Melonjak, Kasus COVID-19 Kota Depok Tertinggi di Jawa Barat

Kasus COVID-10 aktif naik jadi 74 kasus dalam sehari

Depok, IDN Times - Lonjakan kasus aktif COVID-19 kembali terjadi di Kota Depok, Jawa Barat. Bahkan, pada penambahan kasus aktif pada Rabu (19/1/2022), Kota Depok tercatat tertinggi se-Jawa Barat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati, membenarkan kasus aktif COVID-19 di Depok mengalami lonjakan.

"Ada peningkatan jumlah pada Rabu kemarin sebanyak 74 kasus dan Selasa itu 49 kasus, menjadi yang tertinggi di Jawa Barat," ujar Mary saat dihubungi IDN Times, Kamis (20/1/2022).

Baca Juga: Wali Kota Depok Ralat Jumlah Warga yang Terpapar Omicron, Kenapa?

1. Terdeteksi varian Delta

Melonjak, Kasus COVID-19 Kota Depok Tertinggi di Jawa BaratKepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Mary Liziawati. (IDNTimes/Dicky)

Mary mengungkapkan, berdasarkan laporan dari hasil tes yang diberikan kepada Pemerintah Provinsi, di Kota Depok masih terdeteksi varian Delta. Sedangkan, varian Omicron masih menunggu informasi dari Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa Barat.

"Pemerintah Provinsi informasinya varian Delta masih ada, kita kan gak bisa mengklasifikasi varian karena keterbatasan lab, jadi kalau varian menunggu hasil dari sana," kata dia.

Berdasarkan data informasi COVID-19 Kota Depok, kasus aktif pada Rabu (19/1/2022) mencapai 341 kasus atau naik 74 kasus. Untuk kasus meninggal dunia tidak mengalami penambahan atau tetap 2.172 kasus.

Namun, pada kasus kesembuhan terdapat satu kasus yang selesai menjadi 103.721 kasus, dengan total seluruh kasus terkonfirmasi mencapai 106.234 kasus.

2. Dinkes Kota Depok mencari tahu penyebab peningkatan kasus

Melonjak, Kasus COVID-19 Kota Depok Tertinggi di Jawa Baratilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Mary menjelaskan, Dinas Kesehatan Kota Depok maupun Satgas Penanganan COVID-19 Kota Depok masih menelusuri penyebab terjadinya peningkatan kasus. Pihaknya belum dapat memastikan peningkatan kasus berasal dari klaster keluarga maupun klaster lainnya.

"Sulit untuk memastikan sumbernya dari mana, kecuali yang sudah ditetapkan satu keluarga itu terkena semua," ujar dia.

Mary mengingatkan, penularan COVID-19 dinilai cukup cepat dalam penyebarannya. Apalagi terhadap orang yang kontak erat, sehingga perlu kewaspadaan penerapan protokol kesehatan.

"Kami meminta warga yang merasa mengalami gejala COVID-19 atau kontak erat dapat segera melaporkan, sehingga cepat mendapatkan penanganan," ucap dia.

Baca Juga: Waspada! Kasus COVID-19 di Kota Depok Melonjak

3. Antisipasi lonjakan gelombang ketiga

Melonjak, Kasus COVID-19 Kota Depok Tertinggi di Jawa BaratIlustrasi tenaga kesehatan (ANTARA FOTO/Adeng Bustomi)

Mary menuturkan, Dinas Kesehatan Kota Depok maupun Satgas Kota Depok berusaha mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus COVID-19 seperti gelombang kedua yang terjadi pada Juni 2021. Lonjakan kasus diperkirakan terjadi pada akhir Februari hingga Maret. 

"Kita sudah melakukan antisipasi untuk mencegah terjadinya lonjakan, karena kami tidak ingin terjadi seperti sebelumnya," tutur dia.

Mary menyebutkan, Dinas Kesehatan Kota Depok telah berkoordinasi ke tiap rumah sakit penanganan COVID-19. Selain itu, dia meminta masyarakat disiplin menerapkan protokol kesehatan, dan tidak abai dalam upaya pencegahan penularan COVID-19.

"Kami tetap melakukan mitigasi dengan menguatkan treatment, tracing, dan testing, serta gencar melakukan vaksinasi kepada masyarakat," pungkas dia.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya