Ada Fenomena La Nina, Jakarta Paling Rawan Bencana

Ada ancaman banjir kiriman, banjir rob, dan banjir tahunan

Jakarta, IDN Times - Menteri Sosial Juliari P Batubara memastikan kesiapsiagaan Kementerian Sosial dalam mengantisipasi datangnya bencana, sejalan dengan musim penghujan yang sudah tiba. Dari sejumlah kawasan rawan, Provinsi DKI Jakarta dinilai perlu mendapat perhatian paling serius.

Sejumlah alasan DKI Jakarta ditempatkan sebagai daerah yang mendapat perhatian tinggi di fase kesiapsiagaan bencana.

“Selain ancaman banjir kiriman dari kawasan Puncak, Bogor, DKI Jakarta juga rentan dengan ancaman rob. Banjir di DKI juga kerap dikaitkan dengan banjir 5 tahunan, 10 tahunan, dan sebagainya yang tidak terduga,” kata Juliari dalam siaran tertulis, Senin (26/10/2020).

Baca Juga: Jokowi: Fenomena La Nina Bisa Sebabkan Bencana Hidrometereologi 

1. Populasi di DKI Jakarta bisa timbulkan risiko korban lebih tinggi

Ada Fenomena La Nina, Jakarta Paling Rawan BencanaFoto aerial kendaraan melintas di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu (11/10/2020) (ANTARA FOTO/Galih Pradipta)

Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Syafii menambahkan, tingginya populasi di DKI Jakarta dengan berbagai fasilitas vital yang juga berdiri di Ibu Kota negara juga jadi alasan.

“Hal ini menimbulkan risiko lebih tinggi timbulnya korban jiwa dan juga harta benda,” ujarnya.

2. Kemensos bersama instansi terkait tingkatkan kewaspadaan untuk daerah rawan banjir dan longsor

Ada Fenomena La Nina, Jakarta Paling Rawan BencanaSungai di Jakarta (IDN Times/Anata Syah Fitri)

Meski demikian, Kemensos bersama instansi terkait tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap sejumlah daerah rawan bencana banjir dan longsor.

Di antara kawasan itu adalah sepanjang daerah aliran sungai-sungai besar di Jawa, seperti Sungai Ciliwung, Sungai Cisadane, Sungai Citarum, Sungai Begawan Solo, termasuk Sungai Kapuas di Kalimantan, dan sejumlah kawasan lain di seluruh pelosok Tanah Air.

3. Penanganan bencana harus sinergi antar-lembaga

Ada Fenomena La Nina, Jakarta Paling Rawan BencanaSebuah rumah jebol diterjang longsor di Lembang. (Istimewa)

Untuk meningkatkan kesiapsiagaan, Kemensos telah menjalin koordinasi dengan instansi terkait. Seperti dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), TNI AD, khususnya Korps Komando Pasukan Khusus (Kopassus), dan sebagainya.

“Jadi penanganan bencana ini sifatnya memang sinergi antar-lembaga. Kami telah menggelar rapat-rapat koordinasi, terutama dengan dinas sosial termasuk Dinas Sosial DKI Jakarta,” ujarnya.

4. Fenomena La Nina berpotensi tingkatkan curah hujan sampai 40 persen

Ada Fenomena La Nina, Jakarta Paling Rawan BencanaIlustrasi banjir (IDN Times/Arief Rahmat)

Dia mengatakan, rapat koordinasi semakin intensif dilakukan untuk meningkatkan kesiapsiagaan terhadap bencana dan longsor sejalan dengan makin tingginya curah hujan pada bulan-bulan mendatang yang dipicu oleh fenomena La Nina.

"Fenomena La Nina meningkatkan curah hujan sebesar 20-40 persen lebih tinggi. Ini tentu berpotensi menimbulkan banjir dan longsor di sejumlah daerah rawan,” katanya.

Berdasarkan prediksi BKMG, puncak La Nina akan terjadi pada November sampai Desember 2020, namun dampaknya bisa sampai awal 2021.

“Kami menghimbau kepada masyarakat di sepanjang kawasan tersebut untuk meningkatkan kewaspadaan. Karena bencana bisa datang sewaktu-waktu,” kata Syafii.

Baca Juga: Kepala BNPB Imbau Warga Siaga Atas Ancaman La Nina

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya