Dinas Gulkarmat: Debit Air di DKI Kecil, Hidran Tak Bisa Buat Nyemprot

Hidran lebih dimanfaatkan untuk ambil air di tangki damkar

Jakarta, IDN Times - Kecilnya debit air membuat alat pemadam kebakaran hidran tidak dapat terlalu membantu pemadaman apabila terjadi kebakaran di wilayah DKI Jakarta.

Staf Seksi Pemanfaatan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelematan (Gulkarmat) DKI Jakarta, Toto Suwantoro, mengatakan jika pihaknya sering mengalami kondisi ketika terjadi suatu peristiwa kebakaran, tetapi hidran yang berada di sekitar lokasi tidak bisa digunakan.

"Hidran selama ini kurang bisa membantu kalau di DKI, karena debit airnya kecil, tekanan bar-nya juga kecil. Tidak bisa buat nyemprot, paling cuma bisa buat ngambil, ngisi air untuk di tangki Damkar," kata Toto kepada IDN Times, Selasa (17/1/2023).

Toto mengatakan, untuk mengisi satu mobil saja dengan hidran, dibutuhkan waktu 1-1,5 jam untuk tangkinya penuh karena debit air yang kecil.

Baca Juga: Pemprov DKI akan Pindahkan Warga Korban Kebakaran di Simprug ke Rusun

1. Penggunaan hidran tergantung operator air

Dinas Gulkarmat: Debit Air di DKI Kecil, Hidran Tak Bisa Buat NyemprotIlustrasi (IDN Times/Axel Jo Harianja)

Penggunaan hidran di DKI, ujar Toto, sangat tergantung dengan Palyja dan Aetra selaku operator air.

Oleh karena itu, saat kondisi hidran itu dikatakan baik, tetapi belum tentu air dari saluran di bawahnya bisa keluar.

"Biasanya mereka mengkondisikan mana yang dibuka jalurnya. Biasanya dia lebih diutamakan untuk kebutuhan rumah tangga ketimbang pemadam," kata Toto.

Baca Juga: Pabrik Kerupuk di Jaksel Kebakaran, 30 Personel Damkar Dikerahkan

2. Hidran sering digunakan untuk ambil air

Dinas Gulkarmat: Debit Air di DKI Kecil, Hidran Tak Bisa Buat NyemprotIlustrasi mobil pemadam kebakaran (PIxabay)

Selama bertugas di lapangan, pihaknya sering menemukan kondisi hidran yang tidak bisa digunakan di lokasi kebakaran terjadi karena tidak ada aliran air.

"Karena kami selama ini tidak terpacu dengan hidran di dalam kota, biasanya hidran kami itu dipakai untuk mengambil air saja," kata dia.

Pihaknya pun lebih banyak mengandalkan unit-unit dari satu titik ke titik lain untuk mencari sumber air. Misalnya ke kali atau kolam renang.

"Misalnya di TKP A, di situ ada hidran tapi tidak berfungsi. Kami harus cari sumber air, gelar selang dari ujung ke ujung untuk dialirkan ke TKP walaupun di situ ada hidran," tutur Toto.

Baca Juga: BPBD DKI Catat Ada 1.409 Bencana Sepanjang 2022, Mayoritas Kebakaran 

3. Hanya 60-70 persen hidran di DKI yang berfungsi

Dinas Gulkarmat: Debit Air di DKI Kecil, Hidran Tak Bisa Buat NyemprotPixabay/fancycrave1

Toto mengungkapkan, hidran di Ibu Kota hanya berfungsi 60-70 persen. Data Dinas Gulkarmat DKI Jakarta tahun 2022 menunjukkan, ada sebanyak 1.287 hidran di DKI.

"Kalau berfungsi kurang lebih 60-70 persen, rusak sekitar 35-40 persen, tapi itu berfungsi baik juga belum tentu bisa dipakai, tergantung airnya ada atau tidak," kata dia.

Dari 1.287 hidran di DKI Jakarta pada tahun 2022, terdapat 855 unit dalam kondisi baik dan 404 dalam kondisi rusak.

Jumlah tersebut terbagi atas Jakarta Pusat sebanyak 287 unit (201 baik, 86 rusak), Jakarta Utara 185 unit (110 baik, 75 rusak), Jakarta Barat 149 unit (50 baik, 97 rusak), Jakarta Selatan 246 unit (149 baik, 75 rusak), dan Jakarta Timur 420 unit (345 baik, 75 rusak).

Baca Juga: Hanya 60-70 Persen Hidran di DKI yang Berfungsi

Topik:

  • Ilyas Listianto Mujib

Berita Terkini Lainnya