YLKI: Pemerintah Harus Sediakan Angkutan Umum Ramah Difabel 

Pemprov DKI Jakarta sudah mulai menerapkan hal tersebut

Jakarta, IDN Times - Pemerintah harus menyediakan angkutan umum yang ramah difabel, dengan hak yang sama seperti konsumen umum lainnya.

Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Agus Sjatno mengatakan, saat ini Pemprov DKI Jakarta sudah mulai menerapkan hal tersebut di TransJakarta.

"Pemerintah buat kebijakan bahwa harus ada angkutan umum yang ramah difabel, artinya nanti konsumen difabel dapat hak yang sama, jadi tidak harus bayar lebih mahal," kata Agus saat siaran radio bertajuk 'Mewujudkan Angkutan Umum Jakarta Ramah Disabilitas', dikutip Selasa (22/11/2022).

Baca Juga: YLKI: Akses Transportasi Ramah Difabel Harus Dikerjakan dari Pusat

1. Kebijakan harus dari atas

YLKI: Pemerintah Harus Sediakan Angkutan Umum Ramah Difabel Karyawan melakukan pengecekan saat uji coba bus listrik di Kantor Pusat PT Transjakarta, Cawang, Jakarta, Senin (6/7/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Agus mengatakan, agar para difabel bisa mendapatkan harga transportasi yang sama dengan konsumen umum, maka kebijakan ramah difabel harus dimulai dari tataran tingkat atas.

"Kebijakan ini yang bisa diaplikasikan di lapangan, makanya ketika naik angkutan umum (difabel) kesulitan karena bayarnya lebih mahal, sedangkan konsumen umum murah," kata dia.

Selain itu, dengan kebijakan yang dikerjakan dari pusat juga agar ada kesetaraan antara daerah satu dengan lainnya di Indonesia.

"Akses untuk difabel itu memang harus dari atas, kalau dari bawah yang menginginkan akses itu gak mudah. Kalau dari atas itu akan lebih mudah, usulan dari bawah," ujar Agus.

Baca Juga: Cerita Difabel Netra Tes UTBK, Mau Buktikan Difabel Bisa Kuliah di PTN

2. Ada gap yang besar antara difabel dan nondifabel

YLKI: Pemerintah Harus Sediakan Angkutan Umum Ramah Difabel Ilustrasi kaum disabilitas (ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat)

Sementara itu, Catur Sigit Nugroho dari Gerakan Aksesbilitasi Umum Nasional (GAUN) mengatakan, ada gap yang sangat besar antara difabel dengan nondifabel dalam hal biaya transportasi.

Berdasarkan pengalamannya, kata Catur, ketika dia pergi ke Jakarta-Kebumen harus menghabiskan biaya hingga Rp1 juta untuk membayar biaya yang tak perlu.

"Sampai stasiun Kutoarjo harus naik lagi dua kali transport dan mau tidak mau sewa angkutan di sana. Kadang habis sampai Rp100 ribu," kata dia.

Baca Juga: TransJakarta Dilaporkan ke KPK karena Dugaan Korupsi, Ini Penyebabnya

3. Di Jakarta jauh lebih baik

YLKI: Pemerintah Harus Sediakan Angkutan Umum Ramah Difabel Instagram/@pt_transjakarta

Menurut Catur, akses transportasi untuk para difabel di Jakarta saat ini sudah jauh lebih baik daripada sebelumnya. Hal itu pun sudah dirasakannya langsung.

"Di Jakarta jauh lebih baik dibandingkan daerah lain. Semakin akses artinya semakin menghemat biaya," kata dia.

Catur pun berharap, nantinya akan ada diskon khusus bagi para difabel seperti halnya lansia atau TNI/Polri.

Apalagi, kata dia, difabel memiliki biaya yang lebih tinggi dalam hal transportasi tetapi belum masuk dalam klasifikasi.

Baca Juga: YLKI Desak Pengelola Gratiskan Jalan Tol saat Banjir, Ini Alasannya

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya