Menko PMK: Perluas Program Kemitraan untuk Hapus Stunting

Stunting dan kemiskinan ekstrem berkesinambungan

Jakarta, IDN Times - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, menekankan pentingnya kerja sama seluruh pihak dan pemangku kepentingan untuk memberantas kemiskinan ekstrem dan stunting.

Menurut dia, konvergensi program untuk menghapus kedua hal itu perlu dilakukan dengan melibatkan seluruh pihak. Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) pun menjadi penting.

“Gunakan data P3KE untuk mempertajam sasaran program. Pemerintah daerah dapat melakukan sinergisitas program yang melibatkan berbagai unsur masyarakat serta memperluas program kemitraan dalam menghapus kemiskinan esktrem ini,” ujar Muhadjir dalam 'Roadshow Dialog Stunting dan Kemiskinan Ekstrem', dikutip Sabtu (18/3/2023).

Baca Juga: Presiden Jokowi Tunjuk Menko PMK Muhadjir Effendy Jadi Plt Menpora

1. Pendekatan untuk cegah stunting dan hapus kemiskinan

Menko PMK: Perluas Program Kemitraan untuk Hapus StuntingIlustrasi upaya pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas)

Menurut Muhadjir, kerja sama melalui konvergensi program-program yang sudah ada merupakan pendekatan penyampaian intervensi yang harus dilakukan secara terkoordinir, terintegrasi, serta bersama-sama untuk mencegah stunting dan menghapus kemiskinan ekstrem kepada sasaran prioritas.

"Fokus konvergensi mengacu kepada penurunan beban pengeluaran, peningkatan pendapatan, serta meminimalkan kantong kemiskinan," kata dia.

Baca Juga: IDAI: Bukan Cuma Stunting, Obesitas pada Anak Juga Harus Dicegah

2. Stunting dan kemiskinan ekstrem berkesinambungan

Menko PMK: Perluas Program Kemitraan untuk Hapus StuntingIlustrasi pencegahan stunting. (ANTARA FOTO/Maulana Surya)

Muhadjir mengatakan, stunting dan kemiskinan ekstrem memiliki kesinambungan yang tidak dapat dipisahkan.

Oleh karena itu, pemerintah pun ingin memberantas keduanya agar Sumber Daya Manusia (SDM) di Tanah Air menjadi lebih baik

"Karena stunting dan kemiskinan ekstrem ini saling berkesinambungan. Biasanya keluarga yang miskin ekstrem anak-anaknya juga terkena stunting, maka dari itu kita ingin memberantas keduanya," ujar Muhadjir.

Baca Juga: Penanganan Stunting di Indonesia, Ini Peran BPJS Kesehatan

3. Kondisi stunting di Sulawesi Utara

Menko PMK: Perluas Program Kemitraan untuk Hapus StuntingKantor Dinas Kesehatan Sulawesi Utara di Jalan 17 Agustus, Wanea, Manado, Sulawesi Utara. IDNTimes/Savi

Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022, angka stunting di wilayah Sulawesi Utara sebesar 20,5 persen. Angka tersebut mengalami penurunan sebanyak 0,9 persen dari sebelumnya 21,6 persen pada tahun 2021.

Kabupaten Bolaang Mongondow Timur menjadi wilayah yang angka stunting-nya tertinggi sebesar 30 persen di Sulawesi Utara.

Bupati Bolaang Mongondow Timur, Sam Sachrul Mamonto, yang menjadi salah satu peserta roadshow, mengatakan, kendala yang dihadapi dalam masalah ini adalah masih kurangnya partisipasi keluarga yang memiliki balita dalam memantau pertumbuhannya di posyandu.

"Selain itu, tenaga kesehatan seperti dokter spesialis anak, kandungan, dan gizi juga masih dibutuhkan dalam melaksanakan intervensi spesifik maupun sensitif," kata dia.

Oleh karena itu, pihaknya pun berharap agar pemerintah pusat dapat membantu menekan angka stunting di wilayahnya melalui penguatan kapasitas SDM serta dukungan anggaran terhadap program-program pembangunan infrastruktur dasar.

Baca Juga: Menteri PPPA: Pencegahan Stunting Ada di Tangan Perempuan Berdaya

Topik:

  • Deti Mega Purnamasari

Berita Terkini Lainnya