Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi Keringat

Ikatan Perawat Indonesia ungkapkan pengalaman pakai APD

Jakarta, IDN Times - Sebuah foto beserta curahan hati tenaga medis yang bertugas di poli saat wabah virus corona atau COVID-19, tengah viral di media sosial.

Foto yang diunggah akun Facebook Ikatan Perawat Indonesia itu telah menyentuh hati netizen. Foto tersebut menunjukkan pengorbanan tenaga tenaga medis dalam merawat pasien virus corona, hingga bajunya basah kuyup setelah memakai hazmat.

"OOTD saat bertugas di poli COVID-19," tulis dia, Minggu (19/4).

1. Kepala pusing usai memakai hazmat selama dua jam

Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi KeringatIlustrasi (IDN Times/Bagus F)

Selain mengunggah foto, akun tersebut juga mengungkapkan pengalaman petugas medis saat mengenakan Alat Pelindung Lengkap (APD). Lima menit setelah menggunakan hazmat, kacamata, dan face shield mengembun, namun tangan tidak diperbolehkan mengelap wajah.

Selama 15 menit kemudian, keringat mulai mengucur dari kepala, leher, hingga punggung. Setelah 30 menit muncul bintik-bintik air mengembun dari dalam jas hujan.

"45 menit sudah mulai resah ngitung sisa jam jaga 3,5 jam lagi, dan 2 jam memakai APD muncul hipoglikemi, dehidrasi, mata berkunang-kunang, kepala lempuyengan," tulis dia.

Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi Keringat(IDN Times/Arief Rahmat)

Baca Juga: Perawat RSPI Sedih Banyak Rekannya Tertular COVID-19 dari Pasien

2. Pakaian basah kuyup saat menggunakan hazmat

Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi KeringatIlustrasi (Dok.IDN Times/Istimewa)

Akun Ikatan Perawat Indonesia juga mengungkapkan tantangan menggunakan pakaian hazmat, mulai baju basah karena keringat dan embun dari jas hujan. Meski masih pukul 09.00, tetapi terasa pukul 12.00 di tengah pantai. Terasa sumuk.

Tidak hanya itu, tenaga medis yang bertugas juga tidak bisa menggosok mata jika kemasukan debu, napas sesak karena memakai masker, telapak tangan terasa keriput karena lama berkeringat di dalam handscun yang berlapis.

"Harus teriak-teriak ke pasien karena suara kita gak terdengar di balik masker medis berlapis, dengar kata-kata pasien saat di anamnesa, karena dia pakai masker, kitanya telinga ketutup cap plus jas ujan," tulis akun itu.

3. Harus menahan buang air kecil

Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi Keringat(Dok pribadi Ninditya Diahningsih)

Di antara kendala terbesar menggunakan pakaian APD lengkap, adalah menahan buang air kecil.

"Kendala terbesar adalah saat pengen ke toilet. Tahan 4 jam," tulis akun Ikatan Perawat Indonesia.

"Sungguh sudah kehilangan kata-kata, hanya bisa berdoa semoga semua kembali normal... Dengan seperti ini masih semangat kan kalian tetap di rumah? Mau eksperimen makanan, mau nonton Korea seharian, mau tidur bangun makan lagi. Buatlah diri kalian tetap sehat dan nyaman. 😊😊😊 Terimakasih seruan semangatnya buat kami 😊😊," tulis akun yang sama.

4. Dr Maydie mengakui pakaian hazmat panas terasa seperti di sauna

Begini Rasanya Pakai Hazmat, Tahan Kencing 4 Jam Hingga Mandi KeringatIlustrasi penanganan pasien virus corona. ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

Sementara, dokter spesialis paru Rumah Sakit Pusat Pertamina dr Maydie Esfandiary, Sp.P mengakui, memakai pakaian APD lengkap mulai hazmat, kacamata google, pelindung dan sepatu boot selama berjam-jam sangat berat. Apalagi ia harus menggunakan dua lapis hazmat.

"Memakainya juga gak mudah loh, belum lagi rasanya aduh panas banget berasa sauna pokoknya. Kebayang yang perawat yang berjam-jam memakai, dan nih ini sudah satu bulan lebih memakai ini pingin rasanya terbebas," kata dia.

Dokter Maydie mengakui kondisi saat ini rentan dan membuat tenaga medis stres, apalagi hampir setiap hari mengenakan pakaian hazmat. Untuk meredam stres, dia bersama rekan sejawatnya saling menguatkan dan mendoakan.

"Mungkin satu-satunya jalan yang bikin seneng saat ini adalah makan ya, makan yang enak, alhamdulillah kami juga difasilitasi rumah sakit, namun ada juga beberapa perawat-perawat yang main Tiktok untuk menghilangkan kejenuhan, joget-joget sendiri, yang paling kasihan adalah perawat karena mereka yang berhadapan langsung," papar dia.

https://www.youtube.com/embed/aUrK9HlKpD8

Baca Juga: Kisah Profesor Zainal Positif COVID-19 di Semarang Dikucilkan Warga

Topik:

  • Rochmanudin
  • Septi Riyani

Berita Terkini Lainnya