Angka Bertambah Lagi, Sudah 117 Dokter di Indonesia Gugur 

IDI mengingatkan Indonesia bisa jadi episentrum COVID-19

Jakarta, IDN Times - Angka kematian dokter dan tenaga kesehatan Indonesia akibat COVID-19 terus bertambah seiring meningkatnya kasus COVID-19 di Tanah Air.

Berdasarkan data yang dihimpun oleh Tim Mitigasi PB Ikatan Dokter Indonesia pada Kamis 17 September 2020, pukul 14.00 WIB, mencatat bahwa ada 117 dokter meninggal karena COVID-19.

Ketua Tim Mitigasi PB IDI, dr Adib Khumaidi, SpOT mengatakan, penambahan tersebut terjadi selama kurun waktu tiga hari sejak data kematian dokter dirilis terakhir. Adib merinci kematian dokter terdiri dari 53 dokter spesialis, dokter umum 62 orang, dan residen 2 orang.

"Penambahan dua dokter tersebut berasal dari Jakarta dan Jatim," ujar Adib dalam siaran tertulis, Jumat (18/9/2020).

1. Masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan

Angka Bertambah Lagi, Sudah 117 Dokter di Indonesia Gugur Kegiatan pembagian masker serta mengampanyekan protokol kesehatan jelang Pilkada 2020, di Polda Metro Jaya, pada Kamis (10/9/2020) (ANTARA FOTO/Fianda Sjofjan Rassat)

Adib mengungkapkan, peningkatan angka kematian dokter yang semakin cepat dan tajam menunjukkan masyarakat masih abai terhadap protokol kesehatan yang diserukan oleh para tenaga kesehatan dan pemerintah.

"Kami mewakili seluruh tenaga kesehatan di Indonesia memahami bahwa ada kebutuhan ekonomi yang juga perlu diperhatikan. Namun, kami meminta masyarakat sebagai garda terdepan dalam penanganan COVID ini agar disiplin menerapkan protokol kesehatan dalam setiap aktivitas kesehariannya," ungkapnya.

Baca Juga: IDI: Tenaga Kesehatan Harus Jaga Kesehatan, Jalan Masih Panjang

2. Pandemik tidak akan pernah berakhir bila tidak ada peran serta semua elemen

Angka Bertambah Lagi, Sudah 117 Dokter di Indonesia Gugur Ilustrasi Rapid Test COVID-19. (IDN Times/ Herka Yanis)

Adib menambahkan, imbauan itu bukan hanya untuk keselamatan para tenaga kesehatan, namun juga keselamatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar.

"Pandemik ini tidak akan pernah berakhir apabila tidak disertai peran serta semua elemen masyarakat . Dan hal ini tentunya juga akan berdampak negatif bukan hanya pada kesehatan namun juga ekonomi secara berkepanjangan," jelasnya

3. Indonesia belum mencapai puncak pandemik, dokter berguguran

Angka Bertambah Lagi, Sudah 117 Dokter di Indonesia Gugur Ilustrasi. Seorang tenaga medis memakai pita hitam sebagai bentuk duka cita atas meninggalnya perawat RSVP dr Kariadi. Dok PPNI Jateng

Adib melanjutkan, dengan jumlah dokter yang berguguran maka menjadi pekerjaan besar untuk tetap bisa memberikan proporsional dalam pelayanan kesehatan, para tenaga kesehatan kini menjadi benteng terakhir dalam penanganan COVID- 19.

"Indonesia bahkan belum mencapai puncak pandemik gelombang pertama pandemi ini dikarenakan ketidakdisiplinan protokol kesehatan yang masif. Apabila hal ini terus berlanjut, maka Indonesia akan menjadi episentrum COVID dunia, yang akan berdampak semakin buruk pada ekonomi dan kesehatan negara kita," tegasnya.

4. Jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia tertinggi di Asia

Angka Bertambah Lagi, Sudah 117 Dokter di Indonesia Gugur 

Sementara itu, dr. Eka Ginanjar, SpPD, KKV, MARS selaku Ketua Tim Protokol Tim Mitigasi PB IDI menambahkan, jumlah kematian masyarakat dan tenaga kesehatan di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia.

"Padahal disiplin menerapkan protokol kesehatan dan perilaku 3M yaitu selalu Mengenakan Masker, Menjaga Jarak, dan Mencuci Tangan dengan benar, maka tingkat penularan dan kematian di semua lapisan dapat ditekan sama halnya di negara lain," ujarnya.

Baca Juga: IDI Minta Aparat Jangan Lembek Beri Sanksi Pelanggar Protokol COVID-19

Topik:

  • Isidorus Rio Turangga Budi Satria

Berita Terkini Lainnya