Trans Jogja, Kenapa Kamu Jadi Begini?
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Keadaan Yogyakarta yang semakin padat membuat pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan upaya untuk meminimalisasi kasus ini dengan menyediakan satu moda transportasi massal berupa bus yang dikenal dengan nama bus Trans Jogja.
Dari awal kemunculan, sekitar tahun 2008, respon masyarakat tentang bus Trans Jogja masih sangat baik. Namun, akhir-akhir ini banyak masyarakat yang mulai mengeluhkan fasilitas dan pelayanan bus Trans Jogja.
1. Kondisi Fisik yang Memprihatinkan
Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika DIY, Budi Antono mengatakan, kondisi bus Trans Jogja sudah banyak yang tidak layak digunakan. Karena itu perlu dilakukan pembelian 100 unit armada baru Trans Jogja hingga akhir tahun 2015. Namun, sebanyak 74 armada bus Trans Jogja yang lama akan digunakan sebagai bus sekolah atau pariwisata.
2. Polusi Udara
Editor’s picks
Hal ini sudah sering dikeluhkan oleh masyarakat Yogyakarta. Salah satu cara praktis yang sering diambil adalah melaporkan keluhan tersebut melalui nomer telepon yang disediakan.
3. Keberadaan Shelter
Shelter Trans Jogja biasanya ditempatkan di pusat-pusat keramaian seperti mal, kampus dan rumah sakit. Namun, tidak jarang beberapa lokasi yang minim shelter. Hal ini membuat pengguna merasa tidak efektif menggunakan Trans Jogja karena jauh dari tempat tujuan. Pemerintah mengatasi masalah ini dengan pengadaan shelter portabel. Namun, shelter ini tidak bisa menaikkan semua penumpang. Dikhususkan hanya untuk penumpang yang memiliki kartu Trans Jogja. Jika tidak memiliki kartu, shelter ini hanya bisa digunakan untuk menurunkan penumpang.
Keberadaan shelter tidak merata, sepertinya pemerintah harus meninjau ulang rute yang mayoritas dan minoritas dilalui oleh masyarakat Jogja. Hal ini untuk mengurangi penumpukan penumpang, padahal beberapa shelter ada yang sangat sepi.
Baru-baru ini berhembus kabar bahwa 20 bus Trans Jogja akan dilelang tahun depan. Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah Kota Yogyakarta memastikan tidak akan menunda-nunda lagi rencana penghapusan aset 20 bus tersebut. Pemerintah Kota Yogyakarta akan melelang 20 bus tersebut karena pada tahun depan tidak ada alokasi anggaran untuk perawatan. Menurut kalian apakah langkah ini sudah tepat?