Women's March Jakarta 2019 Serukan Politik Perempuan Tanpa SARA

Para perempuan juga desak UU Kekerasan Seksual disahkan

Jakarta, IDN Times - Ratusan perempuan Indonesia yang tergabung dalam Women's March Jakarta 2019, berkumpul di depan Hotel Sari Pan Pasific, Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (27/4) pagi ini. 

Mereka berkumpul sejak pukul 07.00 WIB, untuk melakukan jalan santai atau long march menuju Monumen Nasional (Monas). Lantas apa yang mereka ingin suarakan?

1. Tuntutan Women's March Jakarta 2019

Women's March Jakarta 2019 Serukan Politik Perempuan Tanpa SARAIDN Times/Denisa

Dalam orasi yang dilakukan di atas mobil komando dengan menggunakan pengeras suara, anggota LBH Apik, Dinov, menyerukan bahwa politik perempuan Indonesia adalah politik anti SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan).

Sementara anggota dari lembaga Kemitraan, Ririn Kasani, menyuarakan soal perlindungan dari kekerasan seksual.  

"Lindungi anak-anak kita dari kekerasan seksual, perempuan jadi korban kekerasan, sahkan Undang-Undang Kekerasan Seksual," ujar Ririn.

2. Titi Anggraini bicara pentingnya perempuan dalam pembentukan partai politik

Women's March Jakarta 2019 Serukan Politik Perempuan Tanpa SARAIDN Times/Denisa

Direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Titi Anggraini, turut bergabung dalam acara ini. Titi terlihat datang pukul 07.55 WIB, dan langsung dipersilakan naik ke atas mobil komando.

"Partai politik tak akan bisa jadi parpol kalau apa? Tidak ada perempuan," kata Titi disambut seru massa Women's March.

3. Perempuan dan syarat parpol lolos pemilu

Women's March Jakarta 2019 Serukan Politik Perempuan Tanpa SARAIDN Times/Denisa

Perempuan, lanjut Titi, memiliki hak sama dalam mendapatkan nomor urut yang bagus di pemilihan legislatif.

"Perempuan hanya diberikan nomor urut 4 di dapil-dapil mereka. Padahal, syarat parpol lolos pemilu adalah 30 persen kepesertaan caleg perempuan," kata Titi.

Baca Juga: TKN: Tim Pencari Fakta Tidak Pengaruhi Hasil Pemilu

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya