Menkominfo: 20 Persen Masyarakat Belum Mau Divaksin, Perlu Literasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDN Times - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate mengatakan, sebanyak 80 masyarakat Indonesia siap menjalani vaksinasi COVID-19 dan sisanya mengaku belum siap.
Karena itu, kata Johnny, perlu upaya bersama dari semua pihak agar masyarakat memahami pentingnya vaksinasi, demi memutus mata rantai dan mengakhiri pandemik virus corona di Tanah Air.
Baca Juga: Kemenkes: Vaksinasi COVID-19 Terus Berjalan Selama Ramadan
1. Sebanyak 80 persen masyarakat Indonesia siap divaksin
Johnny mengatakan, sudah saatnya melakukan vaksinasi massal diperlukan kerja kolaboratif untuk mengakhiri pandemik COVID-19. Kendati, vaksinasi tidak cukup untuk menyudahi pandemik, sehingga perlu disiplin protokol kesehatan ketat.
"Sebanyak 80 persen masyarakat Indonesia mau divaksin dan 20 persen belum mau divaksin," tutur dia, saat meninjau vaksinasi di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RS UI), Depok, Jawa Barat, Senin (5/4/2021).
Johnny menjelaskan, secara konteks angka 20 persen cukup besar untuk skala Indonesia, sehingga perlu upaya bersama melakukan transmisi informasi dan literasi informasi kepada masyarakat. Penyampaian perlu dilakukan dengan literasi informasi, baik literasi umum maupun literasi edukatif.
"Baik disampaikan pemerintah pusat, daerah, lurah maupun kepala desa, hingga tokoh agama dan tokoh masyarakat," ucap dia.
2. Masyarakat harus paham tiga hal terkait vaksin COVID-19
Johnny menuturkan, untuk menyukseskan program vaksinasi, masyarakat harus memahami tiga hal, pertama, vaksin telah memenuhi standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Kedua, vaksin telah disertifikasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Untuk vaksin perizinannya sudah ada dari BPOM," ujar dia.
Editor’s picks
Ketiga, lanjut Johnny, vaksin juga telah memenuhi syarat halal yang diterbitkan Majelis Ulama Indonesia (MUI), dan keamanan proses vaksin dan kejadian ikutan pasca-imun.
Terkait isu hoaks vaksin, Johnny mengatakan, kementeriannya telah melakukan konter dengan melabelisasi hoaks tersebut sebagai disinformasi.
"Ini bukan pekerjaan tunggal pemerintah tapi kolaboratif semua. Pemerintah jadi terdepan, tapi kerja itu kerja bersama," kata dia.
3. Menkominfo optimistis vaksinasi massal selesai dalam setahun
Johnny mengungkapkan, untuk vaksinasi 181,5 juta jiwa di Indonesia diperlukan pemberian vaksin di berbagai lokasi. Karena itu, kata dia, untuk mempercepat vaksinasi terhadap jutaan orang itu tidak mungkin dilakukan hanya mengandalkan fasilitas kesehatan atau faskes.
"Tidak 181,5 juta yang kita vaksinkan di Indonesia, dalam rangka mencapai kekebalan kelompok itu jika hanya dilakukan fakses," kata dia.
Sehingga, menurut Johnny, diperlukan insiatif untuk mempercepat vaksinasi massal seperti Sentra Vaksinasi Indonesia Bangkit di RS UI. Pelaksanaan tersebut tidak hanya berpusat di Jakarta, namun perlu dilakukan di kabupaten maupun provinsi luar Jawa.
"Apabila dapat melakukan vaksinasi dalam jumlah besar, dalam waktu setahun dapat melaksanakan vaksinasi untuk masyarakat," ucap politikus Partai Nasdem itu.
Di sela kunjungan tersebut, Johnny sempat berkomunikasi dengan pihak RS UI hingga warga yang menjalani vaksinasi.
Johnny mengatakan, saat ini Indonesia sedang melakukan vaksinasi sebagai langkah pencegahan penularan COVID-19. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan dalam dua sistem, yakni pemberian secara langsung di klinik maupun fasilitas kesehatan dan drive thru.
"Vaksinasi dapat dilakukan di berbagai tempat untuk melakukan vaksinasi massal, salah satunya drive thru seperti di RS UI," ujar Johnny.
Baca Juga: Bantu Pengendalian COVID-19, BPJAMSOSTEK Gelar Vaksinasi Tahap Kedua