Jakarta Sulit Terapkan Lockdown Cegah Virus Corona, Begini Alasannya

Jakarta siap mengantisipasi dan menangani COVID-19

Jakarta, IDN Times - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan DKI Jakarta siap menghadapi virus corona atau COVID-19) yang saat ini sudah mewabah di Indonesia.

“Pada Februari, seluruh jajaran tidak hanya dinas kesehatan, mulai disiapkan untuk mengantisipasi. Sudah ada instruksi gubernur, dari pariwisata sampai yang mengurus kesehatan,” ujar Anies, dalam acara Indonesia Lawyer Club di tvOne, Selasa (17/3).

Selanjutnya, kata Anies, dibuatkan sebuah kebijakan bagi warga dan pegawai yang terpapar COVID-19 serta membutuhkan penanganan isolasi, gaji atau tunjangan milik mereka tidak akan dipotong. Tujuannya agar orang-orang tersebut bersedia mengikuti protokol untuk melakukan isolasi mandiri.

Dalam acara tersebut, Anies menjelaskan langkah-langkah DKI Jakarta mengantisipasi sekaligus menghadapi wabah virus corona di ibu kota.

1. Jakarta sulit melakukan lockdown

Jakarta Sulit Terapkan Lockdown Cegah Virus Corona, Begini AlasannyaIlustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Anies mengatakan lockdown Jakarta sulit dilakukan karena banyak penduduk ibu kota yang memiliki tempat tinggal di luar wilayah administrasi Jakarta.

“Tidak mungkin kita hanya bisa melakukan di Jakarta, karena interaksi antar wilayah sudah menjadi satu, karena membicarakan tidak hanya Jakarta, namun Jabodetabek,” kata dia.

Walau Jakarta tidak diberlakukan lockdown, Anies sudah mengeluarkan kebijakan berupa limited movement, yaitu membatasi pergerakan secara serius, untuk mencegah terjadinya penularan di tempat yang ramai.

2. Perlunya membangun kesadaran publik dalam menghadapi COVID-19

Jakarta Sulit Terapkan Lockdown Cegah Virus Corona, Begini AlasannyaAnies Baswedan (IDN Times/Gregorius Aryodamar P.)

Menurut Anies langkah pemerintah DKI sekarang ini adalah membangun kesadaran publik, bahwa masalah wabah virus corona yang dihadapi saat ini bukanlah hanya seputar jenis penyakitnya, melainkan melihat wabah yang begitu cepat menyebar dan serentak.

Case fatality ratenya 3-4 persen, itu lebih rendah dibandingkan meninggal karena kecelakaan, karena kanker, tapi penyebarannya yang cepat, itu yang harus diwaspadai,” ujar dia.

Apabila kurangnya penanganan terhadap virus asal Tiongkok ini, kata Anies, angka kematian akan meningkat. Karena jumlah pasien tidak akan sebanding dengan jumlah tenaga medis atau fasilitas kesehatan yang tersedia.

Baca Juga: Ancaman Virus Corona, Ridwan Kamil: Jawa Barat Siap Lockdown

3. Mengurangi kegiatan yang berada di luar rumah

Jakarta Sulit Terapkan Lockdown Cegah Virus Corona, Begini AlasannyaCFD di Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin Jakarta (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Setelah Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan penyebaran virus corona rentan terjadi di keramaian, Anies mengambil tindakan berupa meminimalkan kegiatan di tempat umum yang berpotensi menimbulkan keramaian.

“Mulai dari pembatasan car free day, penutupan tempat wisata, lalu menutup kegiatan belajar mengajar di sekolah,” ujar dia.

Untuk peniadaan kegiatan belajar di sekolah, kata Anies, walau anak-anak sekolah kecil kemungkinan terjangkit COVID-19, namun mereka berpotensi menjadi carrier virus tersebut. Sehingga dapat menular ke pegawai-pegawai yang ada di sekolah.

Lebih dari itu, menurut Anies, anak-anak SD ataupun SMP yang kerap diantar orangtua, menimbulkan sebuah keramaian di satu lokasi tersebut. Sehingga apabila meliburkan sekolah seperti saat ini, tidak hanya memikirkan anak-anak, namun juga dampak pada para orangtua dari anak-anak tersebut.

4. Membatasi pergerakan masyarakat sesuai imbauan pemerintah pusat

Jakarta Sulit Terapkan Lockdown Cegah Virus Corona, Begini AlasannyaCFD di Jalan Jenderal Sudirman-Thamrin Jakarta (IDN Times/Gregorius Aryodamar)

Dengan mengurangi interaksi fisik secara langsung dengan istilah lain social distancing, kata Anies, menjadi upaya pemerintah pusat mengurangi risiko penularan virus corona dengan cara bekerja, belajar, dan melakukan ibadah di rumahnya masing-masing.

Dalam hal tersebut, kata Anies, ia akan mengurangi jumlah penumpang dalam transportasi umum, untuk mencegah terjadinya interaksi langsung antar masyarakat.

“Belajar dari Italia, di mana mereka tidak memberikan pemaparan kepada masyarakatnya terkait potensi penularan COVID-19. Sehingga awalnya hanya empat kasus, dalam 23 hari kemudian melonjak lebih dari 21.000 kasus,” ujar mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu.

5. Mengimbau warga ibu kota untuk tidak bepergian ke luar kota

Jakarta Sulit Terapkan Lockdown Cegah Virus Corona, Begini AlasannyaIlustrasi (IDN Times/Rochmanudin)

Apabila bukan untuk kepentingan urgen, Anies mengimbau warga Jakarta untuk tidak bepergian ke luar kota, untuk mencegah penularan COVID-19.

“Kecuali memang urgen dan pastikan dalam kondisi yang sehat,” ucap dia.

Hal tersebut dapat dilihat dari Wuhan, Tiongkok, karena pada awal penyebaran COVID-19, tidak melakukan penutupan kota sehingga hal tersebut menimbulkan penyebaran virus corona menjadi meluas.

"Karena apabila ada warga DKI yang melakukan perjalanan ke luar Jakarta dan terpapar COVID-19, potensi untuk mendapat penanganan yang intensif akan sulit dilakukan," kata Anies.

https://www.youtube.com/embed/eFLpdE7HfWQ

Baca Juga: Virus Corona Bikin Ekonomi Anjlok, Jokowi Harus Hentikan Proyek Besar

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya