Dukung Kampus Merdeka, Universitas Airlangga Akan Ubah Kurikulum 

Berharap menghasilkan mahasiswa berdaya di kemudian hari

Jakarta, IDN Times - Hanya dalam waktu 3 bulan setelah dilantik menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim meluncurkan terobosan baru berupa program Kampus Merdeka.  

Banyak kampus yang mendukung program ini, baik kampus negeri maupun swasta. Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri, Universitas Airlangga tidak menolak program Kampus Merdeka Nadiem. 

Menurut Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih, kampusnya malah sudah lama memilah-milah dosen dalam tiga kelompok, karena passion dosen memang bermacam-macam.

"Jadi dosen yang pertama adalah dosen yang passion-nya belajar, biarkan mereka berkutat di dunia pelajaran, yang kedua adalah dosen yang passion-nya di riset, kemudian yang ketiga adalah dosen yang passion-nya di pengabdian masyarakat," ujar Nasih dalam acara "Forum Perguruan Tinggi 'Kampus Merdeka untuk Desa" di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan Jumat (31/1).

Baca Juga: Rektor ITB: Kampus Merdeka Sangat Sejalan dengan yang Kami Rintis

1. Universitas Airlangga memiliki lebih dari 100 dosen yang punya passion pengabdian masyarakat

Dukung Kampus Merdeka, Universitas Airlangga Akan Ubah Kurikulum IDN Times/Daffa Maududy Fitranaarda

Menurut Nasih, untuk pengembangan desa, sepenuhnya tidak berada di tangan mahasiswa, melainkan juga berada di tangan dosen pembimbingnya.

"Karena pembangunannya, pembinaannya akan diberikan oleh dosen-dosen ini, kebutuhan mahasiswanya juga kemudian akan diikuti persoalan-persoalan yang ada di desanya," ujar Nasih.

Dalam hal ini, ia memaparkan Universitas Airlangga memiliki lebih dari 100 orang dosen yang memiliki passion dalam pengabdian masyarakat, untuk kemudian membawa mahasiwa berada di perusahaan, dan ditaksir jumlah mahasiswa yang terlibat hal tersebut tidak kurang dari 5.000 orang dalam berbagai macam kegiatan.

Dalam konteks ini, apabila ada mahasiswa yang berhasil melakukan survei pada sebuah desa dan menghasilkan sesuatu yang inovatif, mahasiswa tersebut akan dianggap sudah melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Baca Juga: Undiknas Sambut Baik Kebijakan Kampus Merdeka, Namun Butuh Juknis

2. Universitas beri kebebasan kepada mahasiswa bila sudah menyelesaikan semua SKS wajib

Dukung Kampus Merdeka, Universitas Airlangga Akan Ubah Kurikulum IDN Times/Daffa Maududy Fitranaarda

Mahasiswa melaksanakan KKN dalam waktu 6 bulan dengan jumlah SKS 20. Hal ini dinilai  tidak mudah karena mahasiswa harus menyelesaikan semua mata kuliah wajib. Namun, Universitas Airlangga telah memberikan kebebasan kepada mahasiswanya.

"Mereka-mereka (mahasiswa) yang sudah menyelesaikan SKS wajibnya dan tinggal yang pilihan, maka pilihannya akan kita berikan kebebasan," jelas Nasih.

Dia menambahkan, terkait kebijakan Kampus Merdeka, perlu ada penyempurnaan pada kurikulum yang sudah ada. Apabila seorang mahasiswa sudah menyelesaikan semua SKS wajibnya, dan ingin merambah ke dunia industri, desa, atau lainnya, hal tersebut akan diakui sebagai bagian dari proses belajar.

3. Bersiap melaksanakan program Kampus Merdeka, Universitas Airlangga akan ubah kurikulum

Dukung Kampus Merdeka, Universitas Airlangga Akan Ubah Kurikulum IDN Times/Daffa Maududy Fitranaarda

Universitas Airlangga, kata Nasih, mempersiapkan diri untuk melaksanakan program Kampus Merdeka. Langkah pertama yang akan dilakukan yakni mengubah kurikulum, khususnya yang terkait pengembangan desa. Sebab, kebanyakan kampus di Jawa Timur berorientasi pada daerah pedesaan, bukan perkotaan.

"Kami menyesuaikan diri untuk desa, dan ini sejalan dengan visi dan misi kami," jelas Nasih.

Dia mengatakan, dengan dilaksanakannya kegiatan di desa, tidak akan ada pemikiran kaya dan miskin pada mahasiswa, dan fokus dari Universitas Airlangga adalah menghasilkan mahasiswa yang akan berdaya di kemudian hari.

Baca Juga: Rektor UI dan Mahasiswa Jakarta Dukung Program Kampus Merdeka Nadiem

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya