Kasus COVID-19 Melonjak, Pemkot Depok Keluarkan SE Kesiapsiagaan

Terdapat delapan poin arahan Wali Kota Depok, apa saja?

Depok, IDNTimes - Kasus penularan COVID-19 di Kota Depok, Jawa Barat, merangkak naik setiap harinya sejak Januari hingga saat ini. Untuk mengantisipasi meluasnya penularan COVID-19, Pemerintah Kota Depok telah mengeluarkan surat edaran terkait kesiapsiagaan menghadapi varian Omicron.

Melalui Surat Edaran (SE) nomor 443/47-Dinkes tentang Kesiapsiagaan Menghadapi Kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) varian Omicron, Wali Kota Depok mengatakan, setiap warga menerapkan protokol kesehatan (prokes) secara disiplin dan ketat dengan menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi mobilitas dan menghindari makan bersama. Warga dapat menjaga kondisi kesehatan tubuh dengan makanan gizi seimbang dan pola hidup bersih dan sehat.

"Pengendalian dan pengawasan penerapan prokes, terutama di pusat-pusat kegiatan sosial dan ekonomi, dengan menerapkan penggunaan aplikasi PeduliLindungi secara konsisten," ujar Idris dalam surat edaran tersebut, Minggu (6/2/2022).

1. Kampung Siaga dapat dioptimalkan kembali

Kasus COVID-19 Melonjak, Pemkot Depok Keluarkan SE KesiapsiagaanSenin (2/3), Wali Kota Depok, Mohammad Idris dalam konferensi pers soal temuan positif corona di Depok (IDN Times/Irfan Fathuroman)

Idris mengungkapkan, Satgas Penanganan Covid-19 dapat melakukan pengawasan terhadap warga yang telah melakukan perjalanan dari luar negeri dan melaporkan secara cepat jika ditemukan kasus kepada Satgas Penanganan Covid-19, baik level kelurahan, kecamatan, maupun kota. Kepada seluruh satuan di berbagai jenjang dapat melakukan sinergitas antara masyarakat, tiga pilar dengan UPTD Puskesmas, rumah sakit, UPTD Labkesda dan fasilitas kesehatan lainnya, dalam melakukan upaya 3T terhadap kasus konfirmasi atau probable COVID-19 varian Omicron beserta kontak erat.

"Dapat mengoptimalkan kembali peran Kampung Siaga Tangguh Jaya (KSTJ) dalam pengendalian dan pengawasan prokes di level komunitas," ungkap Idris.

Masih dalam suratnya, Idris mengungkapkan, seluruh pihak dapat menyukseskan dan melaksanakan vaksinasi COVID-19 kepada warga dan anak usia 6 hingga 11 tahun. Selain itu dapat mengarahkan untuk melaksanakan vaksin booster bagi prioritas kelompok lansia dan kelompok rentan.

"Bagi masyarakat yang melakukan aktivitas perkantoran, tempat kerja dan aktivitas luar lainnya, tetap menerapkan prokes, baik di perjalanan, di tempat kerja maupun ketika kembali ke rumah, untuk tidak terjadi klaster keluarga," ucap Idris.

Baca Juga: Kasihan, Ada Bayi Terpapar COVID-19 di Depok

2. Kasus aktif bertambah 1.706 kasus

Kasus COVID-19 Melonjak, Pemkot Depok Keluarkan SE Kesiapsiagaan

Berdasarkan data informasi Covid-19 Kota Depok, pada Sabtu (5/2/2022) kasus penularan aktif mengalami penambahan. Kasus aktif tercatat bertambah 1.706 kasus atau menjadi 11.324 kasus. Pada kasus kesembuhan bertambah penambahan satu kasus menjadi 103.998 kasus. 

Pada kasus meninggal dunia tidak mengalami penambahan atau tetap 2.177 kasus dan total kasus terkonfirmasi bertambah 1.707 kasus atau menjadi 117.499 kasus. Begitupun pada kasus suspek aktif tidak mengalami penambahan atau tetap 10 kasus. Namun pada kasus kontak erat kembali mengalami penambahan sebanyak 24 kasus atau menjadi 291 kasus dari total kasus keseluruhan.

3. Kelurahan Tugu paling banyak ditemukan kasus aktif

Kasus COVID-19 Melonjak, Pemkot Depok Keluarkan SE Kesiapsiagaan

Berdasarkan distribusi kasus harian di tiap kelurahan, Kelurahan Tugu menjadi yang terbanyak ditemukan kasus aktif yakni 628 kasus. Di bawahnya, Kelurahan Pengasinan mencatatkan kasus aktif sebanyak 399 kasus dan Kelurahan Mekar Jaya 392 kasus. 

Untuk Kelurahan paling sedikit ditemukan kasus aktif ditemukan di Kelurahan Duren Seribu sebanyak 31 kasus, Kelurahan Cimapeun 50 kasus, dan Kelurahan Leuwinanggung 55 kasus. Kasus kesembuhan paling banyak ditemukan di Kelurahan Sukamaju 4.226 kasus,  Sukatani 4.113 kasus, dan Kelurahan Tugu 4.049 kasus.

Pada kasus meninggal dunia, tercatat beberapa kelurahan mengalami kasus yang tinggi selama Pandemi Covid-19. Kasus meninggal dunia yang paling banyak ditemukan yaitu Kelurahan Sukatani dan Sukamaju 97 kasus, Kelurahan Tugu 94 kasus, serta Kelurahan Sukamaju Baru 90 kasus. Pada kasus meninggal yang paling sedikit ditemukan berada di Kelurahan Cipayung Jaya 5 kasus, Kelurahan Bojong Pondok Terong 7 kasus, Kelurahan Pangkalan Jati 10 kasus, dan Kelurahan Tapos 11 kasus.

Baca Juga: Kasus Harian COVID-19 Depok Cetak Rekor Tertinggi Sejak Oktober 2021

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya