Ini Solusi Sultan HB X untuk Mencegah Banjir di Sungai Opak-Oya

Pembangunan bisa gunakan dana taktis gubernur‎

Bantul, IDN Times - Lima hari pasca-bencana banjir dan longsor, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X melakukan kunjungan di sejumlah titik yang terdampak bencana di Kabupaten Bantul, Yogyakarta.

Rombongan orang nomor satu di Yogyakarta tersebut tiba di Dusun Kradenan, Desa Girirejo, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul sekitar pukul 08.30 WIB dan langsung meninjau aliran sungai Celeng yang sempat meluap dan menerjang ratusan rumah milik warga di Dusun Kradenan.

Usai mengunjungi Dusun Kradenan, yang terdampak banjir akibat meluap sungai Celeng, Raja Keraton Yogyakarta kembali meninjau salah satu ruas jalan yang putus di Kedungmiri akibat diterjang abrasi sungai Oya.

Gubernur DI Yogyakarta selanjutnya mengunjungi SD Pundung, Desa Girirejo untuk mendapatkan pemaparan kejadian bencana banjir dan tanah longsor serta penanganan yang telah di lakukan oleh BPBD DI Yogyakarta, BPBD Kabupaten Bantul, SAR, TNI-Polri serta potensi SAR yang lainnya.

Baca Juga: 7 Kepala Keluarga Terdampak Longsor di Bantul Minta Direlokasi

1. Pemkab Bantul tak pernah ajukan anggaran pembangunan irigasi

Ini Solusi Sultan HB X untuk Mencegah Banjir di Sungai Opak-OyaIDN Times/Daruwaskita

Di sela-sela meninjau jalan yang putus di Dusun Kedungmiri, Gubernur DI Yogyakarta mengatakan aliran sungai Opak dan Oya sangat berbahaya ketika musim hujan karena airnya meluap.

Selama 18 tahun menjabat sebagai Gubernur DIY, ia mengaku tidak pernah menerima permintaan dari Pemkab Bantul untuk membangun irigasi atau talut. Yang ada hanya permintaan rehabilitasi irigasi atau talut.

"Tidak pernah ada permintaan pembangunan irigasi dan ketika dibangun di musim hujan rusak lagi. Sehingga semakin banyak lahan yang tidak bisa ditanami karena banjir Opak dan Oya," katanya, Jumat (22/3).

2. Mengendalikan aliran air di Sungai Opak-Oya‎

Ini Solusi Sultan HB X untuk Mencegah Banjir di Sungai Opak-OyaIDN Times/Daruwaskita

Karena setiap tahun terjadi banjir maka sudah saatnya dipikirkan untuk mengendalikan aliran air di sungai Opak dan Oya. Salah satu caranya ialah dengan membangun embung atau penampung air hujan.

"Yang pertama, saya minta dicarikan posisi yang tepat untuk membangun embung yang (bisa) menampung 500 ribu meter kubik air. Bisa satu lokasi atau dua lokasi agar beban air ke selatan semakin kecil," ucapnya.

Pembangunan penampungan air hujan bisa menjadi solusi yang positif bagi kabupaten Bantul. Dengan adanya embung, air tidak semuanya langsung mengalir ke sungai Opak atau Oya namun masuk ke embung. Tampungan air yang banyak itu bisa dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian sekitar 50 hektar.

"Nanti sawah-sawah yang tidak produktif akan menjadi produktif," ungkapnya.

3. Dana Taktis Gubernur baru digunakan sebesar 40 persen

Ini Solusi Sultan HB X untuk Mencegah Banjir di Sungai Opak-OyaIDN Times/Daruwaskita

Sultan berharap pembangunan embung bisa segera direalisasikan tanpa harus menunggu tahun anggaran baru. Dia mengatakan pembangunan tersebut bisa didanai dengan Dana Taktis Gubernur.

"Kebetulan Dana Taktis Gubernur baru dipakai 40 persen dan masih sisa banyak. Satu embung anggaran pembangunan sekitar Rp3 miliar," kata Sultan.

"Cepat atau tidaknya tergantung dari Bapak-bapak (pimpinan Pemkab Bantul) saja. Yang penting jangan sampai terjadi banjir lagi," tuturnya.‎

Baca Juga: Sultan HB X: Makam Longsor Karena Perencanaan Tidak Cermat

Topik:

  • Yogie Fadila

Berita Terkini Lainnya