Penyumbang Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca di DKI dari Sektor Energi 

Percepatan zero emisi di Jakarta dilakukan dari semua sektor

Jakarta, IDN Times - Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, salah satu kontribusi terbesar emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Jakarta berasal dari sektor energi.

Gas Rumah Kaca adalah gas-gas di atmosfer bumi yang bisa menangkap panas matahari. Di antaranya adalah gas karbon dioksida (CO2), nitrogen dioksida (N2O), metana (CH4), dan freon (SF6, HFC dan PFC).

Oleh karena itu, dalam percepatan pencapaian Net Zero Emission (NZE) di Ibu Kota, kata dia, dilakukan di seluruh sektor. Baik sektor energi, limbah, FOLU (Forestry and Other Land Use), maupun IPPU (Industrial Process And Product Uses).

"Kontribusi terbesar dari emisi GRK dari sektor energi," kata Asep kepada IDN Times, Selasa (10/1/2023).

Baca Juga: Jadi Kota Berketahanan, Ini Upaya DKI Jakarta Hadapi Perubahan Iklim

1. Target pengurangan GRK di Jakarta

Penyumbang Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca di DKI dari Sektor Energi Foto aerial suasana kendaraan melintas di Bundaran HI, Jakarta, Senin (14/9/2020) (ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan)

Pemprov DKI Jakarta, kata dia, memiliki target percepatan pengurangan emisi Gas Rumah Kaca sebesar 30 persen. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, DKI juga memiliki target mengurangi emisi GRK hingga 50 persen.

"Secara ambisius mampu mengurangi emisi GRK langsung sebesar 50 persen pada tahun 2030," kata dia.

Baca Juga: Indonesia Sustainability Fest, Kampanye Mitigasi Perubahan Iklim

2. Percepatan pencapaian NZE ada di beberapa sektor

Penyumbang Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca di DKI dari Sektor Energi Bus Listrik Transjakarta (dok. Humas Pemprov DKI Jakarta)

Jika sektor energi menjadi penyumbang emisi GRK, kata dia, maka terdapat beberapa sektor yang dapat mempercepat NZE di Jakarta.

"Potensi terbesar untuk percepatan pencapaian NZE terdapat pada sektor pembangkit listrik, transportasi, penerapan green building, dan pengelolaan sampah," kata dia.

Dalam sektor transportasi, Asep mencontohkan penggunaan bus listrik yang saat ini sudah mulai diterapkan di DKI. "Penggunaan bus listrik pada angkutan umum, emisi yang dikeluarkan nol," ujar dia.

Baca Juga: TransJakarta Kerja Sama dengan Bianglala, Hadirkan 22 Unit Bus Listrik

3. DKI buat sekolah net zero carbon

Penyumbang Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca di DKI dari Sektor Energi IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Dalam rangka mencapai NZE, pada tahun 2022 DKI juga menggagas program Sekolah Zero Net Carbon.

Setidaknya terdapat 4 sekolah yang menerapkan program tersebut, yakni SDN Duren Sawit 14, Jakarta Timur; SDN Grogol Selatan 09, Jakarta Selatan; SDN Ragunan 08 Pagi, 09 Pagi, 11 Petang, Jakarta Selatan; dan SMAN 96, Jakarta Barat.

Baca Juga: Anies Resmikan 4 Sekolah Berkonsep Green Building, Pertama di RI

4. Bangun sekolah net zero emission

Penyumbang Terbesar Emisi Gas Rumah Kaca di DKI dari Sektor Energi Unsplash

Sebagai kelanjutannya, kata Asep, Pemprov DKI juga telah membangunan gedung sekolah green building yang menerapkan konsep net zero emission.

"Gedung tersebut memanfaatkan energi surya sebagai energi baru terbarukan," kata dia.

Baca Juga: Seluruh Bangunan Sekolah di DKI akan Mengarah ke Green Building

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya