Beda Gaya Anies dan Ahok Blusukan Saat Banjir
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Banjir dan Jakarta seolah tidak bisa dipisahkan. Banjir seperti sudah menjadi tradisi dan masalah yang harus ditangani tiap gubernur DKI Jakarta.
Tiap pemimpin mempunyai gaya yang berbeda untuk menangani masalah banjir di ibu kota. Lain Anies Baswedan, lain pula gubernur sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, atau yang sekarang ingin dipanggil dengan sebutan BTP.
Simak yuk, gaya Ahok dan Anies saat meninjau banjir di Jakarta.
Baca Juga: 60 Ton Bantuan Dikerahkan ACT untuk Korban Banjir Bengkulu
1. Ahok minta maaf ke warga karena banjir
Saat banjir melanda wilayah Jakarta pada 20 Februari 2017, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama langsung mengecek satu per satu rumah warga yang berdiri di sepanjang bantaran Kali Ciliwung.
Ahok pun sempat meminta maaf kepada warga atas bencana banjir itu dan harus menggusur warga sebagai bagian dari proses normalisasi sungai.
"Saya minta maaf kepada bapak ibu semua. Ini (rumah) harus tetap dipindahkan," kata Ahok seperti yang dilansir Antara.
2. Ahok pastikan kenyamanan pengungsi
Saat mengunjungi tempat pengungsian warga di Cipinang Melayu, begitu tiba di lokasi Ahok langsung bertanya dengan pejabat setempat mengenai ketersediaan logistik. Tidak lupa, Ahok juga berbincang dengan para pengungsi
"Apa yang kurang, bu? Makan dan minumnya bagaimana, enak gak, bu?" tanya Ahok kepada pengungsi tersebut.
3. Ahok terapkan normalisasi sungai untuk atasi banjir
Sejak menjabat sebagai Wakil Gubernur hingga Gubernur DKI Jakarta, Ahok menawarkan solusi normalisasi sungai dan waduk untuk membebaskan ibu kota dari banjir.
Normalisasi adalah melakukan pelebaran sungai dengan memindahkan masyarakat sekitar. Kemudian, dilakukan betonisasi di pinggiran sungai.
Editor’s picks
Cara Ahok ini memang dianggap kontroversi, lantaran harus menggusur rumah-rumah di bantaran sungai.
Pada 2017 lalu, Ahok menegaskan Pemprov DKI tidak tebang pilih dalam mengeksekusi warga yang tinggal di bantaran sungai dan waduk.
4. Anies pantau pintu air Manggarai
Saat banjir melanda sebagian wilayah Jakarta pada Jumat (26/4) lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengunggah foto sampah di pintu air Manggarai di akun Instagramnya, @aniesbaswedan.
"Hujan yang mengguyur daerah dataran tinggi di sisi selatan Bogor beberapa hari belakangan membuat volume aliran air sungai Ciliwung yang melewati Jakarta meningkat drastis, Status Siaga 1 di Bendung Katulampa kemarin malam direspons cepat oleh Pemprov DKI Jakarta dengan menyiagakan seluruh jajaran di RT/RW sepanjang sungai Ciliwung yang kemungkinan terdampak luapan air kiriman itu," tulisnya sebagai keterangan foto.
5. Anies pantau Pintu Air Istiqlal
Anies terus memantau beberapa lokasi aliran Sungai Ciliwung di ibu kota. Bahkan pada Sabtu (27/4) malam, Anies mengecek Pintu Air Istiqlal, Jakarta Pusat.
Dengan menaiki sepeda motor sambil membonceng putra bungsunya, Ismail, orang nomor satu di Jakarta itu meninjau ketinggian muka air di Pintu Air Istiqlal. Kegiatannya tersebut sempat disiarkan secara langsung, lagi-lagi di akun Instagram miliknya.
"Pemantauan atas aliran Sungai Ciliwung terus dilakukan. Seluruh jajaran tetap siaga walau air sudah menurun drastis sejak Jumat sore. Bersama Ismail, sore ini memantau beberapa lokasi di aliran Sungai Ciliwung," kata Anies, dikutip dari akunnya tersebut.
6. Anies terapkan naturalisasi untuk atasi banjir
Dalam masa kepemimpinannya, Anies menolak penggusuran pemukiman di bantaran sungai. Dia menawarkan program naturalisasi sungai dan drainase vertikal sebagai upaya mengatasi banjir di Jakarta.
Yang dimaksud dengan naturalisasi sungai, adalah mengubah format proyek penataan sungai sehingga mempercepat aliran sungai dan mengurangi peresapan. Naturalisasi digadang-gadang akan menghidupkan ekosistem sungai dan waduk karena sekaligus mengembangkan tanaman di tepi sungai.
Sementara, drainase vertikal merupakan program saluran air yang dibangun untuk mengalirkan air hujan dari permukaan ke dalam tanah, selain mengalirkannya ke laut yang diyakininya bisa mengurangi volume air di sungai.
Tetapi sampai saat ini, program unggulan Anies belum kunjung terealisasi.
Baca Juga: Ini Kata Ahok Jika Ditawari Jabatan Menteri