SJUT Sudah Rampung Dibangun, Masih Adakah Bongkar-Pasang Trotoar? 

Bongkar-pasang trotoar terus terjadi selama belum ada SJUT

Jakarta, IDN Times - Pengamat Tata Kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, pembangunan Sarana Jaringan Utilitas Terpadu (SJUT) selama ini belum menjadi prioritas Pemprov DKI Jakarta.

Oleh karena itu, bongkar-pasang trotoar pun kerap terjadi saat ada pengerjaan kabel-kabel jaringan utilitas yang tertanam di bawah tanah.

Menurut dia, kabel-kabel tersebut menjadi salah satu sumber pendapatan bagi Pemprov DKI. Termasuk yang melintang di atas udara Ibu Kota.

Pasalnya, kata dia, saat operator penyedia utilitas akan mengerjakan perbaikan kabel-kabel jaringan di bawah trotoar, harus seizin Dinas Bina Marga sehingga trotoar pun dibongkar-pasang.

"Belum jadi prioritas oleh Pemprov DKI. Bongkar-pasang trotoar oleh penyedia jasa utilitas juga atas seizin dan sepengetahuan Dinas Bina Marga, sumber pendapatan abadi," ujar Joga kepada IDN Times, Senin (12/9/2022).

Baca Juga: Trotoar di Tiga Titik Jakarta Ini Bakal Ditata Konsep Complete Street

1. Tak akan ada lagi bongkar-pasang trotoar

SJUT Sudah Rampung Dibangun, Masih Adakah Bongkar-Pasang Trotoar? IDN Times/Gregorius Aryodamar P

Joga mengatakan, melalui penempatan jaringan utilitas di dalam SJUT, maka bongkar-pasang trotoar pun tidak akan terjadi lagi.

"Dengan memindahkan ke bawah semua, kelak tidak akan ada lagi bongkar pasang trotoar dan memutus mata rantai proyek abadi itu," kata dia.

SJUT adalah sarana yang dibangun Pemprov DKI Jakarta untuk penempatan jaringan utilitas di bawah permukaan tanah.

Tujuannya agar Jakarta lebih tertata rapi tanpa ada bentangan kabel-kabel di udara yang selama ini semrawut dan mengganggu estetika kota.

Pada 5 September 2022, Pemprov DKI melakukan acara seremoni penggunaan SJUT yang telah rampung di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Acara seremoni itu dilakukan dengan pemotongan kabel secara mandiri oleh para operator pengguna SJUT.

Adapun sebanyak 22 ruas jalan bertahap dibangun sepanjang 115 km di Jakarta Selatan oleh PT Jakarta Propertindo (Jakpro).

Dari lokasi tersebut, sudah ada 7 ruas jalan yang pengerjaannya rampung 100 persen, yaitu di Jalan Mampang Prapatan sepanjang 5.281 meter, Jalan Kapten Tendean sepanjang 3.986 meter, Jalan Cikajang sepanjang 3.024 meter.

Kemudian di Jalan Senopati sepanjang 1.483 meter, Jalan Wolter Monginsidi sepanjang 2.444 meter, Jalan Suryo sepanjang 1.290 meter, dan Jalan Gunawarman 1.951 meter.

Baca Juga: Manfaat Proyek SJUT di Jakarta, Trotoar Tak Akan Bongkar Pasang Lagi

2. Sudah disarankan dibangun sejak 15 tahun lalu

SJUT Sudah Rampung Dibangun, Masih Adakah Bongkar-Pasang Trotoar? Kabel semrawut di kawasan Palmerah, Jakarta Barat. (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc).

Joga mengaku, sudah menyarankan untuk memindahkan kabel-kabel jaringan di atas ke dalam tanah sejak 15 tahun lalu, tepatnya pada tahun 2005.

Oleh karena itu, dia pun mengakui bahwa pembangunan SJUT di Ibu Kota sudah sangat terlambat mengingat baru terealisasi dan dapat digunakan pada 2022.

"Ini isu dari 15 tahun lalu, memang terlambat. Sejak 15 tahun lalu sudah saya rekomendasikan, 2005 saya sudah menyarankan untuk memindahkan seluruh-saluran jaringan utilitas secara terpadu ke dalam atau bawah trotoar bersama saluran air," kata Joga.

Baca Juga: DPRD DKI Bahas 3 Calon Penjabat Pengganti Anies Baswedan Besok 

3. SJUT yang dibangun di DKI Jakarta belum ideal

SJUT Sudah Rampung Dibangun, Masih Adakah Bongkar-Pasang Trotoar? Ilustrasi listrik (ANTARA FOTO/Rahmad)

Meskipun DKI telah berhasil membangun SJUT, ujar dia, tetapi SJUT tersebut masih belum ideal.

Pasalnya, saat ini yang dilakukan hanya sebatas memindahkan kabel-kabel jaringan tersebut ke bawah trotoar terlebih dahulu.

"Ke depan harus dirancang SJUT yang ideal seperti yang akan dibangun juga di IKN. Usulan saya dulu di bawah trotoar," kata dia.

Misalnya, lebar 5 meter untuk kabel listrik, telepon, serat optik ditempatkan di sebelah kiri selebar 1 meter. Kemudian, di bagian tengah bisa digunakan untuk saluran air atau drainase 3 meter serta di sebelah kanan selebar 1 meter bisa untuk pipa air bersih atau air limbah, dan gas.

Menurut Joga, hal tersebut ideal dan dilakukan secara bertahap bersamaan dengan revitalisasi trotoar di jalan utama atau jalan raya.

Termasuk juga trotoar yang dekat dengan transportasi massal, permukiman, sekolah, pasar, perkantoran, hingga tempat wisata.

"Idealnya seluruh jalanan dan trotoar di Jakarta, (dibuat) SJUT (kabel jaringan) dipindahkan ke bawah trotoar secara bertahap sesuai APBD yang tersedia, seperti yang dirancang dalam rencana induk SJUT," ujar dia.

Baca Juga: Pemprov DKI Bangun SJUT di 32 Ruas, Anies: Tak Ada Kabel Semrawut Lagi

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya