Apa Kabar Vaksin Merah Putih? Ini Kemajuannya

Eijkman harap izin edar dapat diperoleh pada awal 2022

Jakarta, IDN Times - Kepala Lembaga Biologi Molekular Eijkman Amin Soebandrio berharap, uji klinis tahap 1 vaksin Merah Putih dapat dilakukan pada pertengahan 2021.

Saat ini, proses pengembangan vaksin Merah Putih masih proses menunggu sistem ekspresi di sel mamalia dan sel ragi untuk bisa mengekspresikan protein rekombinan yang didesain Eijkman. Setelah diperoleh protein rekombinan dari sistem ekspresi itu, Eijkman akan melanjutkan ke tahap uji pada hewan.

"Dari proses itu, akan didapatkan bibit vaksin, yang akan diserahkan kepada PT Bio Farma untuk melakukan "upscalling" hingga uji klinis tahap 1, 2, dan 3," ujar Amin dilansir dari ANTARA, Jumat (6/11/2020).

1. Bibit vaksin gunakan subunit protein rekombinan

Apa Kabar Vaksin Merah Putih? Ini KemajuannyaDok.Humas Jabar

Amin menuturkan bibit vaksin yang sedang dikembangkan Eijkman tersebut menggunakan platform subunit protein rekombinan.

"Untuk seluruh proses dari awal sampai ke uji hewan ini kami hanya diberikan waktu 12 bulan sejak bulan Maret 2020 akhir, maka praktis bulan April baru mulai," ujarnya.

Baca Juga: Menristek: Hewan Uji Coba Vaksin Merah Putih Diimpor dari Luar Negeri 

2. Izin edar dapat diperoleh pada awal 2022

Apa Kabar Vaksin Merah Putih? Ini KemajuannyaMerck hari ini serahkan donasi ke Lembaga Eijkman pada Kamis (3/9/2020) (Dok. Merck Indonesia)

Amin juga berharap proses pengembangan vaksin Merah Putih berjalan lancar sehingga izin edar dapat diperoleh pada awal 2022.

"Vaksin Merah Putih ini memang membutuhkan waktu yang tidak pendek untuk bisa sampai pada izin edar tapi kami mengharapkan bahwa ini uji klinis fase pertama itu bisa dilakukan mulai pertengahan tahun depannya, dan tidak ada hambatan yang berarti sehingga paling lambat awal 2022 itu sudah bisa mendapatkan izin edar," katanya.

3. Jumlah ketersediaan vaksin terbatas

Apa Kabar Vaksin Merah Putih? Ini KemajuannyaPetugas medis melakukan uji usap (swab) dari seorang pria ditengah penyebaran virus corona (COVID019), di pusat uji, di New Delhi, India, Jumat (9/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Anushree Fadnavis)

Amin menuturkan karena jumlah ketersediaan vaksin yang masih terbatas pada awal, maka ada prioritas dalam penentuan penerima vaksin, terutama mereka yang berisiko terhadap penularan COVID-19.

Sebanyak empat kategori penerima vaksin yang akan diprioritaskan, yakni mereka yang ada di garda depan penanganan pasien virus, termasuk petugas kesehatan atau medis, serta petugas keamanan dan ketertiban.

Mereka yang karena kesehatannya memiliki risiko tinggi tertular, mereka yang bekerja di bidang pelayanan umum, dan mereka yang dikhawatirkan bisa menyebarkan virus corona penyebab COVID-19 itu.

4. Vaksin Merah Putih kembangkan bibit vaksin isolat virus SARS-CoV-2

Apa Kabar Vaksin Merah Putih? Ini KemajuannyaPerkembangan uji klinis vaksin COVID-19 (IDN Times/Arief Rahmat)

Vaksin Merah Putih adalah vaksin yang pengembangan bibit vaksinnya menggunakan isolat virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19 yang bersirkulasi di Indonesia.

Vaksin itu dikembangkan di institusi penelitian di Indonesia, oleh para peneliti Indonesia dan utamanya untuk melindungi rakyat Indonesia dari COVID-19.

Pemerintah melalui Satuan Tugas Penanganan COVID-19, menggelar kampanye 3 M : Gunakan Masker, Menghindari Kerumunan atau jaga jarak fisik dan rajin Mencuci tangan dengan air sabun yang mengalir. Jika protokol kesehatan ini dilakukan dengan disiplin, diharapkan dapat memutus mata rantai penularan virus. Menjalankan gaya hidup 3 M, akan melindungi diri sendiri dan orang di sekitar kita. Ikuti informasi penting dan terkini soal COVID-19 di situs covid19.go.id dan IDN Times

Baca Juga: KSP Minta Masyarakat Tidak Terprovokasi Soal Kehalalan Vaksin COVID-19

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya