Difabel Berharap Dilibatkan Sejak Awal dalam Pembangunan Infrastruktur

Difabel kerap dilibatkan saat infrastruktur selesai

Jakarta, IDN Times - Komunitas difabel berharap dapat dilibatkan sejak awal oleh pemerintah dalam membangun infrastruktur ramah difabel, salah satunya akses transportasi.

Catur Sigit Nugroho dari Gerakan Aksesbilitasi Umum Nasional (GAUN), mengatakan, selama ini, difabel kerap dilibatkan ketika infrastruktur tersebut telah jadi.

"Yang diinginkan, difabel kalau dilibatkan secara penuh dari awal perencanaan, evaluasi, pada saat pembuatan saya yakin itu akan lebih cepat untuk ciptakan transportasi yang akses untuk difabel," kata Catur saat siaran radio bertajuk 'Mewujudkan Angkutan Umum Jakarta Ramah Disabilitas', dikutip Selasa (22/11/2022).

1. Peraturan berbeda-beda

Difabel Berharap Dilibatkan Sejak Awal dalam Pembangunan Infrastrukturilustrasi kursi roda (pexels.com/Marcus Aurelius)

Catur juga menyoroti tentang aturan antarinstansi yang berbeda untuk pembangunan sarana dan prasarana bagi difabel.

Padahal, dia mengaku cukup senang dengan adanya peraturan-peraturan yang sudah memperhatikan difabel tersebut.

"Peraturan ada, tapi berbeda-beda. Kenapa gak saling koordinasi antara instansi satu dengan lainnya?" kata dia.

Dia mencontohkan Peraturan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2017 tentang Teknis Bangunan Gedung. Dalam aturan tersebut, derajat kemiringan untuk akses kursi roda adalah 5-6 derajat.

Namun dalam aturan lain, yakni Peraturan Kementerian Perhubungan Nomor 63 Tahun 2019, kata dia, kemiringannya 10 derajat.

"Artinya pembuatan aturan-aturan itu pun belum melibatkan difabel," ujar Catur.

Baca Juga: Cerita Difabel Netra Tes UTBK, Mau Buktikan Difabel Bisa Kuliah di PTN

2. Pertanyakan mengapa difabel tak dilibatkan

Difabel Berharap Dilibatkan Sejak Awal dalam Pembangunan InfrastrukturInfografis seputar ragam difabel (IDN Times/Aditya Pratama)

Catur pun mempertanyakan, mengapa pemerintah tidak melibatkan difabel ketika akan membangun sarana dan prasarana untuk difabel.

"Saya sendiri masih kurang mengerti kenapa melibatkan difabel agak enggan. Masalahnya apa?" kata dia.

Baca Juga: YLKI: Pemerintah Harus Sediakan Angkutan Umum Ramah Difabel 

3. Pelibatan difabel penting

Difabel Berharap Dilibatkan Sejak Awal dalam Pembangunan InfrastrukturPresiden Joko Widodo (kiri) bersama Menteri Sosial Agus Gumiwang K berbincang dengan siswa penyandang disabilitas asal Sukabumi Mukhlis Abdul Holik (kedua kanan) disela Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018 di Bekasi, Jawa Barat, Senin (3/12/2018). Dalam kesempatan tersebut, siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) X Cibadak, Kabupaten Sukabumi tersebut menyampaikan keinginannya kepada presiden untuk dapat menempuh pendidikan sampai jenjang kuliah. (ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari)

Menurut Catur, dilibatkannya difabel dalam pembangunan infrastruktur sangat penting.

Contohnya, saat ini difabel bisa mendapatkan akses yang cukup mumpuni di MRT Jakarta karena saat pembangunannya GAUN turut dilibatkan.

"Fasilitasnya gak terlalu sulit diakses dan cenderung akses banget. Mungkin itu bisa jadi percontohan seluruh Indonesia untuk bangun fasiltas difabel," kata dia.

Apalagi, kata Catur, selama ini fasilitas difabel terkesan yang penting dibangun dan dibuat hanya untuk penuhi kewajiban.

"Pelibatan itu penting. Supaya fasiliitas-fasilitasnya cocok dan sesuai kebutuhan difabel," ucap dia

Topik:

  • Rendra Saputra

Berita Terkini Lainnya