60 Persen Anak Indonesia Masih Alami Anemia, Ini Penyebabnya

Tidak lepas dari kondisi ibu hamil di Tanah Air

Jakarta, IDN Times - Anemia masih membayangi tumbuh kembang anak di dunia. Spesialis gizi dokter Nurul Ratna Mutu menyampaikan, 47 persen anak di dunia mengalami anemia dan 60 persen di antaranya karena defisiensi zat besi.

"Sedangkan anak-anak di Indonesia 60 persen masih mengalami anemia. Artinya, bisa dikoreksi dari penyebab anemia itu kebanyakan karena defisiensi atau kekurangan zat besi," ujar Nurul dalam webinar bersama Danone Indonesia, Kamis (17/12/2020).

Baca Juga: 5 Manfaat Vitamin B12 bagi Tubuh, Mencegah Anemia hingga Osteoporosis

1. Ibu hamil yang anemia akan melahirkan bayi dengan risiko

60 Persen Anak Indonesia Masih Alami Anemia, Ini Penyebabnyadr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK., Spesialis Gizi dan Ketua Departemen Ilmu Gizi FK UI (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Nurul mengungkapkan, tingginya angka anemia pada anak tidak lepas dari kondisi ibu hamil di Tanah Air. Ibu yang saat kehamilan mengalami anemia akan berisiko melahirkan bayi dengan kondisi anemia.

Berdasarkan data riset Kementerian Kesehatan 2018, jumlah ibu hamil anemia meningkat sejak 2013 hingga 2018 sehingga tidak heran jika anemia pada anak-anak usia 1-2 tahun pun meningkat.

Data Riskesdas 2013 menunjukkan, jumlah ibu hamil yang mengalami anemia sebanyak 37,1 persen. Pada 2018 jumlahnya meningkat menjadi 48,9 persen. Kebanyakan anemia terjadi pada ibu hamil yang berusia 15-24 tahun.

"Lebih dari 50 persen berusia muda. Kemungkinan itu karena belum siap hamil atau edukasi dan pemahaman tentang pentingnya zat besi masih kurang," bebernya.

2. Dampak kurangnya zat besi pada anak

60 Persen Anak Indonesia Masih Alami Anemia, Ini PenyebabnyaAnna Surti Ariani, S.Psi., M.Psi., Psikolog Anak dan Keluarga (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani menambahkan, kurangnya zat besi pada anak berdampak pada tumbuh kembang anak seperti kurang responsif, menurunnya kognitif kecerdasan dan fungsi.

Selain itu, anak kurang tanggap serta kurang memperhatikan lingkungan juga menurun performa, seperti kemampuan berhitung dan membaca.

"Jadi anak itu juga mudah lelah sehingga mempengaruhi perilaku. Anak yang menderita anemia cenderung penakut dan ragu untuk mencoba sesuatu yang baru, jadi bukannya takut karena orang tuanya tapi kurang percaya diri," imbuhnya.

3. Danone peduli mendukung anak untuk menjadi generasi maju

60 Persen Anak Indonesia Masih Alami Anemia, Ini PenyebabnyaArif Mujahidin, Corporate Communications Director Danone Indonesia (IDN Times/Dini Suciatiningrum)

Corporate Communications Director Danone Indonesia Arif Mujahidin mengatakan, Danone memiliki kepedulian yang besar untuk mendukung anak untuk menjadi generasi maju.

"Anak dan bunda dalam kondisi yang tidak biasa saat ini sedang dibatasi untuk keluar rumah, dan juga dibatasi berinteraksi. Di samping itu juga ada ancaman yang tidak terlihat. Pandemik COVID-19 masih berlangsung, anak-anak merupakan kelompok rentan. Perlindungan yang paling penting adalah mencegah dan membantu tumbuh kembang anak," tambahnya.

Baca Juga: 5 Manfaat Berkomunikasi untuk Tumbuh Kembang Anak, Mari Terapkan!

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya