi, saya tidak ingin membawa penyakit mematikan itu kembali ke Afrika," ujar dia saat menjalani masa karantina di asrama universitasnya, dilansir BBC, Senin (17/2).
Senoua mengatakan akan menjadi ide buruk dan berbahaya jika ia pulang ke rumahnya sekarang. Ia tidak ingin virus mematikan tersebut menyebar ke negeranya. Ketakutan terbesarnya adalah tentang psikologis dan emosional.
Baca Juga: Taiwan Laporkan Kematian Pertama Akibat Virus Corona
2. Senoua akhirnya sembuh setelah dikarantina selama 14 hari
Editor’s picks
Senoua sempat menderita demam, batuk kering, serta gejala seperti flu. Ia sempat ketakutan hal lebih buruk menimpanya. Atas gejala-gejala yang mengindikasikan terjangkit virus corona, ia kemudian dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan.
"Ketika saya pergi ke rumah sakit untuk pertama kalinya, saya berpikir bahwa saya akan mati dan itu akan terjadi," kata dia.
Selama masa isolasi di rumah sakit di Tiongkok, Senoua dirawat dengan antibiotik dan obat-obatan yang biasa digunakan untuk mengobati pasien HIV. Akhirnya, setelah dua minggu perawatan, ia mulai menunjukkan tanda-tanda pemulihan.
Hasil CT scan menunjukkan Senoua tidak memiliki riwayat penyakit. Ia dinyatakan sembuh dari corona dan semua biaya perawatannya ditanggung pemerintah Tiongkok.
3. Warga negara Kamerun kecewa terhadap kurangnya bantuan dari pemerintahnya
Pada 30 Januari lalu, komunitas Kamerun menulis surat terbuka kepada presiden mereka agar mendesak pemerintah setempat mengevakuasi warga yang terjebak di pusat penyebaran virus corona.
"Kami masih menunggu jawaban dari pemerintah Kamerun," kata pemimpin komunitas di Wuhan, Pisco Scott Nseke.
Scott mengatakan, meski masyarakat tidak bersatu untuk evakuasi, tetapi mereka mengharapkan kepedulian dari pemerintah Kamerun. Pemerintah terkesan lambat dalam menangani warganya. Mereka kecewa karena kurangnya bantuan dari pemerintah.
Baca Juga: Daftar Negara yang Laporkan Kematian Akibat Virus Corona