Pemilu 2019 Banyak Masalah, Jimly: Saatnya Terapkan Pemilu Elektronik
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Mantan Ketua Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) RI Jimly Asshiddiqie menilai penghitungan suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 banyak mengalami masalah.
Jimly mengatakan pelaksanaan Pemilu 2019 memilih presiden, DPR RI, DPRD I, DPD II, dan DPD RI sudah pasti jumlah suara pun lebih banyak ketimbang pemilu satu jenis.
1. Jimly berkaca pada pemilu serentak 2014
Menurut Jimly tahapan rekapitulasi masih berlangsung hingga kini dan menjadi perbincangan di tengah banyak persoalan Pemilu 2019. Berbeda dengan pemilu sebelumnya yang relatif jumlah surat suaranya lebih sedikit, sehingga banyak memakan waktu.
"Memang agak banyak masalah ya dalam rekapitulasi, penghitungan. Kalau dulu satu minggu kan sudah selesai, sekarang sudah dua minggu belum selesai," kata Jimly di Gedung Bawaslu RI, Selasa (7/5).
Baca Juga: Undang Media Asing ke Kediamannya, Prabowo Bahas Kecurangan Pemilu
2. Jimly menilai penyelenggara pemilu tidak simultan
Pelaksanaan Pemilu 2019 yang memilih presiden sekaligus DPR RI, DPRD I, DPRD II, dan DPD RI dinilai sudah pasti jumlah suaranya pun lebih banyak ketimbang pemilu satu jenis sebelumnya.
"Jumlah yang harus dihitung terlalu banyak, dan penyelenggara (KPU) itu tidak menerapkan simultan, tapi dia menerapkan (sistem hitung) seri. Sehingga lama, penghitungan sampai malam," ucap Jimly.
3. Jimly setuju penggunaan e-voting
Editor’s picks
Jimly mengaku sejak lama lebih setuju penerapan pemilu elektronik atau e-voting dengan memanfaatkan teknologi.
"Saya termasuk yang setuju, saya dari dulu sudah mengusulkan begitu. Tetapi dengan catatan, semua orang harus siap menerima segala kekurangannya untuk sementara waktu," ujar Guru Besar Hukum Universitas Indonesia ini.
Meski pemilu digital digadang-gadang sebagai solusi menghadapi hitung manual suara pemilu, Jimly memastikan, sistem baru juga akan menghadapi masalah.
4. Masyarakat harus siap dengan penerapan sistem e-voting
Namun, Jimly mengatakan, masyarakat harus siap segala kekurangan dari pemilu dengan sistem e-voting.
"Jangan kayak negara lain yang sudah pakai sistem digital, lalu tidak puas dan balik lagi ke sistem lama. Kita harus percaya pada teknologi, itu punya kemampuan adaptasi," kata dia.
Penggunaan e-voting, kata Jimly, dianggap ampuh dalam mengatasi kekurangan yang terjadi dalam sistem pemilu sekarang ini.
"Dan itu jauh lebih baik ketimbang mengatasi yang manual. Setiap kali ada masalah, dan masalah itu gak selesai selesai," kata dia.
5. Perlunya evaluasi pemilu serentak
Meski setuju dengan penggunaan e-voting, Jimly mengatakan, perlu evaluasi penyelenggaraan pemilu serentak.
"Tapi juga harus dievaluasi sistemnya. Apakah pemilihan eksekutif akan dibarengi legislatif lagi. Karena juga ada pemilihan provinsi dan daerah kan," kata dia
Baca Juga: [UPDATE] Kawal Pemilu: Prabowo Tertinggal 11 Juta Suara dari Jokowi