Terbukti Korupsi, Mengapa Tamzil Terpilih Kembali Jadi Bupati Kudus? 

Tidak ada program yang berisi antikorupsi

Kudus, IDN Times - Bupati Kudus, Muhammad Tamzil, Jumat lalu (26/7) terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Kudus, Jawa Tengah. Ia ditangkap dengan delapan orang lainnya, yang diduga ikut terlibat dalam suap jual-beli jabatan

Tamzil seolah tidak jera berurusan dengan masalah korupsi. Di tahun 2014, ia pernah mendekam di penjara Kedungpane, Semarang terbelit kasus korupsi saat menjadi Bupati Kudus periode 2003-2008.

Mengapa Tamzil bisa kembali terpilih menjadi Bupati Kudus, padahal ia adalah mantan  napi koruptor? Berdasarkan penelusuran IDN Times, sempat muncul informasi ketika Pilkada digelar pada 2018 lalu, Tamzil dan Hartopo turut menggunakan strategi money politic alias bagi-bagi duit.

Siapa sebenarnya yang memiliki informasi soal dugaan money politic yang dilakukan oleh Tamzil? Apa sih visi misi Tamzil ketika berkampanye tahun lalu?

Baca Juga: Perjalanan M Tamzil Bupati Kudus yang Tidak Jera Terkena Kasus Korupsi

1. Ada empat misi yang ditawarkan oleh pasangan Tamzil-Hartopo

Terbukti Korupsi, Mengapa Tamzil Terpilih Kembali Jadi Bupati Kudus? liputanundaan.blogspot.com

Berdasarkan penelusuran IDN Times dari data KPU Kabupaten Kudus, visi pasangan Tamzil-Hartopo (Top) adalah menjadikan Kudus bangkit menuju kabupaten modern, religius, dan sejahtera.

Sementara terdapat empat misi yang mereka tawarkan kepada masyarakat Kudus saat Pilkada 2018 lalu. Yaitu:

  • Mewujudkan masyarakat Kudus yang berkualitas kreatif, inovatif, dengan memanfaatkan teknologi dan multimedia.
  • Mewujudkan pemerintahan yang semakin handal untuk peningkatan pelayanan publik.
  • Mewujudkan kehidupan yang toleran dan kondusif.
  • Memperkuat ekonomi kerakyatan yang berbasis keunggulan lokal dan membangun iklim usaha yang berdaya saing.

2. Tamzil-Hartopo tidak mencantumkan program antikorupsi

Terbukti Korupsi, Mengapa Tamzil Terpilih Kembali Jadi Bupati Kudus? instagram.com/ir.tamzil

Dari uraian visi-misi, terdapat sembilan program andalan Tamzil dan Hartopo. Namun, setelah dicek, tidak ada program yang membahas mengenai antikorupsi. Berikut program yang diusung oleh Tamzil-Hartopo ketika berkampanye: 

  1. Tunjangan guru dengan dialokasikannya tunjangan dari APBD untuk guru non PNS di PAUD/TK/ MADIN/ RA/ TPQ/ SD/ SMP/ SMA/ MADRASAH sebesar Rp1 juta per bulan.
  2. Bantuan sosial santunan bagi warga yang sakit kelas tiga GRATIS dan UANG Rp50 ribu per hari. Ada juga santunan bagi anak yatim piatu serta santunan kematian cair dalam satu hari lewat desa.
  3. Pengembangan SDM dengan pelatihan dan pendampingan 500 wirausahawan baru setiap tahun.
  4. Bantuan sosial setiap bulan untuk khatib dan imam masjid/ musala serta semua pemuka agama/semua tempat ibadah.
  5. Sektor pertanian dengan pendampingan dan pemberdayaan petani melalui penyaluran pupuk yang tepat dan inovasi bibit serta penguatan pemasaran hasil panen.
  6. Pemberdayaan ekonomi dan usaha warga melalui penyaluran bantuan modal usaha tanpa agunan.
  7. Pembinaan olahraga dan seni budaya komunitas kreatif untuk peningkatan kualitas SDM.
  8. Perlindungan dan pemberdayaan perempuan, kepala keluarga melalui pelatihan khusus kewirausahaan dan bantuan terhadap perempuan yang ditinggal suaminya agar mampu menghidupi keluarga.
  9. Pemberdayaan buruh melalui forum komunitas Pimpinan Unit Kerja atau Serikat Pekerja/Serikat Buruh, perusahaan dan pemerintah daerah.

