41 Orang Meninggal, Puluhan Hilang Terseret Banjir Bandang di NTT 

BMKG prediksi adanya Bibit Siklon Tropis 99S

Jakarta, IDN Times - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan banjir bandang dan longsor di Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara, menyebabkan 41 orang meninggal dunia, 27 orang hilang, dan 9 orang luka-luka.

"Memang sempat muncul data 44 orang meninggal namun setelah kami kami verifikasi ulang saat ini didapatkan 41 yang meninggal. Data tersebut merupakan data yang dihimpun sampai pukul 17.30 WIB," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Raditya Jati secara virtual, Minggu (4/4/2021).

1. BMKG mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 99S

41 Orang Meninggal, Puluhan Hilang Terseret Banjir Bandang di NTT ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman

Raditya Jati menjelaskan hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir bandang pada Minggu (4/4/2021) pukul 01.00 WITA.

Menurut prakiraan, curah hujan dasarian I sampai III April 2021 wilayah Flores Timur termasuk kategori curah hujan menengah hingga tinggi.

"BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) mendeteksi adanya Bibit Siklon Tropis 99S di Laut Sawu, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan ini sudah disampaikan dan dampaknya ke arah NTT," katanya

Baca Juga: 20 Orang Meninggal Akibat Banjir Bandang di Flores Timur

2. Sebanyak 4 kecamatan, 7 desa terdampak

41 Orang Meninggal, Puluhan Hilang Terseret Banjir Bandang di NTT ANTARA FOTO/Muktar

Raditya Jati mengungkapkan banjir bandang tersebut membuat 4 kecamatan dan 7 desa terdampak. Kecamatan terdampak yakni Kecamatan Ile Boleng, Kecamatan Adonara Tinur, Kecamatan Wotan Ulumado, Kecamatan Adonara Barat.

Sementara desa terdampak yakni Desa Nelelamadike, Kelurahan Waiwerang, Desa Waiburak, Desa Oyang barang, Desa Pandai, Desa Walwadan, dan Desa Duwanur.

3. Puluhan rumah tersapu banjir

41 Orang Meninggal, Puluhan Hilang Terseret Banjir Bandang di NTT Ilustrasi dampak banjir bandang (ANTARA FOTO/Eben Heisei/Mohamad Hamzah)

Selain korban jiwa, BNPB melaporkan permukiman warga hanyut tersapu banjir, puluhan rumah di Desa Lamanele tertimbun lumpur, dan lima jembatan di Desa Waiburak putus.

Raditya menuturkan sejumlah instansi terkait telah rapat terbatas dan mendirikan posko untuk memudahkan koordinasi.

"Tim yang terdiri dari bupati, TNI, Polri, Asisten 1, BPBD, Dinas Sosial, Dinas PUPR, Satpol PP, Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Ketahanan pangan, Dinas Perkebunan dan peternakan, Bagian Humas, Anggota DPRD," ujarnya

Baca Juga: Bandara UMK NTT Terendam Banjir, Sejumlah Penerbangan Batal

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya