Muhammadiyah: Pilpres 2019 Ibarat Pertandingan El Clasico

Muhammadiyah ajak intelektual keluar dari kampus‎

Bantul, IDN Times - Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, dua bulan menjelang pelaksanaan pemilu serentak April mendatang, suhu politik semakin memanas, bahkan keberagamaan dalam kehidupan berbangsa masih dangkal, sehingga terkadang agama dijadikan alat politisasi.

Memanasnya suhu politik ini tak lepas dari hanya adanya dua pasangan calon presiden-wakil presiden, dimana pilpres tahun ini mengulangi kontestasi pada Pilpres 2014 atau el clasico, sehingga muaranya menang kalah sangat tinggi.

"Adanya partai ulangan atau el clasico ini yang terjadi adalah to be or not to be, sehingga ketika masyarakat perpolitik to be or not to be maka yang terjadi adalah harus menang dan tidak mau kalah, sehingga masyarakat merasa terancam dan banyak timbul kebencian,"kata Haedar usai menghadiri sidang Pra Tanwir dan Seminar Kebangsaan di Kampus UMY, Senin (11/2).

Baca Juga: Gelar Sidang Tanwir, PP Muhammadiyah Undang Jokowi dan Prabowo

1. Pemimpin tak lupakan nilai-nilai amanah‎

Muhammadiyah: Pilpres 2019 Ibarat Pertandingan El ClasicoIDN Times/ Daruwaskita

Ditengah kondisi masyarakat yang terbelah maka Muhammadiyah mencoba membangun keseimbangan dan mengajak masyarakat untuk berpikir lebih jernih, lebih kontemplatif dan kembali ke ajaran agama yang mengajarkan kebajikan, kedamaian, serta nilai-nilai amanah.

"Muhammadiyah juga sering mengingatkan pada pemimpin tentang nilai-nilai amanah, karena menjadi pemimpin maka nilai amanah akan menjadi beban karena harus memikul tanggung jawab yang berat," ucapnya.‎

Haedar juga mengingatkan bahwa jabatan itu berat, sehingga jangan gembira kalau menang karena mengusahakan seperlunya. Tim sukses harus mengusahakan, seperti orang Jawa bilang ngono ya ngono tapi ojo ngono. "Muhammadiyah akan berpolitik moderat," dia menambahkan.

2. Muhammadiyah ajak intelektual keluar dari kampus‎

Muhammadiyah: Pilpres 2019 Ibarat Pertandingan El ClasicoIDN Times/Daruwaskita

Haedar juga mengajak kepada para intelektual muncul di depan publik untuk mencerahkan masyarakat bersama Muhammadiyah, agar pemilu serentak ini berlangsung gembira layaknya lomba 17 Agustusan.

"Saat ini para intelektual masih pada diam, mereka hanya ada di dalam kampus. Muhammadiyah mengajak kaum intelektual untuk keluar dan memberi pencerahan kepada masyarakat bersama Muhammadiyah. Mari berpolitik secara moderat dan menjunjung nilai-nilai luhur bangsa ini,"tuturnya.

3. Sidang Tanwir akan undang kedua paslon capres-cawapres‎

Muhammadiyah: Pilpres 2019 Ibarat Pertandingan El ClasicoIDN Times/Humas UMY

Dalam sidang Tanwir, kata Haedar, Muhammadiyah juga akan mengundang kedua paslon capres-cawapres. Namun bukan untuk menyampaikan kampanye atau visi-misinya, tetapi posisi mereka lebih sebagai tokoh bangsa.

"Kita ingin para paslon capres-cawapres ini berbicara tentang kebangsaan bukan untuk debat capres-cawapres, karena debat capres-cawapres sudah ada tempatnya sendiri," ujar Haedar.‎

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya