31 Ribu PNS sampai Dosen Terima Bansos, Ada yang Tinggal di Menteng
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengungkap, ada puluhan ribu pegawai sipil negeri (PNS) di seluruh wilayah Indonesia yang masih menerima bantuan sosial (bansos) dari pemerintah. Bahkan, beberapa di antaranya tinggal di Kawasan Menteng, yang dikenal kawasan elit di DKI Jakarta.
"Terdapat data 31.624 Aparatur Sipil Negara (ASN). Dari data tersebut, ASN yang aktif sebanyak 28.965 orang. Mereka tersebar di 511 kota/kabupaten di 34 provinsi,” kata Risma tanpa merinci nama penerima saat konferensi pers di Kementerian Sosial, Kamis (18/11/2021).
1. Dosen sampai tenaga medis juga terima bansos
Tidak hanya PNS, Kementerian Sosial (Kemensos) juga menemukan penerima bansos yang berprofesi dosen dan tenaga medis.
"Data tersebut merupakan hasil konsinyering dengan Badan Kepagawaian Negara (BKN). Ketemu data 311.122 orang, profesi mereka bermacam-macam, ada yang dosen, ASN, tenaga medis, dan sebagainya. Mereka tinggal di jalan-jalan utama kota,” imbuhnya.
Baca Juga: Ratusan Dus Mi Instan untuk Bansos Bencana di Makassar Kedaluwarsa
2. Kementerian Sosial melakukan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)
Kementerian Sosial kini melakukan pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) secara terus menerus dan sistematis.
Untuk meningkatkan ketepatan sasaran penerima bantuan, Kemensos juga melakukan pemadanan dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK) yang terdaftar di Ditjen Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kemendagri.
Editor’s picks
Risma menyatakan, ada enam metode yang ditempuh Kemensos dalam pemutakhiran data, yakni dari usulan daerah, melalui fitur usul dan sanggah pada aplikasi CekBansos.go.id, dari data bencana, hasil pengecekan lapangan berdasarkan berita media, hasil verifikasi pejuang muda, dan hasil dari geotagging data spasial dari citra satelit.
Dari daerah memuat dinamika data kependudukan terkait warga yang meninggal, pindah alamat, atau pindah segmen.
"Bila tidak terdaftar oleh pemerintah daerah, masyarakat memiliki kesempatan mendaftarkan diri melalui fitur usul dan sanggah," ujarnya.
3. Kemensos gunakan teknologi geotagging data spasial dari citra satelit untuk cek rumah penerima bansos
Salah satu konsekuensi bencana adalah bertambahnya jumlah orang miskin, yang berarti mereka masuk dalam data masyarakat miskin.
Dari berita media, Kemensos melakukan verifikasi lapangan. Bila terbukti memenuhi persyaratan, maka bisa dimasukkan dalam data pemerima bantuan.
“Kami juga menggunakan teknologi geotagging data spasial dari citra satelit. Teknologi tersebut memungkinkan (untuk mengetahui) kondisi rumah. Di daerah di mana citra satelit kurang memadai, kami dibantu oleh pejuang muda yang juga melakukan tagging, dengan mendatangi dan memotret rumah,” kata Risma.
Risma menekankan, teknologi geotagging data spasial dari citra satelit, dapat difoto tampak depan dari rumah penerima bantuan.
"Bila diketahui luas rumah hingga 100 meter persegi, diyakini mereka merupakan kelompok keluarga mampu. Penerapan teknologi geotagging ini untuk sementara masih berjalan di wilayah perkotaan,” kata ujarnya.
Baca Juga: Korupsi Bansos COVID-19 Bandung Barat, Aa Umbara Divonis 5 Tahun Bui