56 Persen Warga Jakarta Sudah Taat Memilah Sampah

Pengelolaan sampah di lingkungan RW jadi ujung tombak

Jakarta, IDN Times - Sebanyak 56 persen warga Jakarta dinilai sudah bergerak dengan taat memilah dan mengeluarkan sampah secara terjadwal.

Humas Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Yogi Ikhwan mengatakan, hal tersebut merupakan hasil kegiatan Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah pada HUT ke-495 DKI Jakarta Juni lalu.

Kegiatan tersebut dilakukan terhadap detail pengolahan sampah RW yang sudah ada di setiap RW di Jakarta, yakni sebanyak 2.383 RW.

"Kami sudah pernah bikin satu gerakan, 56 persennya sudah bergerak (memilah sampah). Sudah lumayan, warga Jakarta sudah punya detail pengolahan sampah RW dan mereka memilah dan mengolah sampah di lingkungan RW-nya," kata Yogi kepada IDN Times, Selasa (13/9/2022).

Selain itu, pihaknya saat ini juga sedang melakukan survei tentang ketaatan warga Jakarta terhadap pemilahan dan pengeluaran sampah terjadwal tersebut.

Baca Juga: 14 Persen dari 7.800 Ton Sampah Jakarta adalah Plastik 

1. Warga harus memilah sampah sejak dari rumah

56 Persen Warga Jakarta Sudah Taat Memilah SampahSampah-sampah plastik yang sudah dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil dan siap diproduksi sebagai barang setengah jadi, Minggu (12/6/2022). IDNTimes/Savi

Yogi mengatakan, Pemprov DKI Jakarta saat ini tengah menerapkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah di Tingkat Rukun Warga.

"Jadi mulanya, masyarakat memilah sampah dari rumah dan mengeluarkan sampah terjadwal. Nanti setelah sampah itu dipilah, ujungnya juga beda-beda," kata Yoga.

Untuk sampah anorganik, kata dia, maka akan berujung ke bank sampah di RW. Sedangkan, sampah organik atau yang mudah terurai akan berujung di composting communal di RW.

"Jadi nanti hanya residu saja yang sudah tidak bisa diolah (dibuang) ke TPS dan TPA di Bantargebang. Selebihnya, itu bisa di-recovery di tingkat komunal, di tingkat RW. Mulainya dari memilah sampah dari rumah dan mengeluarkannya terjadwal," kata dia.

Baca Juga: Baru 50 Persen Pasar di Jakarta yang Tak Pakai Kantong Plastik

2. Cara menggenjot warga yang belum memiliki kesadaran memilah sampah

56 Persen Warga Jakarta Sudah Taat Memilah Sampah

Sebab masih banyak warga yang belum sadar pentingnya memilah sampah, Yogi menyebut jika pihaknya pun menyediakan berbagai stimulus.

Antara lain melatih ketua detail pengolahan sampah RW dalam pengelolaan sampah, pendampingan petugas setiap RW, hingga pemberian sarana-prasarana kebersihan.

"Ada 13 item alat kebersihan yang diberikan ke RW-RW itu. Dari composter, bak sampah, mesin pencacah, hingga timbangan bank sampah untuk memilah dan mengolah sampah di lingkungan RW-nya," kata dia.

Adapun sarana dan prasarana kebersihan itu baru diberikan ke 50 persen RW di DKI pada tahun ini. Sisanya, akan diberikan tahun depan.

Sementara bank sampah, kata dia, terdapat nilai ekonomis untuk sampah yang dipilah dan diberikan ke bank sampah.

"Berbagai jenis plastik kalau dipilih itu nilainya ada, logam-logaman ada sendiri (nilainya), botol-botolan ada sendiri. Itu bisa jadi tabungan warga. Diharapkan itu bisa jadi stimulus untuk memilah dan nabung di bank sampah RW-nya," ujar dia.

3. Asyiknya nabung di bank sampah

56 Persen Warga Jakarta Sudah Taat Memilah SampahSeorang nasabah tengah menimbang sampah yang dibawa ke Bank Sampah Resik. IDN Times/Debbie Sutrisno

Seorang nasabah bank sampah, Rima (29), mengaku diuntungkan dengan menabung di bank sampah.

Selain peduli lingkungan dan hidup lebih sehat serta minimalis, menabung di bank sampah juga bisa memberinya pendapatan tambahan meski tak begitu besar.

"Sampah plastik biasanya dikumpulin dulu. Aku biasa setor per tiga bulan, biar kiloannya gede di buku catatan. Per tiga bulan aku bisa kumpulin 3-6 kg, bisa Rp25 ribu sampai Rp40 ribu," kata dia.

Beberapa sampah anorganik yang disetor Rima biasanya material kardus, botol kaca, botol plastik kemasan, hingga jelantah.

Meski begitu, ujar Rima, untuk menyetor ke bank sampah, tidak bisa hanya sekedar memilah dan mengumpulkannya. Sebab, sampah plastik yang akan disetor harus bersih.

"Nah, effort meluangkan waktu untuk membersihkan dulu juga. Ini kalau malas, susah sih!" kata dia.

Baca Juga: Wagub DKI Kagum Pengelolaan Sampah di Jepang, Akui Jakarta Masih Jauh

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya