BKKBN: Akibat COVID-19, Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 Tahun

Tujuh juta orang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan

Jakarta, IDN Times - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mengungkapkan, pandemik virus corona atau COVID-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat dan ekonomi, namun target bonus demografi di Indonesia.

"COVID-19 berdampak pada kehidupan kita. Tidak hanya pada kesehatan masyarakat, tetapi juga sosial dan ekonomi,” kata Hasto saat membuka seminar virtual bertajuk COVID-19: Public Health and Economic Perspectives, Kamis (25/6).

1. Penyakit menular mengubah cara hidup

BKKBN: Akibat COVID-19, Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 TahunIDN Times/Debbie Sutrisno

Hasto mengungkapkan saat ini penduduk dunia berada di tengah masa yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah, penyakit menular yang akan mengubah cara hidup.

"Ketidakpastian dan pembatasan sosial dapat memengaruhi upaya dalam mewujudkan kependudukan Indonesia yang bersaing. Lapangan pekerjaan dan kemampuan tenaga kerja adalah faktor kunci dalam pemanfaatan bonus demografi," kata dia.

Baca Juga: Pandemik Virus Corona, Jumlah Ibu Hamil Malah Meningkat di Kota Serang

2. Pelayanan program KB dan kesehatan reproduksi tetap tersedia di tengah pandemik

BKKBN: Akibat COVID-19, Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 TahunKepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo/ Tangkapan layar webinar COVID-19: Public Health and Economic Perspectives

Menurut Hasto, pandemik COVID-19 juga berdampak pada akses pelayanan keluarga berencana (KB) maupun informasi kesehatan reproduksi seksual.

"Setiap negara di seluruh dunia kini berjuang untuk memastikan bahwa pelayanan dalam program keluarga berencana dan kesehatan reproduksi tetap tersedia,” ujar dia.

3. Para wanita memilih tidak datang ke fasilitas kesehatan, karena khawatir tertular COVID-19

BKKBN: Akibat COVID-19, Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 TahunSeorang petugas posko COVID-19 di Bandara Ahmad Yani saat mengambil sampel darah penumpang pesawat. Fariz Fardianto/IDN Times

Sementara, Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian, dan Pengembangan BKKBN Profesor Rizal Damanik mengungkapkan, selama pandemik COVID-19 melanda, para wanita memilih tidak datang ke fasilitas kesehatan karena khawatir tertular COVID-19, atau karena adanya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Kemudian, kata Rizal, juga adanya potensi gangguan rantai pasok yang membatasi ketersediaan alat kontrasepsi di beberapa daerah.

"Tidak dapat diaksesnya pelayanan KB, khususnya di Indonesia, menjadi ancaman terjadinya putus penggunaan alat kontrasepsi dan kehamilan yang tidak diinginkan," terang dia.

4. Sebanyak 47 juta wanita tidak dapat mengakses kontrasepsi modern

BKKBN: Akibat COVID-19, Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 TahunSosialisasi alat kontrasepsi (ANTARA FOTO/Dedhez Anggara)

Sementara, berdasarkan data United Nations Population Fund UNFPA 2020, secara global sebanyak 47 juta wanita tidak dapat mengakses alat kontrasepsi modern, bahkan 7 juta dari mereka mengalami kehamilan yang tidak diinginkan.

"(Sebanyak) 31 juta kasus kekerasan berbasis gender akan terjadi jika lockdown berlanjut hingga enam bulan, di 114 negara berpenghasilan rendah dan menengah," kata Rizal.

Dia mencatat populasi dunia diperkirakan akan meningkat 2 miliar orang dalam 30 tahun ke depan, bertambah dari 7,7 miliar pada 2019 menjadi 9,7 miliar pada 2050.

"Sembilan negara, termasuk Indonesia, akan mencapai lebih dari setengah proyeksi pertumbuhan antara sekarang dan 2050. Masih terlalu dini, jika saya berasumsi bahwa wabah itu (COVID-19) mungkin merubah proyeksi populasi global," kata Rizal.

5. BKKBN memastikan pasokan alat kontrasepsi di kabupaten dan kota

BKKBN: Akibat COVID-19, Populasi Dunia Tambah 2 Miliar dalam 30 TahunWarga menerima obat kontrasepsi (ANTARA FOTO/Feny Selly)

Rizal mengatakan pelayanan KB sudah seharusnya fokus untuk menjangkau kelompok yang kurang terlayani, terutama di daerah dengan unmet need yang tinggi, termasuk orang miskin dan mereka yang tidak memiliki asuransi kesehatan.

“BKKBN bekerja sama dengan 500 pemerintah daerah, kami memastikan bahwa distribusi alat kontrasepsi dari gudang ke 18 ribu fasilitas kesehatan di kabupaten atau kota sudah sesuai dengan perencanaan re-supply," kata Rizal.

Baca Juga: Begini Layanan Persalinan Ibu Hamil di Tengah Pandemik COVID-19

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya