Cerita OB Kecamatan di Depok Jadi Petugas Pemakaman Jenazah COVID-19

Sehari bisa makamkan lima orang

Depok, IDN Times - Meningkatnya jumlah pasien COVID-19 di Kota Depok kini menjadi perhatian. Selain terjadi peningkatan penularan, terdapat kasus kematian akibat COVID-19 yang tidak sedikit.

Akibatnya, petugas pemulasaraan jenazah COVID-19 kewalahan. Kondisi ini pun mendorong sukarelawan pemulasaraan jenazah COVID-19 bergerak, seperti di Kecamatan Bojongsari.

Salah seorang anggota relawan pemulasaraan, Nurali, mengaku menjadi relawan pemulasaraan jenazah COVID-19 baru beberapa pekan dijalaninya. Hati Nurali tergerak usai melihat banyaknya warga terpapar dan meninggal dunia, namun kesulitan mendapatkan petugas pemulasaraan jenazah COVID-19.

"Di Kecamatan Bojongsari hanya ada satu petugas, sedangkan yang membutuhkan banyak, melihat itu saya terdorong menjadi relawan pemulasaraan dan Pak Camat Bojongsari mendorong saya melakukan tugas itu," ujar Nurali, Sabtu (10/7/2021)

1. Stok peti jenazah selalu habis

Cerita OB Kecamatan di Depok Jadi Petugas Pemakaman Jenazah COVID-19Relawan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Nurali mengungkapkan, saat bertugas terdapat lima orang rekannya yang membantu melakukan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19. Sebelumnya, Nurali bersama rekannya merupakan pesuruh atau office boy (OB) di Kantor Kecamatan Bojongsari.

Melihat kondisi kekurangan tenaga pemulasaraan dan warga tidak ada yang menjadi pemulasaraan, akhirnya mendorong Nurali bersama rekannya menjadi tim relawan pemulasaraan dadakan.

"Kami sempat diberikan pembekalan tata cara pemulasaraan terlebih dahulu," terang Nurali yang juga sebagai ketua lingkungan di kediamannya.

Nurali menjelaskan, pelatihan dan implementasi yang dilakukan pada saat pemulasaraan jenazah COVID-19 di mulai dari sterilisasi lokasi jenazah, pembersihan jenazah hingga mensalatkan jenazah. Selama pelaksanaan pemulasaraan jenazah timnya di lengkapi Alat Pelindung Diri (APD) untuk terhindar dari penularan COVID-19.

"Kita di lengkapi APD saat melakukan pemulasaraan," ucap Nurali.

Nurali mengakui, saat ini pemulasaraan jenazah COVID-19 terkendala stok peti jenazah. Sebab, stok peti jenazah di Kecamatan Bojongsari selalu habis, sehingga dirinya harus mengambil ke Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok.

"Sehari itu kita siapkan lima peti dan habis, bahkan peti sempat hanya singgah sebentar di kantor Kecamatan, setelah itu langsung ke lokasi warga yang meninggal," kata Nurali.

Baca Juga: Lurah di Depok yang Gelar Hajatan Saat PPKM Darurat Dicopot

2. Sehari melayani pemakaman lima jenazah pasien COVID-19

Cerita OB Kecamatan di Depok Jadi Petugas Pemakaman Jenazah COVID-19Relawan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Relawan pemulasaraan lainnya, Rahmat Hidayat, mengatakan sebelumnya tidak ada bayangan dirinya menjadi relawan pemulasaraan dadakan jenazah COVID-19. Namun hatinya tergerak saat melihat seorang warga terpapar COVID-19 meninggal, tapi tidak ada satu orang pun yang berani menyentuhnya.

"Saya kasihan, semenjak COVID-19 orang takut melakukan pemulasaraan jenazah," ujar Rahmat.

Atas dasar itu, Rahmat menjadi relawan pemulasaraan jenazah. Ia bercerita dalam sehari, bersama rekannya, bisa melakukan pemulasaraan jenazah sebanyak lima orang.

"Sehari bisa lima orang, bahkan kalau kita turutin permintaan bisa lebih dari itu sehari di Kecamatan Bojongsari," ucap Rahmat.

3. Tidak memikirkan risiko terpapar COVID-19

Cerita OB Kecamatan di Depok Jadi Petugas Pemakaman Jenazah COVID-19Relawan pemulasaraan jenazah pasien COVID-19 Kota Depok. (IDNTimes/Dicky)

Rahmat mengatakan, menjadi pemulasaraan jenazah COVID-19 memang terdapat sejumlah risiko, salah satunya berpotensi terpapar COVID-19. Dirinya sempat merasa khawatir akan terpapar dan menularkan kepada anak dan istrinya.

"Sempat terpikir, tapi saya kesampingkan demi rasa kemanusiaan dan kepedulian," tegas Rahmat. 

Rahmat menambahkan, hanya melakukan pemulasaraan jenazah COVID-19 di luar penanganan rumah sakit, seperti pasien isolasi mandiri maupun pasien suspek. Rahmat meminta, warga untuk mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti himbauan Pemerintah Kota Depok untuk tidak keluar rumah apabila tidak memiliki kepentingan mendesak.

"Sayangi diri dan keluarga kita jangan sampai terpapar COVID-19 karena kita mengabaikan himbauan dan kegiatan kita tidak bermanfaat," tutup Rahmat.

Baca Juga: COVID-19 Mengganas, Walkot Depok Minta ASN Khatam Al-Quran Tiap Minggu

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya