Siswa Penusuk Guru Ternyata Penyuka Perempuan yang Jauh Lebih Tua

Pelaku juga diketahui sebagai pasien rumah sakit jiwa

Bantul, IDN Times - Warga Bantul dihebohkan dengan tindakan nekat yang dilakukan oleh CB (16) seorang pelajar SMA di Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Pelaku nekat menusuk W (34) yang tak lain gurunya sendiri, Rabu malam (20/11). Diduga kuat motif penusukan W (34) karena masalah asmara.

Lalu bagaimana kronologi pelaku nekat menusuk korban?‎

Baca Juga: Cinta Tak Terbalas, Siswa SMA Kulon Progo Nekat Tusuk Gurunya

1. Pelaku berangkat ke rumah korban sekitar pukul 20.00 WIB

Siswa Penusuk Guru Ternyata Penyuka Perempuan yang Jauh Lebih TuaCB, pelaku penusukan guru oleh siswa SMA Kulon Progo, saat diamankan kepolisian Srandakan, Bantul - Dok. Istimewa/Polsek Srandakan

Ketika dikonfirmasi Kasat Reskrim Polres Bantul, AKP Rico Sanjaya mengatakan pelaku berangkat dengan sepeda motor ke rumah korban dari rumahnya di Lendah sekitar pukul 20.00 WIB. Sesampainya di tempat tujuan, pelaku tidak langsung berhenti di depan rumah korban. Dia membawa sepeda motornya agak jauh dari rumah korban.

Kemudian pelaku kembali lagi tak jauh dari rumah korban dan memarkir sepeda motornya. Pelaku selanjutnya berkeliling ke rumah korban untuk mencari pintu masuk dan menemukan pintu belakang yang tak dikunci.

"Korban selanjutnya masuk ke rumah korban. Korban selanjutnya mengambil pakaian korban (atasan dan bawahan). Selanjutnya korban keluar dari rumah korban. Namun pelaku melihat-melihat kamar di rumah korban dan melihat korban sedang tertidur," ujarnya ditemui di Mapolres Bantul, Jumat (22/11).

2. Pelaku ingin mencuri pakaian korban namun ada dorongan halusinasi sehingga menusuk korban‎

Siswa Penusuk Guru Ternyata Penyuka Perempuan yang Jauh Lebih TuaIlustrasi (IDN Times/Reza Iqbal Ghafari)

Pelaku lantas keluar rumah dengan membawa pakaian korban. Dia kembali masuk rumah dan melihat adanya pisau yang berada rak. Tanpa pikir panjang, pisau diambil oleh pelaku. Pelaku kemudian masuk ke dalam kamar korban dan menusukkan pisau ke perut korban yang saat itu sedang tertidur.

"Jadi korban itu tertidur dan langsung ditusuk. Kemudian pelaku langsung kabur, namun telepon genggam milik pelaku yang dikantongi dalam saku terjadi di kamar," ungkap Rico.

"Jadi pertama pelaku itu hanya ingin mengambil pakaian milik korban. Saat menusuk pun korban tidak melakukan tindak pelecehan seperti meraba-raba atau lainnya," ujarnya lagi.

3. Pelaku tak bisa melawan halusinasi untuk menusuk korban‎

Siswa Penusuk Guru Ternyata Penyuka Perempuan yang Jauh Lebih TuaKakak ipar WP, Ahmad, menunjukkan foto korban di ponsel. Foto korban sengaja kami tutupi untuk melindungi privasi - IDN Times/Daruwaskita

Setelah melakukan penusukan, pelaku tidak langsung pulang namun kembali lagi ke rumah korban. Saat itu sudah banyak warga yang berdatangan.

"Saat itu pelaku juga ditanya warga, kamu siapa? Pelaku menjawab saya hanya lewat saja, kok ada ramai-ramai," tutur Rico.

Rico menjelaskan dalam pemeriksaan terhadap pelaku mengaku melakukan penusukan karena ada dorongan yang tidak bisa ditahan untuk melakukan tindakan tersebut.

"Jadi semacam ada halusinasi untuk melakukan penusukan, korban sadar namun tak bisa menolak dorongan untuk menusuk korban," ujarnya.

"Pelaku sebelum juga pernah mendatang rumah korban saat pelaku duduk di kelas X," terangnya lagi.‎

4. Pelaku menjalani pengobatan di RSJ dan menyukai perempuan yang lebih tua‎

Siswa Penusuk Guru Ternyata Penyuka Perempuan yang Jauh Lebih TuaRuang peyidik PPA Polres Bantul. IDN Times/Daruwaskita

Rico menjelaskan pelaku merupakan murid dari korban ketika kelas X. Korban mengajar pelajaran sejarah dan dari kelas X itu pelaku sangat mengagumi korban hingga saat ini pelaku duduk di kelas XI.‎

"Sejauh ini motif ya karena ada pelaku sangat mengagumi korban dan ketika menusuk ada dorongan dari dalam diri pelaku (halusinasi) untuk menusuk korban," ungkapnya.

Di dalam pemeriksaan yang dihadirkan pihak orang tua pelaku karena mengacu pemeriksaan anak di bawah umur, orang tua korban mengatakan pelaku merupakan pasien Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Grhasia Pakem. Orang tua juga menunjukkan obat yang sehari-hari dikonsumsi pelaku.

"Kita cek ke RS Grhasia ternyata memang benar pasien jiwa dan pemeriksaan terakhir pada tangga 31 September 2019 yang lalu. Namun kita juga masih minta bukti fisik bahwa pelaku pasien RS Grhasia," ungkapnya.

Dalam pemeriksaan juga diketahui pelaku sangat menyukai perempuan yang lebih dewasa. Orang tua juga mengaku pelaku sering mencuri baju dalam wanita yang lebih dewasa dari pelaku.

"Pelaku itu juga mencuri pakaian dalam wanita yang lebih tua di sekitar kampung pelaku,"tuturnya.

Rico juga menjelaskan bahwa hari ini korban juga menjalani pengobatan di RSJ Grhasia dan diizinkan penyidik. Pelaku juga tidak ditahan dengan pertimbangan masih ada jaminan dari keluarga, pelaku masih sekolah dan ada kondisi gangguan mental.

"Untuk pelaku tidak kita tahan dengan berbagai pertimbangan," terangnya.

Meski mengalami gangguan jiwa, penyidik tetap akan memproses pelaku yang masih di bawah umur mengacu dengan UU Perlindungan anak.

"Apakah nanti pelaku akan divonis bebas oleh hakim karena mengalami gangguan jiwa diserahkan kepada majelis hakim," ujarnya.

5. Kondisi korban sudah membaik dan sudah bisa diajak bicara‎

Siswa Penusuk Guru Ternyata Penyuka Perempuan yang Jauh Lebih TuaGufron Ahmad kakak ipar korban. IDN Times/Daruwaskita

Kakak ipar korban, Gufron Ahmad mengatakan kondisi korban di RS Sardjito saat ini kondisi terus membaik dan sudah bisa diajak komunikasi.

"Setelah operasi kemarin, adik ipar saya kondisinya terus membaik," ucapnya.

Gufron mengaku terkait kondisi pelaku yang mengalami gangguan mental, pihak keluarga korban menyerahkan sepenuhnya kasus kepada penyidik.

"Kita serahkan proses hukum pada kepolisian saja," kata pamong desa Poncosari ini.‎

Baca Juga: Pembubaran Doa Piodalan di Bantul karena Miskomunikasi

Topik:

  • Paulus Risang

Berita Terkini Lainnya