Viral Video Medsos Siswa SD di Depok Lakukan Bullying
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Depok, IDNTimes - Sebuah video yang beredar di media sosial (medsos) sempat viral. Video tersebut merekam peristiwa bullying yang dilakukan siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) kawasan Pancoran Mas, Depok.
Namun, kini video tersebut telah hilang dan tak bisa ditelusuri lagi. Plt Kepala Sekolah tempat siswa melakukan bullying, Kusrini Maryatim membenarkan peristiwa tersebut terjadi di sekolah yang baru dipimpinnya selama dua hari. Bullying terjadi pada Kamis (21/4/2022) saat jam sekolah atau sedang dalam proses belajar mengajar secara offline.
"Iya, kejadiannya di kelas saat kejadian guru yang mengajar sedang keluar sebentar karena ada keperluan," ujar Kusrini kepada IDN Times, Jumat (22/4/2022).
1. Ketiga siswa pada saat kejadian merupakan siswa ABK
Kusrini menuturkan, peristiwa bullying yang terekam pada video dilakukan kepada sesama siswa anak berkebutuhan khusus (ABK). Bullying dilakukan siswa berinisial J (13) kepada G (13) dan yang merekam peristiwa tersebut siswa berinisial R (13).
"Jadi siswa ini merupakan ABK yang bersekolah di tempat kami," tutur Kusrini.
J melakukan bullying kepada G saat guru kelas sedang keluar karena ada keperluan. Namun, saat kembali, guru kelas melihat G sedang menangis. Ketika ditanya penyebabnya, G tak mau memberikan jawaban.
"Guru kelas sudah menanyakan kenapa G menangis. Namun G tidak memberikan jawaban karena memang anaknya pendiam, begitupun kesehariannya di dalam kelas," ujar Kusrini.
Baca Juga: Viral Anak 8 Tahun jadi Korban Perundungan di Masjid Makassar
2. Diselesaikan dengan kekeluargaan
Editor’s picks
Kusrini menjelaskan, peristiwa bullying diketahui saat R yang merekamnya dan dikirim ke grup kelas siswa ABK. Pihaknya tidak menyangka bahwa siswa ABK memiliki group media sosial, namun dari video tersebut dikirim kakak perekam ke media sosial instagram sehingga menjadi viral.
"Kami juga tidak menduga menjadi viral dan ini sudah kami musyawarahkan," jelas Kusrini.
Kusrini mengungkapkan, peristiwa tersebut sudah dilakukan komunikasi antara orang tua G dan J. Dari pengakuan orang tua J, aksi yang dilakukan anaknya hanya berupa candaan antara siswa ABK. Dalam kesehariannya, J tidak menunjukan anak yang nakal sedangkan G merupakan siswa pendiam.
"Kami juga tidak menyangka dan masalah ini diselesaikan secara kekeluargaan," kata Kusrini.
3. Mendapat perhatian dari dinas terkait
Peristiwa bullying telah menjadi perhatian semua pihak, salah satunya adalah Dinas Pemerintah Kota Depok. Pihaknya telah menjelaskan peristiwa bullying tersebut kepada Dinas Pendidikan dan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB).
"Sudah kami laporkan dan jelaskan kepada pimpinan maupun dinas terkait," kata Kusrini.
Kusrini menuturkan, sekolahnya menampung 58 siswa ABK dan pada kelas yang terjadi peristiwa bullying terdapat 10 di antaranya. Pada kelas tersebut disiagakan dua tenaga pengajar dengan berbagi peran, salah satunya memberikan pembelajaran kepada siswa ABK.
"Jadi bisa dibayangkan, dari 10 siswa ABK itu, lima di antaranya autis tinggi, ada juga yang lemah sekali, bahkan guru pendamping pun pernah dijenggut siswa ABK," tutur Kusrini.
Baca Juga: 18 Siswa di Ciamis Dianiaya Senior, Mendikbud: Hilangkan Perundungan