IMS 2020: Axton Salim Ajak Millennial Bantu Kurangi Angka Stunting 

Axton Salim hadir di acara #IMS2020

Bandung, IDN Times - Stunting saat ini masih menjadi momok di Indonesia. Angkanya cukup fantastis. Berdasarkan data terbaru dari hasil riset Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, jumlah balita stunting di Indonesia saat ini mencapai 27,67 persen. Artinya, ada 6,3 juta dari 23 juta balita di Indonesia yang mengidap masalah stunting.

Jumlah ini melampaui nilai standar maksimal dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yakni sebesar 20 persen atau seperlima dari jumlah total balita dalam suatu negara.

World Bank pada 2017 melaporkan bahwa Indonesia adalah negara ke-4 di dunia dengan jumlah balita stunting tertinggi. Jumlah stunting (kondisi gagal tumbuh anak balita yang disebabkan oleh malnutrisi kronis) di Indonesia hanya sedikit lebih rendah dibandingkan dengan India, Pakistan, dan Nigeria.

Berbagai upaya pun telah dilakukan pemerintah, komunitas, perusahaan swasta, NGO, dan berbagai pihak lainnya. Salah satu yang sampai sekarang aktif dalam upaya mengurangi angka stunting adalah Direktur PT Indofood Sukses Makmur Tbk (Indofood) Axton Salim.

Dia mengatakan, keikutsertaannya dalam program pengurangan angka stunting dimulai pada 2012, di mana terdapat program yang berlangsung di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Dia bercerita, awalnya tidak mengetahui secara jelas mengenai stunting. Selama ini Axton menilai anak Indonesia tidak ada yang mengidap stunting.

"Yang saya sering baca itu (stunting) adanya di Afrika, Ethiopia, dan daerah Afrika sana," ujar Axton saat menjadi pembicara di Indonesia Millennial Summit (IMS) 2020 by IDN Times, Jumat (17/1).

Dengan melihat kondisi di mana masih banyak anak Indonesia menderita stunting, Axton pun mulai tergerak melakukan berbagai aktivitas dan ikut sejumlah program yang berupaya mengurangi angka tersebut.

Menurutnya, dari program yang berjalan di NTT, Axton menyebut bahwa pengentasan penyakit tersebut tidak bisa dilakukan secara sendiri seperti oleh pemerintah atau pihak swasta semata. Semua pihak harus bersatu dan terlibat bersama karena banyak hal yang harus dilakukan untuk meminimalisasi pertumbuhan angka stunting.

"Kita harus kolaborasi multisektoral," kata dia.

Axton menuturkan, dari data yang dia dapat, setiap tahun setidaknya lahir lima juta bayi. Dari jumlah tersebut, 30 persen bayi besar kemungkinan terkena stunting. Artinya ada lebih dari 1,6 juta bayi yang bisa mengidap stunting di masa depan dengan minimnya fasilitas yang didapat, khususnya masalah gizi makanan.

Ketika bayi tersebut tumbuh dalam keadaan stunting, maka tubuh mereka tidak akan besar secara normal. Begitu juga dengan perkembangan otaknya kurang maksimal dari bayi normal lainnya.

"Makanya stunting itu menjadi isu penting untuk negeri ini. Kita harus bersama-sama  bekerja memperbaiki gizi untuk anak-anak," kata dia.

Millennial, lanjut Axton, saat ini harus berperan aktif dalam mengurangi angka stunting di Indonesia. Banyaknya hal yang harus diselesaikan untuk mencegah pertumbuhan angka stunting, jelas menjadi tanggung jawab bersama.

Millennial juga diimbau untuk mampu memikirkan program jangka panjang, seperti penyaluran makanan bernutrisi ke daerah yang memang sulit mengakses kebutuhan tersebut. Selain itu, bisa juga dengan saling memberi informasi mengenai makanan nutrisi sehat yang bisa dikonsumsi, khususnya perempuan dan para ibu.

IDN Times menggelar Indonesia Millennial Summit 2020. Acara dengan tema "Shaping Indonesia's Future" ini berlangsung pada 17-18 Januari 2020 di The Tribrata, Dharmawangsa, Jakarta.

IMS 2020 menghadirkan lebih dari 60 pembicara kompeten di berbagai bidang, dari politik, ekonomi, bisnis, olahraga, budaya, lintas agama, sosial, lingkungan sampai kepemimpinan millennial.

Ajang millennial terbesar di Tanah Air ini dihadiri oleh lebih dari 5.000 pemimpin millennial. Dalam IMS 2020, IDN Times  juga meluncurkan Indonesia Millennial Report 2020 yang melibatkan 5.500 responden di 11 kota di Indonesia. Survei yang dilakukan oleh IDN Research Institute bersama Nielsen bertujuan untuk memahami perilaku sekaligus menepis mitos stereotip di kalangan millennial.

Simak hasilnya di IMS 2020 dan ikuti perkembangannya di IDN Times.

https://www.youtube.com/embed/a5PUopi6Jm0

Baca Juga: IMS 2020: Tak Hanya Kece, James Hadisurjo Hadirkan Kacamata Murah

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya