Kementerian PUPR: Banjir di 71 Titik karena Penyumbatan Drainase

Di 12 titik lainnya, banjir disebabkan meluapnya air sungai

Jakarta, IDN Times – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memaparkan penyebab banjir yang melanda Indonesia pada Januari hingga Februari 2020 ini.

Menurut Kepala Subdit Perencanaan Direktorat Sungai dan Pantai PUPR Bambang Heri Mulyono, umumnya banjir terjadi akibat meluapnya air sungai yang berada di sekitar perumahan warga, yang disebabkan tingginya curah hujan, dan juga karena saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

"Memang belakangan ini kita mengalami curah hujan yang cukup besar. Tercatat ada tiga kali banjir cukup besar, yang pertama tanggal 1 Januari, kemudian kedua tanggal 23 Februari, dan terakhir, baru kita alamin kemarin, tanggal 25 Februari,” ujar Bambang di Graha BNPB, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Jumat (28/2).

Baca Juga: DPRD DKI Bentuk Pansus Banjir, Anggota Terbanyak Fraksi PDIP-Gerindra

1. Banjir di Jabodetabek paling banyak disebabkan oleh penyumbatan drainase di 71 titik

Kementerian PUPR: Banjir di 71 Titik  karena Penyumbatan DrainasePemaparan Penyebab Banjir oleh Kemen PUPR (IDN Times/Daffa Maududy Fitranaarda)

Menurut Bambang, untuk  banjir yang terjadi pada 23 Februari, penyebabnya didominasi oleh penyumbatan drainase di 71 titik, dari total 83 titik banjir yang ada. Sementara di 12 titik lainnya, disebabkan oleh meluapnya air sungai karena intensitas hujan yang sangat tinggi.

“Nanti akan kami kaitkan juga dengan status bendungan Katulampa dan status di Pintu Air Manggarai,” tambah Bambang.

Lalu, untuk banjir pada 25 Februari 2020, dari 76 titik banjir di mana 46 di antaranya berada di Jakarta, 30 titik banjir disebabkan oleh saluran drainase yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan 16 titik banjir lainnya disebabkan oleh meluapnya sungai.

Baca Juga: Menteri PUPR Ungkap Penyebab Banjir Jakarta, Ternyata karena Drainase

2. Kementerian PUPR akan fokus tangani banjir dari hulu sampai hilir

Kementerian PUPR: Banjir di 71 Titik  karena Penyumbatan DrainasePemaparan Penyebab Banjir oleh Kemen PUPR (IDN Times/Daffa Maududy Fitranaarda)

Untuk daerah hulu, Bambang mengatakan, Kementerian PUPR akan fokus pada bagaimana caranya menahan air di atas, dan memperhitungkan jumlah air yang akan dialirkan ke hilir sesuai kapasitas sungai yang ada.

Untuk bagian tengah, Kementerian PUPR berencana membangun banyak sumur resapan. “Kita pengen setiap rumah tangga di bagian tengah ini bisa menahan air hujan, 1 sampai 2 meter kubik saja, maka banyak air yang bisa kita tahan di bagian tengah tanpa harus dikirim ke hilir,” ujar Bambang.

Lalu untuk di bagian hilir, Kementerian PUPR akan merencanakan bagaimana caranya agar air yang dikirim dari hulu tersebut dapat dialirkan dengan cepat ke arah laut, agar tidak terjadi banjir.

Selanjutnya, pada bagian hulu, Kementerian PUPR berencana akan menambah bendungan kering (dry dam) yang berfungsi untuk menanggulangi banjir.

3. Penyebab underpass Kemayoran selalu terendam banjir

Kementerian PUPR: Banjir di 71 Titik  karena Penyumbatan DrainaseKondisi Underpass Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (25/2). (IDN TIMES/Dimas Fitra Dirgantara)

Bambang juga menyinggung soal underpass Kemayoran yang selalu banjir tiap terjadi hujan dengan intensitas tinggi. Menurut dia, hal tersebut bisa terjadi karena sistem drainase yang tidak sempurna. Juga karena daerah underpass Kemayoran tidak dirancang untuk daerah permukiman.

Underpass Kemayoran pada awalnya tidak dirancang untuk keperluan permukiman, awalnya adalah kalau kita inget bahwa Kemayoran dirancang untuk bandar udara,” jelas Bambang. 

Bambang menyebutkan, sistem pembuangan air di daerah Kemayoran dikatakan sebagai sumber terjadinya banjir di underpass Kemayoran, karena semua saluran pembuangan air akan berakhir di underpass Kemayoran, walau sudah disediakan pompa untuk mengalihkan air ke kali Sunter.

Untuk mengatasi hal tersebut, Kementerian PUPR akan menyediakan pompa yang memilki kemampuan sedot air sebesar 40 m3/detik.

Baca Juga: Atasi Masalah Banjir di Bekasi, Menteri PUPR: Butuh Dana Rp4,4 Triliun

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya