Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat 

Vaksin terbaru yang mendapatkan izin BPOM adalah Zifivax

Jakarta, IDN Times - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) kembali mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin COVID-19 pada Kamis (7/10/2021).

Vaksin Zifivax yang dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical asal China menjadi vaksin kesepuluh yang telah memperoleh EUA dari BPOM. Tambahan vaksin COVID-19 asal China ini menjadi alternatif bagi masyarakat untuk mendapatkan vaksin untuk menuju herb immunity.

Berikut 10 jenis vaksin COVID-19 yang telah mendapat izin penggunaan darurat dari BPOM.

1. Vaksin Sinovac

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Vaksin Sinovac (Dok. Biro Pers Kepresidenan)

Vaksin Sinovac merupakan vaksin COVID-19 pertama yang mendapatkan izin EUA dari BPOM pada pada hari Senin, 11 Januari 2021.

Berdasarkan uji klinis tahap III yang di gelar di Bandung, vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Research and Development Co.,Ltd memiliki efikasi atau tingkat keampuhan melawan virus COVID-19 sebesar 65,3 persen.

Beberapa efek samping yang biasa terjadi setelah menerima vaksin Sinovac yakni nyeri, kemerahan, atau bengkak di tempat bekas suntikan, demam, badan terasa lelah, mual, dan muntah.

Vaksin diberikan dua dosis. Jumlah setiap dosisnya 0,5 ml, dengan interval pemberian antar dosis selama 28 hari.

Baca Juga: RI Terima 2 Juta Vaksin Sinovac Bantuan dari China

2. Vaksin COVID-19 Bio Farma

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Menristek Bambang Brodjonegoro bersama Direktur Utama Bio Farma Honesti Basyir di Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, pada 29 Juli 2020. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Pada 16 Februari 2021, BPOM kembali mengeluarkan izin penggunaan darurat vaksin COVID-19 yang diproduksi oleh PT Bio Farma (Persero) dengan nomor izin penggunaan EUA 2102907543A1.

Diketahui, pemerintah mengimpor vaksin Sinovac dalam dua bentuk, yakni siap pakai dan bahan baku. Vaksin yang diproduksi oleh PT Bio Farma ini berasal dari bahan baku vaksin yang dikirimkan oleh Sinovac.

Pemberian EUA dikeluarkan kembali karena ada perbedaan kemasan dan tempat produksi. Vaksin Coronavac dikemas dalam bentuk dosis tunggal. Sementara, Vaksin COVID-19 dibungkus dalam bentuk multi dosis. Meski demikian keamanan dan khasiat yang diberikan sama.

3. Vaksin AstraZeneca

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Vaksin Astrazeneca ( ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal)

Pada akhir Februari tepatnya 22 Februari 2021, BPOM menerbitkan EUA untuk vaksin AstraZeneca yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1). .

Berdasarkan data hasil uji klinis, pemberian Vaksin Astra Zeneca dua dosis dengan interval 4 ampai 12 hari. Dari evaluasi khasiat, pemberian vaksin AstraZeneca menunjukkan kemampuan yang baik dalam merangsang pembentukan antibodi, baik pada populasi dewasa maupun lanjut usia.

Efikasi vaksin dengan dua dosis standar yang dihitung sejak 15 hari pemberian dosis kedua hingga pemantauan sekitar dua bulan menunjukkan efikasi sebesar 62,10 persen.

Adapun, kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) yang sering dilaporkan adalah reaksi lokal pada bagian yang disuntik seperti nyeri saat ditekan, kemerahan dan bengkak. Sedangkan efek samping lainnya yaitu kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, nyeri sendi, demam, dan muntah.

4. Vaksin Sinopharm

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Vaksin virus corona (COVID-19) buatan Sinopharm (ANTARA FOTO/REUTERS/Sebastian Castaneda)

Pada 29 April 2021, BPOM mengeluarkan EUA untuk vaksin COVID-19 Sinopharm produksi Institut Produk Biologi Beijing. Pemberian vaksin SARS CoV-2, inactivated Sinopharm dua dosis selang penyuntikan 21 hari hingga 28 hari.

Berdasarkan uji klinis fase III yang dilakukan di Uni Emirates Arab (UAE) dengan subjek sekitar 42 ribu efikasi vaksin ini sebesar 78 persen dan pengukuran imunogenitas setelah 14 hari penyuntikan dosis kedua.

Efek samping lokal berat dilaporkan sangat kecil sekali dengan frekuensi kejadian 0,01 persen. Sedangkan efek samping sistemik, sakit kepala 12 persen, nyeri otot tiga persen.

5. Vaksin Moderna

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat vaksin Moderna (gavi.org)

Pemerintah kembali menambah amunisi untuk melawan COVID-19 dengan menambah vaksin Moderna setelah mendapatkan EUa dari BPOM pada 2 Juli 2021.

Vaksin moderna adalah vaksin hasil teknologi messenger ribonucleic acid (mRNA) dan diperuntukan bagi kelompok usia 18-65 tahun dengan efikasi atau kemanjuran menunjukkan angka 94,1 persen dan 86,4 persen kepada usia di atas 65 tahun.

Adapun efek samping yang paling sering adalah nyeri, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, kejadian ini umumnya didapatkan setelah suntikan kedua.

6. Vaksin Pfizer

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Ilustrasi vaksin Pfizer (Reuters/Dado Ruvic)

Selang dua pekan kemudian, BPOM kembali menerbitkan EUA untuk vaksin COVID-19 Pfizer pada 15 Juli 2021.

Vaksin ini digunakan untuk orang berusia 12 tahun ke atas yang diberikan injeksi intramuscular, dosis 0,3 mL dengan 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 (tiga) minggu.

Berdasarkan data uji klinik fase 3, efikasi vaksin Pfizer pada usia 16 tahun ke atas menunjukan  keberhasilan sebanyak 95,5 persen dan pada remaja usia 12-15 tahun sebesar 100 persen.

Kejadian reaksi yang paling sering timbul dari penggunaan vaksin ini, antara lain nyeri pada tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, nyeri otot, menggigil, nyeri sendi, dan demam.

7. Vaksin Sputnik

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Ilustrasi vaksin Sputnik V buatan Rusia (www.aa.com.tr)

BPOM menerbitkan izin penggunaan darurat untuk vaksin COVID-19 Sputnik V asal Rusia pada 24 Agustus 2021. Vaksin ini untuk orang berusia 18 tahun ke atas, diberikan secara injeksi intramuscular (IM) dengan dosis 0,5 mL untuk 2 kali penyuntikan dalam rentang waktu 3 minggu.

Sementara untuk efikasinya, data uji klinik fase 3 menunjukkan Vaksin COVID-19 Sputnik V memberikan efikasi sebesar 91,6 persen (dengan rentang confidence interval 85,6 persen sampai 95,2 persen.

Efek samping paling umum yang dirasakan adalah gejala menyerupai flu, yang ditandai dengan demam, menggigil, nyeri sendi (arthralgia), nyeri otot (myalgia), badan lemas (asthenia), ketidaknyamanan, sakit kepala, hipertermia, atau reaksi lokal pada lokasi injeksi

8. Vaksin Janssen

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat ilustrasi vaksin janssen (reuters.com/reuters)

Pada 7 September, BPOM mengumumkan EUA terhadap vaksin COVID-19 Johnson & Johnson, yaitu Janssen Covid-19 Vaccine. Vaksin Janssen digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuscular.

Janssen adalah vaksin yang dikembangkan oleh Janssen Pharmaceutical Companies dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad26).

Dalam hal efikasi, berdasarkan data interim studi klinik fase 3 pada 28 hari setelah pelaksanaan vaksinasi, efikasi vaksin Janssen untuk mencegah semua gejala Covid-19 adalah sebesar 67,2 persen.

KIPI lokal yang umum terjadi antara lain nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, sakit kepala, rasa lelah nyeri otot m, mengantuk, mual, muntah, demam, dan diare.

9. Vaksin Convidecia

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat Ilustrasi vaksinasi COVID-19 (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Pemberian izin darurat vaksin Convidecia diumumkan bersamaan dengan vaksin Janssen yaitu pada 7 September 2021.

Vaksin Convidecia merupakan vaksin yang dikembangkan oleh CanSino Biological Inc. dan Beijing Institute of Biotechnology juga dengan platform Non-Replicating Viral Vector menggunakan vector Adenovirus (Ad5).

Sama seperti Janssen, vaksin Covid-19 Convidecia juga digunakan untuk kelompok usia 18 tahun ke atas dengan pemberian sekali suntikan atau dosis tunggal sebanyak 0,5 mL secara intramuskular.

Efikasi untuk vaksin Convidecia pada semua gejala COVID-19 adalah 65,3 persen dan untuk perlindungan terhadap kasus COVID-19 berat adalah 90,1 persen.

Seperti Janssen, efek samping yang sering terjadi adalah nyeri, kemerahan, dan pembengkakan, serta KIPI sistemik yang umum terjadi adalah sakit kepala, rasa lelah, nyeri otot, mengantuk, mual, muntah, demam dan diare.

10. Vaksin Zifivax

Daftar 10 Vaksin COVID-19 yang Telah Mendapat Izin Penggunaan Darurat BPOM Keluarkan EUA Vaksin Zifivax/Youtube BPOM

Terbaru, BPOM mengeluarkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) vaksin virus corona (COVID-19) Zifivax. Vaksin yang dikembangkan oleh Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical ini menggunakan platform rekombinan.

Secara efikasi atau tingkat kemanjuran melawan virus COVID-19, vaksin Zifivax mempunyai tingkat efikasi vaksin capai 81,71 persen setelah 7 hari menerima vaksinasi lengkap. Namun efikasi turun setelah 14 hari mendapat vaksinasi lengkap dengan tingkat efikasi 81,4 persen.

Vaksin ini juga menunjukan efikasi terhadap varian virus Alpha sebesar 92,93 persen, Gamma sebesar 100 persen, Delta 77,4 persen dan Kappa sebesar 90 persen

Vaksin Zifivax diberikan tiga kali suntikan dengan interval satu bulan dengan dosis vaksin diberikan 0,5 milli dan disimpan 2 sampai 8 derajat celcius. Efek samping yang paling sering terjadi adalah nyeri ditempat suntikan, kelelahan, demam.

Baca Juga: Cara Cek Data Vaksinasi COVID-19, Ada Lokasi Vaksinasi Terdekat    

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya