180 Dokter Gugur, IDI: 50 Juta Orang Tidak Percaya COVID-19
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng M Faqih, mengatakan tingginya penularan virus corona membuat beban tenaga kesehatan semakin berat.
Daeng mengatakan saat ada 180 dokter dan 114 perawat yang gugur melawan COVID-19. Mirisnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPD), sekitar 20 persen masyarakat Indonesia atau hampir 50 juta penduduk tidak percaya adanya COVID-19.
"Kawan-kawan di rumah sakit saat ini masih berusaha tetap semangat menghadapi pasien COVID-19 yang loncatannya tinggi, dengan beban yang mungkin dokter dan petugas kesehatan lebih berat," katanya seperti disiarkan YouTube BNPB, Senin (30/11/2020).
1. Satu dokter meninggal, 5 ribu rakyat tidak terlayani
Daeng khawatir akan semakin banyak petugas kesehatan yang gugur. Sebab setiap ada tenaga kesehatan yang gugur berarti ada bagian masyarakat yang tidak terlayani layanan kesehatan.
"Menjadi tenaga kesehatan itu tidak sebentar dan tidak murah, bisa mencapai 10 sampai 8 tahun itu dokter spesialis. Biayanya mahal sekali. Sedangkan 1 dokter itu dibutuhkan oleh 5 ribu sampai 10 ribu orang di Indonesia. Jadi kalau satu meninggal, berarti potensinya ada 5 ribu sampai 10 ribu orang yang tidak terlayani," katanya.
Baca Juga: Dokter Tirta Sebut Protokol Kesehatan Satgas COVID-19 kayak Gimmick
2. Dokter gugur karena penularan virus di masyarakat tinggi
Daeng meminta masyarakat berkomitmen dan berdisiplin menerapkan protokol kesehatan. Sebab penularan virus corona bisa diminimalisasi jika masyarakat secara disipilin menerapkan protokol kesehatan.
"Petugas kesehatan banyak tertular dan gugur itu karena penularan di masyarakat terjadi terus-menerus," katanya.
3. Sebanyak 50 juta penduduk Indonesia tidak percaya COVID-19
Daeng mengatakan, meski pandemik COVID-19 sudah melanda hampir 9 bulan, namun 50 juta dari 270 juta penduduk Indonesia tidak percaya adanya COVID-19.
"Sekali lagi bukan hanya tugas petugas kesehatan atau tugasnya pemerintah tetapi semua pihak termasuk pimpinan komunitas keagamaan, pimpinan ormas, pimpinan organisasi, sekecil apapun itu, bermanfaat untuk membantu mengkampanyekan," katanya.
Baca Juga: Wagub DKI Riza Patria Positif COVID-19, Apa Kabar Anies Baswedan?