110 Ribu Anak di DKI Stunting dan Gizi Buruk, Heru: Saya Akan Teliti
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, akan meminta keterangan kepada pejabat eselon II Pemprov DKI perihal laporan adanya 110 ribu balita yang mengalami stunting di Ibu Kota.
"Besok saya undang rapat seluruh pejabat eselon II untuk membahas itu," ujar Heru saat meninjau RPTRA Duren Sawit, Jakarta Timur, Selasa (24/1/2023).
Baca Juga: Sodetan Sungai Ciliwung Mangkrak 6 Tahun, Heru: Kelar April!
1. Pemprov DKI Jakarta sudah berikan bantuan jaring pengaman sosial
Heru akan meneliti penyebab stunting dan gizi buruk yang menimpa anak-anak di DKI Jakarta.
Menurutnya, Pemprov DKI Jakarta sudah memberikan bantuan melalui 14 jaring pengaman sosial, termasuk transportasi.
"Saya akan teliti kenapa bisa stunting. Saya akan cek kepada Dinas Sosial dan lain-lain. Pemprov DKI itu sudah memberikan bantuan cukup banyak, dimanfaatkan. Ada Kartu Jakarta Sehat, subsidi pangan, kartu anak," imbuhnya.
Baca Juga: Mulai Hari Ini, Dinkes DKI Jakarta Buka Vaksinasi COVID Booster Kedua
2. Sebanyak 19 anak di Jaksel alami gizi buruk
Editor’s picks
Sebelumnya, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, mengatakan, akan berkomunikasi dengan Heru tentang adanya laporan 19 anak di Kelurahan Pejaten Barat yang mengalami gizi buruk dan penyakit penyerta.
Kejadian ini diketahui berdasarkan hasil identifikasi petugas kelurahan dan puskesmas Pejaten Barat pada September 2022.
“Saya akan komunikasikan dengan Gubernur. Selama ini memang DKI tidak mengikuti sistem pendataan BKKBN,” Kata Hasto, Jumat (13/01/2023)
Baca Juga: BKKBN Catat Ada Penambahan 2,2 Juta Keluarga Selama Setahun
3. Ada 110 ribu balita stunting di DKI Jakarta
Hasto mengatakan, jumlah balita di Jakarta saat ini sekitar 790 ribu. Sementara itu, prevalensi stunting di Ibu Kota di atas 14 persen sehingga dengan ditemukannya 19 anak yang mengalami gizi buruk tersebut dinilainya sangat wajar.
“Bisa dibayangkan kalau stunting-nya 14 persen. Berarti masih ada sekitar 110 ribu balita stunting di DKI. Wajar dong kalau di Pejaten masih ada 19 anak gizi buruk,” kata dia.
Hasto menjelaskan, prevalensi stunting di DKI Jakarta merupakan terendah kedua setelah Bali. Prevalensi stunting 14 persen tersebut dinilainya masih cukup baik.
“Jakarta tidak termasuk tinggi, Sulawesi Barat, NTT, NTB , Papua , Aceh jauh lebih tinggi,” ucapnya.
Baca Juga: Menko PMK Optimistis Atasi Kemiskinan Ekstrem dan Stunting Tinggi