3. Pasangan Tamzil-Hartopo diduga bagi-bagi duit sebelum pencoblosan Pilkada

Terbukti Korupsi, Mengapa Tamzil Terpilih Kembali Jadi Bupati Kudus? IDN Times/Dhana Kencana

Satu hari menjelang pemungutan suara, pasangan Tamzil-Hartopo diduga melakukan money politic. Salah satu pihak yang melaporkan dugaan itu adalah warga Kudus bernama Maesah Anggni. Namun, ia mengunggah temuannya itu melalui akun media sosialnya pada tahun 2018 lalu. 

Di dalam akun media sosialnya, Maesah mengunggah foto berisi sejumlah amplop yang berisi uang Rp100 ribu. Di dalam amplop itu ada juga foto pasangan nomor urut lima yakni Tamzil dan Hartopo. Ia mengaku sejak Pilkada 2018 lalu memang telah mengkritik Bupati Kudus itu. 

Terbukti Korupsi, Mengapa Tamzil Terpilih Kembali Jadi Bupati Kudus? IDN Times/Dhana Kencana

IDN Times sudah mengonfirmasi mengenai unggahan Maesah. Ia membenarkan memang ada foto tersebut dan mengizinkan dokumentasinya digunakan di media kami. 

Namun, ia mengakui tidak mengabadikan sendiri temuan uang di dalam amplop dengan foto pasangan Tamzil-Hartopo. 

"Itu foto yang dikirimkan oleh relawan yang memang sengaja kami rahasiakan identitasnya," kata Maesah ketika dihubungi oleh IDN Times pada Sabtu (27/7) melalui telepon.  

Walau tidak melihat langsung, Maesah memastikan perbuatan money politics itu memang terjadi. 

"Saya bersedia menunjukkan lokasinya di mana dia membagi-bagikan uang itu. Pasti panwas bisa dapat menangkap. Tapi, ya gitu sudah saya laporkan ke panwas tapi tidak ada tindak lanjut," kata dia lagi. 

Ia mengaku bahkan sempat akan dilaporkan oleh pihak timses Tamzil-Hartopo. Namun, hal tersebut urung dilakukan. 

4. Mantan jubir timses Bupati Tamzil mengaku tak tahu mengenai dugaan money politics

Terbukti Korupsi, Mengapa Tamzil Terpilih Kembali Jadi Bupati Kudus? instagram.com/ir.tamzil

Sementara, mantan juru bicara timses Bupati Tamzil, Mahmudun, mengaku tak tahu menahu mengenai adanya dugaan penggunaan money politics dalam Pilkada 2018 lalu. 

"Saya tidak tahu mengenai masalah itu. Saya hanya fokus urusan administrasi di KPU," kata Mahmudun kepada IDN Times melalui pesan pendek pada Minggu (28/7). 

Dengan demikian, apakah terpilihnya Tamzil menjadi Bupati Kudus karena visi, misi, dan program yang dianggap sesuai dan bagus? Atau ia terpilih lantaran politik uang yang dilakukannya menjelang pemungutan suara? Hanya masyarakat Kudus yang bisa menjawab.

Baca Juga: [BREAKING] Diduga Terima Suap, Bupati Kudus Terancam Dibui 20 Tahun

Topik:

  • Dhana Kencana
  • Febriana Sintasari

Berita Terkini Lainnya