Pengamat: Jakarta Pusat Wilayah dengan Transportasi Paling Mudah

Transportasi massal harus lewati kawasan padat penduduk

Jakarta, IDN Times - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Yayat Supriatna, mengatakan, saat ini Jakarta Pusat menjadi wilayah di DKI Jakarta yang memiliki kemudahan dalam bertransportasi.

Setidaknya, Jakarta Pusat memiliki empat pilihan moda transportasi mulai dari bus rapid transit (BRT) Transjakarta, MRT, KRL, hingga mikrolet.

"Memang harus diakui, dari sisi kemudahan bertransportasi, Jakarta Pusat wilayah yang paling banyak pilihan, sampai 4 pilihan," ujar Yayat dalam Focus Group Discussion tentang RDTR 2022, di Jakarta, belum lama ini.

Baca Juga: Jokowi Minta Heru Tangani Banjir dan Macet Usai Jadi Pj Gubernur DKI

1. Paling mudah dikembangkan untuk konsep TOD

Pengamat: Jakarta Pusat Wilayah dengan Transportasi Paling MudahANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Menurut Yayat, hal tersebut membuat Jakarta Pusat paling mudah dikembangkan untuk konsep Transit Oriented Development (TOD), sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) DKI Jakarta tahun 2022.

Sebab, dengan adanya empat pilihan moda transportasi di Jakarta Pusat, setidaknya basis transportasi massal di wilayah itu sudah terbentuk.

"Kota ini yang paling mudah dikembangkan TOD karena basis transportasi massalnya sudah terbentuk," kata dia.

Yayat mengatakan, wilayah Jakarta lainnya masih jauh dari yang diharapkan dalam hal basis transportasi massal.

"Ini artinya, potensi pengembangan TOD di Jakarta Pusat dan sebagian di Jakarta Selatan masih bisa kita optimalkan," ujar dia.

Baca Juga: Penyebab Utama Macet Jakarta, Dishub Soroti Populasi Sepeda Motor

2. Pembangunan transportasi massal harus di wilayah padat penduduk

Pengamat: Jakarta Pusat Wilayah dengan Transportasi Paling MudahANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Menurut Yayat, RDTR Jakarta tahun 2022 sudah mengarah pada konsep diversity, density, dan design (3D) dalam hal penyediaan transportasi berbasis transit.

Namun untuk kawasan Jakarta Pusat, kata dia, bisa makin banyak ditinggalkan karena mahalnya harga perumahan dan perkantoran. Hal ini akan berpengaruh pada upaya menaikkan jumlah penumpang angkutan massal yang ada di wilayah tersebut, seperti MRT yang jalurnya dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI.

"Gimana MRT bisa naikkan jumlah penumpang kalau penduduknya keluar semua? Gimana di sekitar Sudirman-Thamrin ada gak sekolah, rumah sakit, kampus, pelayanan pasar yang dekat yang orang bisa jalan kaki? Sekarang tantangannya itu pada lahan yang demikian berat, ada demand tinggi," kata dia.

Yayat mengatakan, jumlah penumpang MRT bisa tidak naik bertahun-tahun apabila wilayah sekitarnya tidak banyak penduduk meski potensi pasarnya ada di kawasan tersebut.

Sebab yang jadi masalah adalah menarik masyarakat ke area yang dijadikan TOD dengan pembiayaan perumahan yang terjangkau hingga kelengkapan fasilitas yang banyak.

"Sehingga TOD bisa berkembang dan kawasan itu banyak penduduk," kata dia.

Baca Juga: Salah Kaprah Mobil Listrik Jadi Solusi Atasi Macet Horor Jakarta

3. Jika kawasan TOD tak ada penduduk, mubazir

Pengamat: Jakarta Pusat Wilayah dengan Transportasi Paling MudahANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Menurut Yayat, apabila kawasan dengan angkutan massal yang baik penduduknya sedikit, maka TOD yang dibangun pun akan mubazir.

"Apalagi kalau MRT dikembangkan sampai kawasan Kota, kalau kawasan itu tidak ada revitalisasi di sepanjang koridor Harmoni-Kota Tua, hanya toko-toko, mubazir," kata dia.

Yayat pun berharap, RDTR Jakarta 2022 dapat turut merevitalisasi kawasan untuk dapat membangkitkan bisnis hingga permukiman agar penumpang di wilayah yang akan dijadikan TOD bisa naik.

"RDTR harus disosialisasikan supaya ada sinergi antara modal sosial kesediaan untuk bersama-sama menata dan ada akumulasi modal untuk orang mau investasi di kawasan TOD," ujar Yayat.

Baca Juga: Konsep Transportasi Transit di RDTR DKI 2022 Harus Sinergi dengan 3D

4. Rencana TOD di Jakarta

Pengamat: Jakarta Pusat Wilayah dengan Transportasi Paling MudahANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo, mengatakan, dalam RDTR 2022, Pemprov DKI akan mengembangkan setidaknya 24 titik kawasan TOD.

Di dalam TOD tersebut, kata dia, akan ada sistem complex city yang membuat mobilitas masyarakat menjadi lebih efisien.

Sebab, kata kunci dalam menyelesaikan transportasi Jakarta adalah mengubah Car Oriented Development (COD) menjadi TOD.

"Tidak hanya bagaimana jaringan angkutan umum didesain sedemikian rupa sehingga mobilitas masyarakat efisien, baik ditinjau dari waktu perjalanan tapi juga ditinjau dari biaya transportasinya," ujar dia.

Salah satu yang dilakukan sebelumnya adalah pembangunan di Jakarta untuk hunian vertikal yang dibatasi dan tidak berpola. Namun dengan adanya perubahan dari COD ke TOD, maka akan pembangunan hunian vertikal akan lebih terpola.

"Ke depan akan terpola karena ada batasan ruang dan waktu untuk pembangunan hunian vertikal radius 800 meter dari stasiun dapat dibangun hunian vertikal sehingga mobilitas warga bisa efisien," ucap dia.

Baca Juga: Kemacetan di Jakarta Sebabkan Kerugian Rp38 Triliun per Tahun 

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya