Begini Nasib Gelandangan Setelah Dibawa Risma ke Balai Rehabilitasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Meski menuai pro dan kontra, Menteri Sosial Tri Rismaharini terus melakukan blusukan di sudut-sudut ibu kota untuk menemui warga. Sejak menjabat Mensos, Risma sering berjalan kaki menyusuri lorong-lorong dan gang sempit dan kolong jembatan untuk menyapa Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS), seperti pemulung, penjual tisu dan masker, gelandangan dan pengemis, serta anak-anak penyandang disabilitas.
Risma membujuk para PPKS agar bersedia mendapatkan pelayanan sosial, di antaranya Ibu Asmani, seorang penjual jas hujan dan masker di fly over Mampang, Jakarta Selatan dan Pak Mulyana, pemulung asal Subang, Jawa Barat.
“Mari bu, ikut saya ya, biar ibu ga kehujanan, ya, nanti saya jemput ya,” katanya dalam siaran tertulis, Rabu (6/1/2021).
Lalu bagaimana nasib para PPKS setelah diajak Risma?
1. PPKS dirujuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) “Pangudi Luhur” Bekasi
Para PPKS yang dirujuk ke Balai Rehabilitasi Sosial Eks Gelandangan dan Pengemis (BRSEGP) “Pangudi Luhur” Bekasi mendapatkan berbagai penanganan, termasuk mendapatkan peningkatan dan penguatan keterampilan serta motivasi agar mereka bisa meningkatkan kesejahteraan di masa depan.
Begitu pula Asmani dan Mulyana, yang langsung di-assessment awal di BRSEGP “Pangudi Luhur”, Bekasi, termasuk mendapatkan pengecekan kesehatan sesuai protokol COVID-19, rapid test antibodi.
Baca Juga: Blusukan ke Kolong Jembatan, PDIP Bantah Risma Lakukan Pencitraan
2. Mulyana semangat belajar membuat pupuk kompos
Tahap selanjutnya mereka akan mendapat penanganan sementara sebelum kembali ke tengah masyarakat dan dikoordinasikan dengan pemerintah daerah.
Selama di Balai, Mulyana cukup kooperatif dan menunjukkan semangat untuk belajar keterampilan yang diberikan instruktur, seperti cara-cara untuk pembuatan pupuk kompos. Dia juga diarahkan untuk mengasah keterampilan yang tersedia seperti beternak ikan lele, potong rambut serta montir mobil.
3. Asmani belajar membuat masker
Sedangkan, Asmani masih perlu motivasi dan adaptasi untuk tinggal dan belajar keterampilan di balai. Di balai ia bisa belajar untuk membuat masker dari bahan kain yang bisa dijual dan meningkatkan pendapatan.
Tidak semua orang sama kecepatannya dalam menyesuaikan diri. Namun yang jelas, dengan berbagai layanan sosial, Kemensos hadir untuk meningkatkan keberfungsian sosial PPKS.
Baca Juga: Suka Blusukan ke Kolong Jembatan, Ini Alasan Mensos Risma