Jeritan Hati LC di Depok Akibat Pandemi COVID-19

Kurang pendapatan, berujung Open BO

Depok, IDN Times - Pemerintah Kota Depok masih memberlakukan PPKM skala mikro untuk mencegah penularan COVID-19. Selain itu, Pemerintah Kota Depok masih memberlakukan kebijakan lainnya, salah satunya menutup sejumlah tempat hiburan seperti karaoke atau rumah bernyanyi.

Akibat dari kebijakan tersebut, masyarakat yang menggantungkan hidupnya dari pekerjaan di tempat karaoke, salah satunya Ladies Companion (LC) atau Pemandu Lagu (PL) mengalami dampak terhadap pendapatannya. Akibatnya, sejumlah LC harus mencari cara lain untuk mencari pemasukan untuk memenuhi kebutuhan hidup, yakni Open Booking Online.

Baca Juga: PSBB Transisi, Tempat Hiburan Malam dan Karaoke Belum Boleh Beroperasi

1. LC stress kebutuhan hidup meningkat, ruang usaha di tutup

Jeritan Hati LC di Depok Akibat Pandemi COVID-19Unsplash/Nikola Duza

Salah satu LC di Depok, Rita (25) mengatakan karena kebijakan Pemkot yang menutup sementara tempat karaoke demi mencegah penyebaran COVID-19, pemasukannya terputus. Rita mengaku hanya bisa pasrah menghadapi keputusan yang secara langsung telah menutup tempatnya mencari rezeki.

"Mau bagaimana lagi. Satu sisi karena COVID-19, di sisi lain saya tidak mendapat pemasukan," ujar Rita, Sabtu (13/3/2021).

Rita mengaku cuma bermodalkan ijazah SMP, tidak dapat berbuat banyak mencari pekerjaan lain. Menurutnya, sejumlah tempat usaha maupun perusahaan menolak lamarannya untuk bekerja karena terbentur ijazah. Dengan bermodalkan ijazah SMP, menjadi LC merupakan jalan terakhir untuk dirinya bertahan hidup di Depok yang merupakan tempat perantauannya.

"Saya datang ke Depok dari Sukabumi, karena ajakan teman untuk mencari pekerjaan sehingga dapat membantu ekonomi keluarga," terang perempuan berambut panjang tersebut.

2. Sehari mendapatkan uang Rp600 ribu

Jeritan Hati LC di Depok Akibat Pandemi COVID-19Ilustrasi. Pixabay/citypraiser

Rita mengungkapkan dengan menjadi LC bayaran yang diterima cukup lumayan untuk kebutuhan hidup. Setiap mendapat giliran mendampingi tamu bernyanyi, Rita bisa menerima bayaran sebesar Rp100 ribu. Hal itu dinilai lumayan dibandingkan harus bekerja di pabrik tempat asalnya yang hanya dibayar Rp1,3 juta sebulan.

"Lumayan Rp100 ribu untuk satu sesi. Kalau sehari bisa mencapai enam sesi, hasilnya bisa dihitung sendiri, menjanjikan banget," terang Rita.

Diakui Rita, pendapatannya sebagai LC dapat memenuhi kebutuhan dan gaya hidupnya. Bahkan, secara perlahan bisa membeli barang elektronik dan menabung untuk kehidupan di masa depan apabila telah menikah.

"Keinginan menikah pasti ada. Tapi, harus ada persiapan dan tabungan kalau sudah tidak bekerja jadi LC," kata Rita.

3. Menjadi Open BO untuk biaya kehidupan di Depok

Jeritan Hati LC di Depok Akibat Pandemi COVID-19Ilustrasi PSK (IDN Times/Mardya Shakti)

Rita menyatakan selama menganggur karena tidak dapat bekerja sebagai LC, uang tabungannya terkuras untuk kebutuhan hidup, mulai dari makan, pulsa, bayar kos, hingga make up. Belum lagi, dia harus mengirim uang untuk keluarganya di kampung yang bekerja sebagai petani kebun.

"Saya sebulan sekali kirim uang untuk Abah dan Ambu. Tapi, sekarang bingung euy. COVID-19 teh edan lah," kesal Rita.

Rita mengatakan, jalan pintas terpaksa ditempuhnya untuk mendapatkan uang, yakni Open BO menggunakan aplikasi media sosial. Bermodalkan paras yang cantik, tidak sedikit Rita mampu menarik perhatian 'Pengejar Lendir Kenikmatan'. Namun, dia lebih selektif dalam memilih dan mencari pelanggan yang memiliki cukup uang.

"Saya pilih atuh a, tidak asal sembarangan terima," ucap Rita.  

4. Sehari tiga pelanggan, apartemen menjadi lokasi pilihan

Jeritan Hati LC di Depok Akibat Pandemi COVID-19Ilustrasi Pekerja Seks (IDN Times/Arief Rahmat)

Dengan pekerjaan barunya, Rita kerap menerima pelanggan dan melakukan hubungan di apartemen. Menurutnya, apartemen merupakan lokasi yang aman, berbeda dengan tempat kontrakan, kos, maupun hotel. Untuk sekali kencan short time, Rita mendapatkan uang sebesar Rp400 ribu. Sedangkan, tarif long time Rita mencapai Rp1,2 juta.

"Setiap berhubungan selalu menggunakan pengaman, karena saya tidak mau terkena penyakit. Sehari cukup tiga pelanggan, itu pun sulit mendapatkannya karena banyak saingan," ucap Rita sambil tertawa.

Rita berencana meninggalkan pekerjaannya untuk melayani pria hidung belang dan kembali menjadi LC apabila tempat karaoke telah dibuka kembali. Di benaknya, sempat ingin melamar menjadi LC ke Jakarta. Hal itu dikarenakan tempat karaoke di Jakarta telah dibuka. Namun, niat tersebut diurungkan karena persaingan di Jakarta lebih ketat dan Rita tidak memiliki teman yang bekerja di Jakarta.

"Mau coba di Jakarta. Tapi, tidak ada teman dan kemungkinan saingan lebih banyak, kalau di sini bisa menemani sampai enam tamu. Di Jakarta kan belum tentu," keluh Rita. 

Baca Juga: Rekonstruksi Kasus Bansos, Duit Suap Dalam Gitar hingga di Karaoke

Topik:

  • Satria Permana

Berita Terkini Lainnya